nusabali

Ibu-Ibu Lintas Agama Pelatihan Buat Eco Enzyme

  • www.nusabali.com-ibu-ibu-lintas-agama-pelatihan-buat-eco-enzyme

AMLAPURA, NusaBali
Puluhan ibu-ibu lintas agama mengikuti pelatihan membuat eco enzyme di Yoga Center Ananda Marga,  Lingkungan Paya, Kelurahan Padangkerta Kecamatan Karangasem, Sabtu (14/11).

Pelatihan ini digelar atas kerja sama Forpela (Forum Perempuan Lintas Agama) Karangasem, dikoordinasikan Ketuanya, Ni Made Suradnyani, dan pembina Yoga Center Ananda Marga dr I Ketut Budiarta.

Eco enzyme merupakan cairan hasil fermentasi, berbahan sampah rumah tangga dari sisa kulit buah dan sayuran. Kegiatan ini dihadiri, Ketua FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Karangasem Dr Ni Nengah Rustini MAg, Ketua Forpela Ni Made Suradnyani, Sekretaris Forpela Ni Made Laba Dwikarini, instruktur pembuatan eco enzyme dr I Ketut Budiarta, Ketua WHDI Karangasem Nyonya Somawati Sukerana, perwakilan dari Persekutuan Wanita Kristen Indonesia, Gereja Stasi Fransiskus, Forum Ibu Buddhis, dan lain-lain.

Budiarta memperkenalkan, eco enzyme merupakan hasil fermentasi dari campuran molase (sisa pengolahan gula dan mengandung asam organik) dengan sampah organik terutama dari buah dan sayur dan air. Fermentasi selama tiga bulan. Cara membuatnya sangat sederhana. Campuran itu ditempatkan dalam botol tertutup. Setelah tiga bulan bisa panen, maka hasilnya dibagi dua bagian, bagian cairan yang telah disaring dan bagian ampas. Jelas dia, cairan eco enzyme banyak manfaat. Bisa untuk pupuk organik, buat mencuci perabot rumah tangga, bisa untuk mencuci pakaian, bisa untuk pembersih lantai, pembersih kamar mandi, menghilangkan bau di kamar mandi, pengharum ruangan, untuk alat kecantikan, dan sebagainya.

Saat merayakan HUT ke-1 Nusantara Eco Enzyme, komunitas ibu-ibu pencinta lingkungan se-Karangasem melakukan aksi penyelamatan lingkungan dengan menuangkan eco enzyme di Sungai Subangan, Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Minggu (25/11). Tujuannya agar air sungai yang telah tercemar normal kembali. Kegiatan ini juga untuk mengurangi beban TPA (tempat pembuangan akhir) dengan memisahkan sampah organik dengan sampah anorganik. Sampah organik diolah jadi eco enzyme, sedangkan sampah anorganik dibuang ke TPA.

Puluhan ibu-ibu antusias mengikuti pelatihan dan praktik. Setiap ibu-ibu peserta pelatihan, setelah berakhir pelatihan diberikan eco enzyme satu botol, untuk digunakan di rumahnya, selanjutnya disarankan membuat sendiri. "Jika telah mengetahui manfaatnya, ingin terus memproduksi sendiri. Sebab, eco enzyme tidak ada yang jual," kata Budiarta.

Ketua Forpela Ni Made Suradnyani mengapresiasi pelatihan itu, sehingga ibu-ibu lintas agama memiliki kesibukan di rumah masing-masing. "Apalagi bahan bakunya sangat murah dengan memanfaatkan sisa sampah sayur dan kulit buah," kata Ni Made Suradnyani.

Tambah Ni Made Laba Dwikarini, selama ini telah memberikan pelatihan membuat eco enzyme kepada ibu-ibu rumah tangga di BTN Taman Asri, Jalan Sudirman Amlapura. "Saya sudah beri pelatihan, dan banyak ibu-ibu telah bisa memproduksi sendiri," kata Ni Made laba Dwikarini.

Ketua FKUB Karangasem Ni Nengah Rustini menyarankan pengetahuan tentang pembuatan eco enzyme ini agar disebarluaskan kepada ibu-ibu di Karangasem. Sehingga ibu-ibu bisa memproduksi eco enzyme. "Apalagi manfaatnya cukup banyak, dan tidak perlu mengeluarkan biaya, hanya memanfaatkan sampah rumah tangga dari sayur dan kulit buah," jelas Ni Nengah Rustini. *k16

Komentar