nusabali

Kegemukan dan Kurang Antioksidan Bisa Picu Degenerasi Makula

  • www.nusabali.com-kegemukan-dan-kurang-antioksidan-bisa-picu-degenerasi-makula

DENPASAR, NusaBali
Kesehatan mata menjadi salah satu organ yang penting untuk beraktivitas sehari-hari.

Ada banyak gangguan pada organ mata, seperti salah satunya degenerasi macula. Gangguan ini bisa menyebabkkan hilangnya penglihatan di bagian tengah bidang pandang, ditandai dengan penglihatan kabur. Menurut konsultan mata RSUP Sanglah, dr Putu Budhiastra SpM (K), ada banyak faktor yang mempengaruhi. Seperti kegemukan dan kurangnya mengonsumsi makanan yang mengandung antioksidan.

Dia mengatakan, degenerasi macula muncul seiring usia yang bertambah tua. Pada negara maju, degenerasi macula merupakan penyebab kebutaan utama. Sedangkan di Indonesia penyebab utama kebutaan adalah katarak. Tidak saja faktor usia, paparan sinar matahari juga mempengaruhi kesehatan mata.

“Di negara maju seperti Jepang, Amerika, Australia dan Eropa yang banyak terpapar sinar matahari, itu menjadi penyebab utama macular degenerasi ini. Ada juga karena faktor hipertensi, kegemukan, kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan, serta sering merokok,” jelasnya dalam tayangan youtuber Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Sanglah, Minggu (1/11).

Budhiastra membeberkan, gejala awal yang dirasakan adalah pandangan mulai kabur. Gejalanya seperti gangguan menyetir, gangguan menonton tv, gangguan membaca, atau mengenali wajah saudara dan keluarganya. “Awal pelan-pelan penglihatannya kabur, hingga kabur total. Memang tidak ada sakit, perih ataupun berwarna merah. Tapi kadang-kadang berair dan silau. Tapi yang utama adalah pandangan kabur. Setelah kabur baru pemeriksaan ke dokter,” paparnya.

Lanjutnya, jika sudah mengalami gejala kabur dan baru melakukan pemeriksaan ke dokter, maka di RSUP Sanglah akan dilakukan pemeriksaan mata lengkap mulai dari tajam pengelihatan, penilaian lapangan pandang, pemeriksaan menggunakan alat khusus seperti foto atau kamera pada mata, atau UCT dengan fluorescein memasukkan cairan pada bola mata.

“Yang tak kalah penting rontgen pada mata. Kalau untuk pengobatan awal, biasanya kami sarankan untuk mengonsumsi makanan yang banyak mengandung antioksidan. Sedangkan jika sudah memasuki pengobatan lebih lanjut, biasanya akan dilakukan suntik obat ke bola mata dengan obat-obatan mengandung anti-VEGF. Disuntik sebulan sekali, sampai 6-7 kali biasanya membaik,” ungkapnya.

Sebagai pencegahan, Budhiastra menyarankan untuk menerapkan pola hidup sehat dan mengelola stress dengan baik. Pada perokok, disarankan untuk mulau mengurangi merokok. Olahraga rutin dan menjaga berat badan, serta banyak mengonsumsi makanan yang mengandung ntioksidan. “Jangan sampai gemuk, diet dengan pola makan yang benar. Perbanyak mengonsumsi makanan yang mengandung antioksidan seperti papaya, wortel, tomat, ubi-ubian, buah-buah yang kuning. Harus ada setiap hari,” katanya.

Selain itu, untuk menjaga pandangan mata dari luar diri, pergunakanlah kacamata pembesar untuk membaca huruf, atau HP menggunakan huruf yang besar. Dia juga menyarankan agar ketika keluar rumah memakai kacamata berwarna gelap untuk menahan sinar ultraviolet dan membuat sejuk penglihatan. “Ganti lampu rumah dengan yang lebih terang, dan mintalah bantuan keluarga untuk menyetir jika penglihatan sudah mulai kabur,” tandasnya. *ind

Komentar