nusabali

RSUD Buleleng Didorong Standarkan Ruangan Isolasi

Kasus Covid-19 di Bali Kembali Melonjak Pasca Mereda 16 Hari

  • www.nusabali.com-rsud-buleleng-didorong-standarkan-ruangan-isolasi

SINGARAJA, NusaBali
RSUD Buleleng sebagai rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Kabupaten Buleleng, secara bertahap memenuhi sarana prasarana yang diperlukan.

Setelah Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) beroperasi, ke depan RSUD Buleleng didorong untuk memenuhi standar ruang isolasi bertekanan negatif.


Hal itu disampaikan Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng, I Gede Suyasa, saat mengecek Ruang Isolasi RSUD Buleleng, Jalan Ngurah Rai Singaraja, Rabu (11/11). Menurut Gede Suyasa, ruang isolasi untuk pasien Covid-19 di RSUD Buleleng saat ini baru menggunakan exhaust fan, yang merupakan standar minimal ruang isolasi. Jika dilengkapi dengan alat bertekanan negatif, dapat meningkatkan standar Ruang Isolasi RSUD Buleleng untuk fungsi yang lebih maksimal.

“Saya minta Dirut RSUD Buleleng usulkan pengadaan alat bertekanan negatif untuk mendukung ruang isolasi. Ini tidak saja penting bagi pasien Covid-19 yang bergejala sedang dan berat, tapi bisa juga untuk pasien penyakit menular lainnya, seperti HIV dan TBC. Jadi, jangka panjang tetap dipakai,” terang Suyasa yang juga Sekda Kabupaten Buleleng.

Sementara, Drirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha, menyatakan standar terbaik ruang isolasi adalah dilengkapi dengan alat bertekanan negatif. Tujuannya, jika ada lepasan mikro partikel kuman, akan terserap dan terbuang dengan aman melalui alat bertekanan negatif tersebut.

Menurut Arya Nugraha, sejauh ini RSUD Buleleng belum punya ruangan isolasi dengan tekanan udara negatif. Yang ada baru dilengkapi dengan exhaut fan.  “Hal tersebut sudah menjadi rekomendasi dari WHO, minimal menggunakan exhaust fan,” papar Arya Nugraha, yang kemarin ikut dampingi Sekda Gede Suyasa cek Ruang Isolasi RSUD Buleleng.

Arya Nugraha pun mengaresiasi kesempatan yang diberikan pemerintah daerah kepada RSUD Buleleng untuk ajukanan pengadaan lat bertekanan negatif. Pengadaan alat ini kepentingannya bukan hanya saat pandemi Covid-19 seperti sekarang, tapi juga mengantisipasi penyakit menular lainnya yang menular lewat udara (airbone) dan lewat droplet yang tersebar di udara.

“Kita tidak pernah tahu ada penyakit baru yang penularannya airbone. Kalau kita sudah memiliki ruang isolasi bertekanan udara negatif, bisa memberikan pelayanan maksimal kepada pasien dan juga melindungi tenaga kesehatan,” tandas Arya Nugraha.

Pengadaan satu sirkuit alat tekanan udara negatif, kata Arya Nugraha, membutuhkan anggaran Rp 1,5 miliar. Rancangannya nanti ruang isolasi itu tidak hanya difungsikan untuk ruang isolasi, tetapi juga dapat merangkum modul-modul pelatihan kepada rumah sakit lainnya yang dijual dengan sertifikasi.

RSUD Buleleng sendiri kini sudah dilengkapi Laboratorium PCR, yang dio-perasikan mulai Rabu kemarin. Menurut Kepala Instalasi Laboratorium PCR RSUD Buleleng, dr Arimas, untuk sekali beroperasi, alat PCR ini dapat meme-riksa 97 specimen swab, dengan waktu pengujian selama 4-5 jam. Dengen keberadaan Laboratorium PCR ini, uji swab untuk mengetahui status kesehatan apakah tertular Covid-19 atau tidak bisa lebih cepat dilakukan.

Hingga saat ini, pandemi Covid-19 di Buleleng masih terus berkecamuk, ditangai dengan muncuilnya 8 kasus baru per Rabu kemarin, bersamaan dengan 5 pasien berhasil sembuh. Tambahan 8 kasus baru ini tersebar di empat kecamatan, yaknu Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Buleleng, Kecamatan Seririt, dan Kecamatan Busungbiu. Sedangkan dari 5 pasien sembuh kemarin, 3 orang di antaranya asal Kecamatan Sawan, sementara sisanya masing-masing asal Kecamatan Tejakula, dan Kecamatan Buleleng.

