nusabali

Jual View dan Kopi, Jurus Desa Wisata Gaet Turis Milenial

  • www.nusabali.com-jual-view-dan-kopi-jurus-desa-wisata-gaet-turis-milenial

DENPASAR, NusaBali
Berbagai inovasi dilakukan manajemen atau pengelola objek wisata atau daya tarik wisata (DTW) agar bisa menggaet pengunjung sebanyak mungkin pada masa pandemi Covid-19.

Di antaranya kolaborasi  pemandangan alam dengan trend minum kopi yang meniad gaya anak muda milenial. Tujuan tak hanya untuk bisa bertahan, tetapi juga untuk media edukasi bahwa Bali memiliki potensi lain yang punya nilai ekonomis tinggi. Perkebunan dan semua produk turunannya diantaranya kopi olahan dan kopi siap saji. “Ya kita harus terus berinovasi,” ujar I Wayan Sudiantara, salah seorang pengelola DTW Rumah Desa d Desa Baru, Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan, Senin (2/11).

Sudiantara menuturkan pandemi Covid-19 menyebabkan kunjungan wisman nyaris zero. Akibatnya tentu tidak ada pemasukan. Sedang di pihak lain, semua properti dan potensi desa wisata harus ‘diselamatkan’.

“Makanya kami coba mengkombinasikan wisata dengan tambahan kolaborasi jualan produk kopi,” cerita Sudiantara.

Kolaborasi tak sekadar asal-asalan. Tetapi berdasarkan potensi nyata yang ada. Desa Wisata Baru di di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan merupakan salah satu desa yang juga dikenal dengan kebun kopi rakyatnya. Hampir tiap keluarga punya kebun kopi,walau dengan jumlah tidak luas.

Varietasnya, mulai dari kopi lokal Bali, arabica, robusta dan jenis kopi lainnya. Panen kopi tersebut, umumnya cukup untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga.

Kebun kopi berikut proses pengolahan baik secara tradisional maupun secara modern, merupakan potensi pariwisata. Apalagi minum kopi, merupakan gaya anak muda mileneal.  

Dampaknya positif. Rata- rata antara 10 -20 orang pengunjung, kebanyakan anak muda milenial datang beraksi menikmati asyiknya ‘ngopi’. “Kalau sebelumnya nyaris tidak ada wisatawan. Sekarang sudah mulai ada berdatangan,” ungkap Sudiantara, pengelola DTW Rumah Desa di Desa Baru, Kecamatan Marga, Tabanan.

Salah satu penggaetnya diyakini kreativitas dan inovasi memadukan  pemandangan alam  dengan kebiasaan menikmati kopi. “Ini potensi dan kearifan lokal juga yang layak diperkenalkan,” ujar Sudiantara.

Tak hanya sekadar minum kopi, dalam paket ‘desa wisata kopi’ juga paket edukasi. Mengenal potensi kebun kopi, cara pengolahannya dari tradisional atau manual ke modern. Atau kalau anak muda tidak suka ngopi, Rumah Desa siap menyajikan produk khasnya yakni kuliner tradisional berupa aneka ragam jajanan. “Ternyata  responsnya lumayan bagus,” kata Sudiantara. Dia pun berharap kombinasi kopi dan view mampu menambah daya tahan wisata desa. *k17

Komentar