nusabali

Pendidikan Non Formal Kecipratan Program PKHP

  • www.nusabali.com-pendidikan-non-formal-kecipratan-program-pkhp

SINGARAJA, NusaBali
Pemberdayaan masyarakat untuk menggerakkan ekonomi pada masa pandemi Covid-19  menyasar seluruh elemen masyarakat.

Pemerintah pusat pun mengucurkan dana untuk program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan (PKHP) menyasar sektor pendidikan non formal. Peserta diberikan bekal keterampilan sesuai kearifan lokal tempat tinggal mereka untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Salah satu penerima program PKHP Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Widya Aksara yang berlokasi di Desa Tigawasa Kecamatan Banjar Buleleng.  Dengan anggaran Rp 50 juta, PKBM Widya Aksara merekrut 50 orang siswa dan juga ibu rumah tangga yang tidak bekerja untuk dilatih membuat keterampilan tas keben dan kipas souvenir berbahan dasar bambu.

Ketua PKBM Putu Ayu Hervina Sanjayanti dihubungi Senin (9/11), menjelaskan program PKHP sudah berjalan sejak bulan Oktober lalu. Puluhan peserta yang dibagi menjadi dua kelompok mengikuti pelatihan dengan 10 kali pertemuan. “Ini adalah program pemerintah pusat yang diturunkan ke daerah kemudian disalurkan ke pendidikan non formal. Target ke depannya peserta ini punya keterampilan dan dapat berproduksi keberlanjutan sebagai sumber penghasilan baru,” kata Hervina yang juga dosen Undiksha ini.

Ibu rumah tangga dan juga siswa PKBMnya yang rata-rata bisa menganyam bambu untuk keben (alat banten) dalam program PKHP diinovasikan sehingga produksinya bisa lebih bervariasi. Mereka pun dilatih pelatih yang memang kompeten di bidangnya. Selain mendapatkan pelatihan diakhir program akan diberikan permodalan sebesar Rp 150-200 ribu per orang. Selain itu hasil karya peserta akan dititipkan di toko souvenir atau art shop untuk pemasaran. “Mereka nanti juga difasilitasi dan diajarkan bagaimana cara pemasaran melalui online, nanti akan didatangkan juga pemateri dari Dinas Dagrinkop UKM Buleleng,” jelas dia.

Satu set tas keben dari ayaman bambu dihargai Rp 300-350 ribu, sedangkan untuk kipas bambu satu buahnya dijual dengan Rp 5.000 – 7.000. Sejauh ini menurut Hervina tidak ada hambatan yang berarti, hanya pada jadwal pelatihan dan cuaca hujan belakangan yang berpengaruh pada kehadiran peserta tak bisa seratus persen.

Sementara itu Sekretaris Disdikpora Buleleng Ida Bagus Surya Bharata dikonfirmasi terpisah untuk program PKHP Kabupaten Buleleng mendapatkan total bantuan dari pusat sebesar Rp 350 juta menyasar 10 lembaga pendidikan non formal di Buleleng. “Programnya sudah berjalan sejak September, kalau tidak ada halangan tanggal 26 November ini kami rancang untuk gebyar pameran hasil keterampilan mereka selama sehari,” jelas Surya Bharata.

Program PKHP di Buleleng yang dituangkan dalam pelatihan di bidang tata boga, keterampilan anyaman diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat baik pada masa pandemi maupun menyongsong tatanan kehidupan baru pasca pandemi. *k23

Komentar