nusabali

430 Krama Banjar Tebongkang Harus Tes Swab

Positif Covid-19 Klaster Upacara di Ubud Bertambah Jadi 32 Orang

  • www.nusabali.com-430-krama-banjar-tebongkang-harus-tes-swab

GIANYAR, NusaBali
Jumlah kasus positif Covid-19 dari klaster upacara pernikahan dan penguburan jenazah di Banjar Tebongkang, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Gianyar bertambah menjadi 32 orang.

Menyusul ledakan kasus Covid-19 klaster upacara tersebut, ratusan warga Banjar Tebongkang harus menalani uji swab massal, sejak Jumat (13/11) pagi.

Kadis Kesehatan Kabupaten Gianyar, dr Ida Ayu Cahyani, menyatakan awalnya per 11 November 2020 ada 28 orang di Banjar Tebongkang, Desa Singakerta yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari klaster upacara pernikahan dan penguburan jenazah. Kemudian, jumlah positif Covid-19 bertambah menjadi 32 orang per 12 November 2020.

Mereka yang positif Corona ini semuanya dari klaster upacara pernikahan di rumah keluarga IKM pada 29 Oktober 2020 dan prosesi penguburan jenazah keluarga KY pada 1 November 2020. Dua keluarga berbeda yang menggelar upacara pernikahan dan penguburan jenazah ini, masih dalam satu banjar dan tunggal (satu) dadia atau kawitan.

Dari 32 kasus positiuf Covid-19 klaster upacara di Banjar Tebongkang ini, 2 orang kini dirawat di RS PTN Unud (Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung) dan1 orang dirawat di RSUD Sanjiwani Gianyar. Sedsangkan 29 orang lagi hingga kemarin masih isolasi mandiri di rumahnya masing-masing dan tenga dipayakan untuk pindak karantina ke hotel.



Menyusul adanya 32 orang positif Covid-19 dari klaster upacara ini, 70 warga Banjar Tebongkang harus menjalani swab massal, Jumat pagi. Pengambilan sampel swab dilaksanakan Dinas Kesehatan Gianyar di Wantilan Pura Dalem Desa Adat Tebongkang, Desa Singakerta, sejak pagi pukul 06.30 Wita hingga 08.00 Wita.

Menurut dr Ida Ayu Cahyani, karena berdasarkan hasil tracing diketahui mereka yang sempat kontak erat mencapai ratusan orang, maka uji swab massal warga Banjar Tebongkang akan dilanjutkan lagi, Sabtu (14/11) ini. “Ya, besok (hari ini) akan dilakukan lagi tes swab bagi warga yang sempat kontak erat,” jelas Dayu Cahyani di Wantilan Pura Dalem Desa Adat Tebongkang, Jumat kemarin.

Dayu Cahyani menjelaskan, uji swab massal ini dilakukan sebagai upaya mengungkap sebaran kasus Covid-19, sehingga bisa dilakukan tindak lanjut yang tepat. "Karena ini sebuah pandemi, kita selesaikan berdasarkan epidemiologi. Perluasan tracing dengan tes swab terhadap kontak erat. Semua kasus terkonfirmasi harus masuk karantina,” tegas Dayu Cahyani.


Disebutkan, asumsinya satu orang terkonfirmasi positif Covid-19, kontak erat dengan 20 orang. Karenanya, jumlah warga Banjar Tebongkang yang harus menjalani uji swab mencapai 430 orang. “Termasuk juga tamiu yang hadir saat upacara (pernikahan dan penguburan jenazah,” papar Dayu Cahyani.

Sebagai upaya memperkecil sebaran virus Corona, Dayu Cahyani pun meminta Satgas Covid-19 Desa Singakerta bersama Satgas Gotong Royong Desa Adat Tebongkang untuk membatasi mobilisasi di wilayahnya. Artinya, harus dilakukan pembatasan orang keluar masuk wilayah.

Menurut Dayu Cahyani, saat ini Tim Surveillance sedang melakukan investigasi kasus Covid-19 klaster upacara di Banjar Tebongkang tersebut. "Kita harapkan dalam satu-dua minggu ke depan tidak ada penularan tambahan," katanya sembari mengimbau masyarakat setempat lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M: memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak fisik.

Dayu Cahyani selaku Kadis Kesehatan Gianyar mengaku sangat serius dan tegas menindaklanjuti ledakan 32 kasus Covid-19 klaster upacara di Banjar Tebongkang ini. Dayu Cahyani bersama timnya pun sempat menyambangi langsung rumah dua keluarga di Banjar Tebongkang yang jadi klaster penyebaran Covid-19, yakni tuan rumah upacara pernikahan dan upacara pemakaman jenazah.

Saat sambangi dua keluarga tersebut, Kamis (12/11), Dayu Cahyani didampingi Camat Ubud Ida Bagus Suamba, Perbekel Singakerta I Ketut Murja, Kelian Banjar Tebongkang Dewa Gede Putu Saputra, dan jajaran terkait. Dewa Gede Putu Saputra sendiri adalah kelian banjar yang sekaligus Ketua Satgas Gotong Royong Covid-19 Desa Adat Tebongkang.

Kedua keluarga yang awalnya menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing, Jumat kemarin diminta untuk bersiap lakukan karantina di Hotel Maxone Ubud atau Suly Resort. Kebetulan, rumah dua keluarga ini berdekatan. Rumah keluarga tempat upacara pernikahan berada di sisi barat, sementara keluarga yang punya hajatan penguburan jenazah di sisi timur.

Dayu Cahyani sekaligus memberikan pemahaman kepada mereka terkait pelaksanaan karantina. "Kalau karantina, kalian diawasi ketat. Ini sesuai Undang-undang Wabah. Jadi, bukan pasien yang menentukan, tapi pemerintah. Maka, mohon semua yang positif Covid-19 wajib karantina," pinta Dayu Cahyani.

Sementara, Ketua Satgas Gotong Royong Desa Adat Tebongkang, Dewa Gede Putu Saputra, mengaku mnasih menunggu petunjuk lebih lanjut terkait instruksi pembatasan mobilitas warga diu wilayahnya. "Pada intinya, kami siap melakukan pembatasan mobilitas penduduk. Kalau memang ada perintah dari pemerintah, kami akan lakukan. Tapi, sampai hari ini (kemarin) belum ada perintah," papar Dewa Saputra.

Menurut Dewa Saputra, Satgas Gotong Royong Desa Adat Tebongkang saat ini masih membantu Tim Surveilance melakukan tracing contact. Terlebih, prediksi penularan virus di kawasan ini mencapai ratusan orang. "Warga sudah kami informasikan agar datang melakukan uji swab. Hampir 99 persen dari mereka yang masuk list, hadir untuk uji swab. Memang ada beberapa yang tidak hadir karena mereka sudah menjalani swab sebelumnya, sambil nunggu hasil," jelas Dewa Saputra. *nvi

Komentar