nusabali

Dari High Class, sampai 'Akar Rumput' pun Diamankan

Upaya Pebisnis Kopi di Tengah Pandemi

  • www.nusabali.com-dari-high-class-sampai-akar-rumput-pun-diamankan

DENPASAR,NusaBali
Pebisnis kopi harus kreatif dan selalu dituntut berinovasi mempertahankan pasar di tengah pandemi Covid-19.

Karena jika tidak, ancaman pengurangan pasar bisa saja terjadi. Hal itulah yang dilakukan I Komang Sukarsana, seorang pelaku usaha kopi ‘ Bali Arabica’ dari Kintamani, Bangli.

“Memang kami dituntut untuk selalu berinovasi,” ujar Komang Kopi, sapaan pelaku UMKM binaan Bank Indonesia (BI), Jumat (13/11).

Salah satunya mempertahankan dan memperluas pasar. “Kita tidak hanya untuk pasar level atas saja, namun semua segmen pasar,” tambahnya.

Modusnya juga beda-beda. Ada dengan pola business to business (b to b), optimalisasi online atau business to costumer (b to c), hingga pasar umum atau ‘akar rumput’.

Untuk pola B to B, kata Sukarsana lebih banyak dalam bentuk pasokan bahan baku. Sebagian paparnya, untuk pabrikan atau  roaster kopi di kota-kota di Jawa. Antara lain Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang dan lainnya. Untuk pola B to B ini, ‘mainnya’ di kuintalan.

Yang kedua optimalisasi pasar online. Model ini lebih pada konsumsi langsung dalam bentuk kopi olahan  yakni kopi sachet, karena sasarannya ke konsumen langsung. Inilah yang disebut B to C. “Ngopi kan juga menjadi  life style,” ungkapnya. Karena itulah kemasannya didesain menarik dan unik.

Terus yang ketiga mempertahankan pasar masyarakat umum di akar rumput. Lebih pada kebiasaan penikmati kopi di masyarakat. Konsumsi kopi di masyarakat, menurut Sukarsana jelas tinggi. Karena boleh dikata, rata-rata orang terbiasa ngopi. Maupun konsumsi kopi untuk kebutuhan hajatan seperti upacara adat keagamaan.

“Jadi memang harus terus berkreasi dan berinovasi untuk menjaga pasar,” ujarnya. Apalagi pasar ekspor sementara masih terganggu,karena pandemi Covid-19. *K17

Komentar