nusabali

Ratusan IKM di Tabanan Terpuruk

Dampak Pandemi Covid-19 Sejak Maret 2020

  • www.nusabali.com-ratusan-ikm-di-tabanan-terpuruk

Di tengah pandemi Covid-19, pelaku industri sangat terpukul. Bahkan IKM Tabanan yang terdampak ada yang mandeg hingga banting stir menggeluti usaha lain.

TABANAN, NusaBali
Pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 dan belum ada kepastian kapan akan berakhir, sangat berdampak kepada para perlaku Industri Kecil Menengah (IKM) di Tabanan. Sesuai data di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tabanan, baik IKM formal dan informal, tercatat 900 lebih IKM di Tabanan. Dari jumlah itu diprediksi setengahnya atau sekitar 450 usaha terpuruk.

Kasi Aneka Industri Disperindag Tabanan I Gede Sukaja, seizin Kepala Disperindag Tabanan I Gusti Arya Wardana, mengatakan di tengah pandemi Covid-19, pelaku industri sangat terpukul. Bahkan IKM Tabanan yang terdampak ada yang mandeg hingga banting stir menggeluti usaha lain. “Seperti kita ketahui, karena pandemi ini, seluruh sektor usaha terpengaruh, tak hanya pariwisata saja,” ungkapnya, Jumat (6/11).

Kata dia, dilihat dari perkembangannya sekarang, IKM yang masih bertahan adalah IKM yang menjual olahan pangan dan olahan hasil pertanian. Sedangkan IKM yang bergelut di bidang kerajinan, tidak bisa bergerak leluasa lagi. Karena tidak lagi bisa melakukan ekspor barang. “Kondisi ini yang menyebabkan mereka terpuruk,” imbuhnya.

Menurutnya, dari 900 lebih IKM baik formal dan informasi, sesuai data di tahun 2019 akhir, setengahnya terdampak atau terpuruk karena pandemi Covid-19. “Tetapi jumlah ini kemungkinan masih banyak yang belum sempat kami data, karena banyak yang belum melaporkan diri,” tegasnya.

Diterangkan Sukaja, kondisi keterpurukan IKM belum bisa diprediksi sampai kapan akan berakhir.  Mengingat pandemi Civid-19 belum bisa diprediksi kapan akan benar-benar hilang. "Kalau jumlah usaha yang tutup, kami belum bisa pastikan. Sebab tahun ini tidak ada anggaran untuk pendataan karena banyak anggaran dialihkan untuk penanganan Covid-19," terangnya.

Guna membantu agar IKM kembali menggeliat, jelas Sukaja, Disperindag sudah memberikan motivasi dan pendampingan baik melalui media online maupun kunjungan langsung ke lapangan.

Sukaja mengaku sudah membuat group whatsapp IKM Disperindag sebagai sarana untuk memberikan informasi usaha lewat zoom meeting. “Sekarang kami dari Disperindag juga mengajak petani budidaya Nilam, karena dari Nilam ini masyarakat bisa mendapat peluang mencari rupiah,” tandasnya.

Salah satu IKM di Tabanan, Cemara Keramik di Banjar Wani, Desa/Kecamatan Kerambitan, terpaksa tutup karena imbas pandemi Covid-19. Karena tidak lagi ada order barang dari restoran dan hotel. Dua jenis usaha ikut tutup karena pandemi. Bahkan eskpor pun tidak bisa dilakukan. "Kami sudah tutup sejak tujuh bulan lalu, karena tidak ada order," ungkap pemilik Cemara Keramik AA Ariadi.

Akibatnya, usaha ini harus merumahkan 50 karyawan yang sudah diajak bekerja sejak lama. Sebelum pandemi Covid-19, per bulan Cemara Keramik bisa memproduksi 500.000 – 700.000 keramik dengan ukuran berbagai jenis. Namun sekarang sepi order. "Kalau masalah kerugian, kami sudah sangat rugi, tidak ada pesanan dan kami tutup sementara usahanya," tandas Ariadi. Cemara Keramik adalah perusahaan yang memproduksi keramik dan material keramik seperti table were, souvenir, dan lain-lain. *des

Komentar