nusabali

Anggota Dewan Meninggal di Kamar Hotel Saat Kunker

Suaminya Juga Meninggal Saat Jadi Anggota DPRD Klungkung

  • www.nusabali.com-anggota-dewan-meninggal-di-kamar-hotel-saat-kunker

Masih dititip RS Ari Santi Desa Mas, jenazah Ni Nyoman Martini akan dikremasi di Krematorium Punduk Dawa hari Kamis

SEMARAPURA, NusaBali
Anggota Fraksi Gerindra DPRD Klungkung, Ni Nyoman Martini, 63, meninggal mendadak di kamar hotelnya saat program kunjungan kerja (Kunker) di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/11) siang. Dugaan sementara, Srikandi Politik asal Banjar Kawan, Desa Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung ini meninggal mendadak akibat serangan jantung.

Informasi yang dihimpun NusaBali, Ni Nyoman Martini mengikuti kegiatan Kunker di Bandung bersama 29 anggota DPRD Klungkung lainnya selama 4 hari, 11-14 November 2020. Sebelum berangkat ke Bandung, anggota Komisi III DPRD Klungkung ini sehat-sehat saja dan sempat menjalani rapid test bersama 29 anggota Dewan lainnya. Hasil rapid testanya non reaktif.

Selama 4 hari menjalankan program Kunker di Badung, Nyoman Martini juga mengikuti kegiatan dengan lancar. Namun, kehebohan terjadi saat para anggota DPRD Klungkung hendak balik ke Bali dari Bandung, Sabtu siang, ketika Nyoman Martini ditemukan meninggal di kamar hotel tempatnya menginap.

Kematian tragis Nyoman Martini terungkap 4 jam sebelum kick off dari Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Tuban (Kecamatan Kuta, Badung) yang dijadwalkan sore pukul 16.40 Wita. Bermula ketika Nyoman Martini tak kunjung keluar kamar hotelnya hingga siang pukul 12.30 Wita. Berkali-kali dihubungi via telepon, terdengar nada sambung namun ponselnya tidak diangkat.

Curiga terjadi sesuatu, Ketua DPRD Klungkung Anak Agung Gde Anom (dari Fraksi PDIP) meminta dua orang staf pendamping untuk mengecek ke kamar Nyoman Martini, yakni Kamar Nomor 28 Lantai 12 hotel tempatnya menginap. Dua staf yang ditutus sang Ketua Dewan, masing-masing I Ketut Susana dan Ida Ayu Suryani (Kabag Keuangan Setwan DPRD Klungkung).

Karena setelah berkali-kali pintu kamarnya diketuk namun tidak ada respons dari Nyoman Martini, kedua staf ini kemudian memanggil petugas hotel agar membuka pintunya. Ternyata, pintu kamar hotel terkunci dari dalam. Maka, kamar Nyoman Martini pun dibuka paksa.

Saat itulah Nyoman Martini ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa dengan posisi telungkup di atas ranjang. Srikandi Gerindra berusia 63 tahun ini ditemukan meninggal dengan hanya mengenakan handuk pada bagian bawah dan memakai baju di bagian atas. Diduga kuat, Nyoman Martini meninggal sehabis mandi.

Jasad Nyoman Martini kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Sartika Asih Bandung untuk pemeriksaan lebih lanjut. Ketua DPRD Klungkung AA Gde Anom bersama Sekwan DPRD Klungkung, I Wayan Sudiarta, dan sejumlah staf Setwan pun pilih tetap mendampingi jenazah Nyoman Martini di RS Bhayangkara Sartika Asih, sembari menunggu keluarganya datang.

Sedangkan, 28 anggota DPRD Klungkung lainnya sore itu terbang ke Bali, sesuai jadwal. Berdasarkan pemeriksaan medis di rumah sakit, Martini diperkirakan sudah meninggal dunia, Sabtu pagi sekitar 4 jam sebelum kematiannya terungkap. Jenazah sang anggota Dewan sudah dipulangkan ke Bali, Minggu (15/11) siang. Nyoman Martini berpulang buat selamanya dengan meninggalkan 4 orang anak yang semuanya dokter dan 11 cucu.

