nusabali

Krama Nusa Penida Aksi Damai Kecam AWK

Aksi Digelar di Monumen Puputan Klungkung

  • www.nusabali.com-krama-nusa-penida-aksi-damai-kecam-awk

Ratusan krama Nusa Penida diangkut menggunakan 10 boat menyeberang menuju Pelabuhan Tribuana, Kusamba, lalu dikawal menuju Monumen Puputan Klungkung.

SEMARAPURA, NusaBali
Ratusan krama yang tergabung dalam Aksi Damai Semeton Nusa Penida, menggelar aksi damai di depan Monumen Puputan Klungkung, Kota Semarapura, Klungkung, Selasa (3/11) pagi. Mereka mengecam keras pernyataan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Bali, Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa II alias AWK yang viral di media sosial dan dianggap menyinggung simbol-simbol dan kepercayaan krama Nusa Penida. Dalam video viral tersebut dikatakan bahwa Sesuhunan Ratu Gede Pura Penataran Ped, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, bukanlah Dewa tetapi makhluk suci.

Pantauan NusaBali di lapangan, ratusan krama Nusa Penida, sudah berkumpul di Pelabuhan Sampalan, Desa Batununggul (Nusa Penida) sejak pukul 07.00 Wita. Selanjutnya mereka diangkut menggunakan 10 boat untuk menyeberang menuju Pelabuhan Tribuana, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, yang tiba pukul 07.30 Wita. Di samping itu semeton Nusa Penida ini juga datang dari berbagai tempat terutama yang tinggal di Klungkung daratan.

Begitu tiba di Pelabuhan Tribuna, mereka dijemput menggunakan 5 buah truk lalu bergerak menuju lokasi aksi di Monumen Puputan Klungkung, Kota Semarapura dengan pengawalan ketat aparat kepolisian. Ratusan peserta aksi ini kemudian diturunkan di sebelah timur Catus Pata Semarapura.

Uniknya sebagian besar semeton Nusa Penida yang datang nampak mengenakan atribut seperti udeng dan saput berwarna poleng (hitam-putih). Massa yang hadir merupakan perwakilan dari berbagai elemen masyarakat di Nusa Penida, mulai dari tokoh masyarakat, Bendesa, Perbekel, Panitia Pura, hingga kelompok pemuda. Mereka membawa berbagai atribut seperti poster dengan tulisan mengecam AWK.

Dengan dipimpin oleh Koordinator Aksi, I Wayan Sukla, mereka bergerak menuju Lapangan Puputan Klungkung. “Dalam aksi ini agar dilakukan dengan damai,” pinta Wayan Sukla.

Sesaat kemudian massa yang berjumlah sekitar 300 orang ini langsung bergerak menuju depan Monumen Puputan Klungkung, diiringi gamelan Baleganjur. Begitu sampai di depan monumen sekitar pukul 08.30 Wita mereka langsung berorasi. Dalam orasi tersebut semeton Nusa Penida menuntut tiga hal. Pertama, menyatakan mosi tidak percaya kepada AWK selaku anggota DPD RI wakil Bali.

Kedua, mendesak kepada BK DPD RI untuk memberhentikan AWK dari DPD RI. Ketiga, mempolisikan AWK karena sudah menghina simbol-simbol dan kepercayaan masyarakat Nusa Penida. “Kami menyatakan sikap menuntut tiga hal tersebut,” tegas Wayan Sukla. Selanjutnya, tiga tuntutan itu diserahkan oleh Wayan Sukla kepada Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, yang hadir di tengah-tengah massa aksi, untuk mendapat tindak lanjut. Saat itu tampak menyaksikan di lokasi Kapolres Klungkung AKBP Bima Aria Viyasa, dan Dandim 1610/Klungkung Letnan Kolonel Czi Paulus Joni Simbolon. Aksi damai itu pun berakhir sekitar pukul 09.30 Wita, dengan aman dan kondusif. Usai gelar aksi ratusan krama ini kembali menyeberang ke Nusa Penida.

Sementara itu, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, mengapresiasi karena aksi ini telah dilakukan dengan damai dan dilaksanakan di tempat yang sacral, yakni Monumen Puputan Klungkung. Hal ini sesuai dengan saran yang telah disampaikan Bupati Suwirta dalam pertemuan di Wantilan Pura Dalem Ped, Nusa Penida sebelumnya.

“Belajar dari apa yang terjadi selama ini, sebagai pemerintah daerah mengimbau jangan sampai menyakiti orang lain. Sehebat apapun kita dan berapa pun jumlah buku yang telah dibaca, berbicaralah sesuai kewenangan. Jangan menganggap diri hebat sehingga saat berbicara akan dapat menyakiti atau melukai perasaan orang lain.” ujar Bupati Suwirta.

Di hadapan para pendemo, Bupati Suwirta berjanji bersama Kapolres dan Dandim Klungkung akan meneruskan apa yang menjadi tuntutan dalam orasi. “Percayakan kepada kami, tetapi terus saling mengingatkan. Agama dan keyakinan bukan untuk dikupas dan diungkit ungkit, namun untuk dilakukan sebaik-baiknya. Karena jika agama dan keyakinan ini diungkit maka akan bisa menyebabkan luka bagi penganutnya,” tegas Bupati asal Dusun Ceningan, Desa Lembongan, Nusa Penida ini.

Untuk mengamankan aksi damai ini, jajaran Polres Klungkung yang di-back up Polres Gianyar dan Polres Karangasem, menerapkan pengamanan berlapis, serangkaian aksi damai yang dilakukan di depan Monumen Puputan Klungkung. Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Adapun jumlah personel yang diturunkan TNI jumlah 37 personel, dari Polres Gianyar 126 personel, dari Polres Karangasem 110 personel, Polres Klungkung 357 personel, Sat Pol PP 50 orang, dan pecalang Desa Adat Semarapura 20 orang.

Kapolres Klungkung, AKBP Bima Aria Viyasa SIK MH terjun langsung ke lapangan dan mengawal aksi itu hingga selesai. Kapolres Klungkung, AKBP Bima Aria Viyasa mengatakan aksi tersebut berjalan damai. “Warga yang gelar aksi juga dilakukan pengawalan sejak tiba di Pelabuhan Tribuana, Kusamba hingga kembali pulang ke Nusa Penida,” katanya. *wan

TONTON JUGA:
AWK Dilaporkan Lagi ke Polda Bali Terkait Simbol Agama Dan Seks Bebas Asal Pakai Kondom

Komentar