nusabali

Eksportir Minta Diperbanyak Lagi

Pasca Garuda Terbangi Denpasar-Hongkong

  • www.nusabali.com-eksportir-minta-diperbanyak-lagi

Harapan kami sebagai eksportir, makin banyak dibuka penerbangan langsung tentu makin bagus. Memangkas biaya ekspor, sehingga produk buah atau hortikultura Bali jadi lebih kompetitif.

DENPASAR,NusaBali
Kalangan ekportir produk hortikultura, khususnya buah-buahan meminta pemerintah memperbanyak rute penerbangan langsung ke manca negara. Tujuannya membuka akses pasar, dengan biaya yang lebih murah.

Hal tersebut disampaikan kalangan ekspotir Bali  pasca dibukanya  penerbangan rute kargo khusus Garuda dari Denpasar ke Hongkong, pada Sabtu (7/11) lalu.  

“Harapan kami sebagai eksportir, makin banyak dibuka penerbangan langsung tentu makin bagus,” ujar  Anak Agung Gede Agung Wedhatama, eksportir buah asal Singaraja, Buleleng.

Menurutnya,  penerbangan langsung rute kargo khusus tersebut tentu memangkas biaya ekspor, sehingga produk buah atau hortikultura Bali menjadi lebih kompetitif.

“Kita sambut positif kebijakan pemerintah ini,” kata Gung Weda, sapaan akrab Anak Agung Gede Agung Wedhatama.

Tak hanya ke Hongkong, Gung  Weda berharap penerbangan langsung bisa dibuka kembali ke negara- negara lainnya. Bagi petani atau eksportir buah adalah penerbangan langsung ke China. Alasannya China merupakan pasar pasti produk buah- buahan dari Bali. Diantaranya manggis dan buah naga.

Bahkan untuk manggis saat inipun tetap ada permintaan. Hanya saja, saat ini belum musim manggis, sehingga tidak mungkin ekspor manggis. Bulan depan, kata Ketua Komunitas Petani Muda Keren itu, barulah ekspor manggis bisa dilakukan.

Sedangkan rencana saat ini, kata Gung Weda, pihaknya baru akan mempersiapkan penjajagan ekspor buah naga. Menurutnya, untuk ekspor buah naga saat sedang melakukan pembahasan dengan buyer, menyangkut ongkos kargo.

“Yang pasti penerbangan langsung itu yakin berpengaruh pada upaya peningkatan ekspor produk buah dari Bali,”kata Gung Weda.

Hal senada disampaikan Ketua Asosiasi Produsen dan Eksportir Handicraft Indonesia (Asephi) Bali I Ketut Dharma Siadja. “Jelas kebijakan untuk baik, kami dukung hal itu,” ujar pengusaha handicraft asal Desa Mas, Kecamatan Ubud.

Sejumlah komoditas handicraft yakni kerajinan (perak) dan tekstil dapat memanfaatkan kargo utara untuk mempercepat akses kepada  kepada buyer. “Itu (kargo) baik untuk tekstil dan perak,” ujar Dharma Siadja.

Sedang handicraft kayu, kata Dharma Siadja, pengiriman dengan container karena volumenya besar. Dharma Siadja juga optimistis penerbangan langsung akan meningkatkan volume ekspor ke depan.

“Saat ini saja (pandemi) astungkara, ekspor handicraft kita  tetap jalan,” ujar Dharma Siadja.  Dua pasar yakni pasar Amerika Serikat dan Eropa sudah mulai ada permintaan produk kerajinan dari Bali. Diluar pasar Amerika dan Eropa, kata Dharma Siadja, belum ada permintaan. “Mungkin masih terdampak Covid-19,” kata Dharma Siadja, menduga. *K17.

Komentar