Nyoman Martini berpulang ke alam sunya mengikuti almarhum suaminya, I Ketut Sukandha, yang telah lebih dulu meninggal dunia akibat sakit, 8 Juni 2018 lalu. Sang suami, Ketut Sukandha, dulu juga meninggal ketika masih menjadi anggota Fraksi Gerindra DPRD Klungkung 2014-2019. Setelah suaminya meninggal, Martini maju ta-rung berebut kursi DPRD Klungkung dari Gerindra Dapil Kecamatan Dawan dalam Pileg 2019 dan berhasil lolos.

Sementara itu, Ketua DPRD Klungkung AA Gde Anom mengatakan Nyoman Martini tidak ada mengeluh sakit apa pun sebelum ditemukan meninggal di kamar hotel. Bahkan, Martini tampak begitu sehat selama 4 hari mengikuti Kunker di Bandung.

Sehari sebelum ditemukan meninggal, kata Gung Anom, Martini juga sempat menerima tamu dari keluarganya yang tinggal di Bandung, Jumat (13/7) malam. Namun, keesokan harinya, politisi sepuh ini ditemukan tak bernyawa. “Dari keterangan dokter, Ibu Martini diduga terkena serangan jantung,” terang Gung Anom, Minggu kemarin.

Bagi rekan-rekannya sesama anggota DPRD Klungkung, Srikandi Politik kelahiran 21 Juni 1957 yang kerap dipanggil Oma ini dikenal sebagai sosok wanita yang ceria dan sangat loyal. Bahkan, sosok keibuannya menjadi tauladan bagi para anggota DPRD Klungkung yang usianya rata-rata lebih muda.

Wakil Ketua DPRD Klungkung dari Fraksi Gerindra, I Wayan Baru, mengaku tidak menyangka Nyoman Martini meninggal seperti itu. Apalagi, saat mengikuti Kunker di Bandung, Martini terlihat sehat dan cerita, serta beraktivitas seperti biasa. "Beliau sangat ceria, tidak ada sama sekali gejala sakit," ujar Wayan Baru yang juga Ketua DPC Gerindra Klungkung.

Menurut Wayan Baru, Gerindra sangat kehilangan kader senior dan loyal atas meninggalnya Martini. "Kami keluarga besar partai Gerindra sangat berduka," tandas politisi Gerindra asal Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida ini.

Nyoman Martini sendiri baru satu periode duduk di DPRD Klungkung, melanjutkan kiprah suaminya yang meninggal pada 8 Juni 2018 saat masih menjadi anggota Dewan dari Fraksi Gerindra. Dalam Pileg 2019 lalu, Martini—yang kini Wakil Ketua Bidang Perempuan DPC Gerindra Klungkung---selaku caleg new comer lolos ke DPRD Klungkung 2019 dari Gerindra Dapil Kecamatan Dawan, dengan perolehan 2.074 suara.

Dalam Pileg 2019, Gerindra dapat 2 kursi legislatif dari Dapil Kecamatan Dawan. Martini kala itu lolos bersama Anak Agung Sayang Supartha, caleg incumbent Gerindra yang memperoleh 2.151 suara. Sedangkan 3 jatah kuri lagi dari Dapil Kecamatan Dawan, direngkuh caleg asal parpol berbeda, yakni I Nengah Ary Priadnya (PDIP/2.370 suara), Nengah Ariyanta (PDIP/2.184 suara), I Wayan Mardana (Gol-kar/1.791 suara), dan Wayan Mudayana (NasDem/1.191 suara).

Di sisi lain, Bendesa Adat Besan, I Ketut Wardana, mengatakan jenazah Nyoman Martini rencananya akan dikremasi di Krematorium kawasan Banjar Pundukdawa, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung pada Wraspati Wage Medangkungan, Kamis (19/11). Hingga Minggu kemarin, jenazah almarhum masih dititip di RS Arisanti, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar.

Menurut Ketut Wardana, jauh sebelum meninggal, almarhum Nyoman Martini sempat berpesan kepada anaknya jika nanti meninggal dunia, agar dikremasi saja supaya keluarga tidak repot. “Pesan itu disampaikan almarhum berselang setahun pasca suaminya meninggal,” kenang Wardana kepada NusaBali, Minggu kemarin. *wan

Komentar