Dengan tambahan ini, jumlah kumulatif positif Covid-19 di Buleleng saat ini mencapai 1.120 kasus. Dari jumlah itu, 1.030 orang di antaranya sudah berhasil sembuh, 36 orang masih dalam perawatan, dan 54 orang lagi meninggal. Tingkat kesembuhan Covid-19 di Buleleng kini mencapai 91,96 persen.

Sementara itu, Provinsi Bali kembali diwarnai tambahan kasus Covid-19 cukup signifikan, setelah selama 16 hari sempat agak reda. Per Rabu kemarin, di Bali muncul 93 kasus baru Covid-19, bersamaan dengan 53 pasien berhasil sembuh. Sebelumnya, sejak 26 Oktober 2020, kasus baru harian di Bali selalu berada di bawah angka 75.

Berdasarkan data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Bali, tambahan kasus terbanyak per Rabu kemarin terjadi di Kota Denpasar mencapai 31 kasus baru. Disusul kemudian di Kabupaten Gianyar dengan 21 kasus baru, Badung (13 kasus baru), Tabanan (11 kasus baru), Buleleng (8 kasus baru), Bangli (5 kasus baru), Karangasem (2 kasus baru), dan Klungkung (1 kasus baru). Satu-satunya daerah di Bali yang nihil kasus baru adalah Jembrana.

Dengan tambahan 93 pasien baru per Rabu kemarin, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali kini mencapai 12.430 kasus. Berdasarkan klasifikasi penyebarannya, terbanyak merupakan kasus transmisi lokal yakni 12.025 orang atau 96,74 persen dari total 12.337 kasus positif. Sisanya, 297 orang imported case dari PMI yang punya riwayat perjalanan ke luar negeri (2,40 persen), 100 orang imported case dari riwayat perjalanan ke luar daerah Bali (0,80 persen), dan 8 orang WNA (0,06 persen).

Daerah di Bali yang paling parah terpapar Covid-19 masih tetap Denpasar, yakni mencapai 3.437 kasus, yang mana 3.367 orang di antaranya merupakan transmisi lokal. Disusul kemudian Badung dengan 2.157 kasus positif Corona, Gianyar 1.603 kasus), Buleleng (1.120 kasus), Karangasem (939 kasus), Klu-ngkung (888 kasus), Tabanan (875 kasus), Bangli (863 kasus), dan Jembrana (473 kasus).

Pada hari yang sama, Rabu kemarin, terdapat 53 pasien sembuh di Bali. Tambahan pasien sembuh terbanyak berada di Denpasar mencapai 19 orang, disusul Badung (15 pasien sembuh), Buleleng (5 pasien sembuh), Tabanan (4 pasien sembuh), Klungkung (3 pasien sembuh), Jembrana (3 pasien sembuh), Bangli (2 pasien sembuh), Gianyar (1 pasien sembuh), dan luar daerah (1 pasein sembuh).

Dengan tambahan 53 pasien sembuh kemarin, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali yang sudah berhasil sembuh kini mencapai 12.433 orang. Angka kesembuhan di Bali kini mencapai 91,98 persen dari total 12.430 kasus positif atau turun sekitar 0,26 persen dibanding sehari sebelumnya. Ini menjauh dari rekor tingkat kesembuhan tertinggi di Bali selama pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung 8 bulan, yang mencapai 92,24 persen per 10 November 2020.



Sekadar dicatat, tingkat kesembuhan tertinggi se-Bali saat ini terjadi di Jembrana mencapai 95,77 persen (453 orang sembuh dari total 473 kasus positif), disusul Klungkung di posisi kedua dengan angka kesembuhan 95,61 persen (849 orang sembuh dari total 888 kasus positif).

Yang menggembirakan, per Rabu kemarin di Baloi nihil kasus kematian paisen Covid-19. Secara keseluruhan jumlah pasien Covid-19 di Bali yang meninggal dunia hingga saat ini mencapai 402 orang atau 3,23 persen dari total 12.430 kasus positif. Pasien yang meninggal terdiri dari 399 orang WNI dan 3 orang WNA.

Dari jumlah itu, korban meninggal terbanyak berada di Denpasar mencapai 80 orang, disusul Gianyar (70 orang), Buleleng (54 orang), Karangasem (51 orang), Badung (45 orang), Tabanan (37 orang), Bangli (34 orang), Klungkung (17 orang), dan Jembrana (11 orang). Sedangkan pasien Covid-19 di Bali yang masih dalam perawatan hingga kemarin tinggal 595 orang atau hanya 4,79 persen dari total 12.430 kasus positif Corona. *k23,ind

Komentar