nusabali

Long Weekend, Okupansi Hotel Dua Digit

  • www.nusabali.com-long-weekend-okupansi-hotel-dua-digit

Tingkat hunian yang super rendah, beranjak seiring dengan kenaikan wisatawan hingga empat kali lipat di Bali.

DENPASAR, NusaBali

Pelaku pariwisata Bali optimis kondisi kepariwisataan Bali akan membaik pada liburan akhir tahun mendatang. Pasalnya, libur Natal 25 Desember dan Tahun Baru 2021, biasanya dilimpahi wisatawan. Optimisme tersebut mengaca kunjungan wisatawan pada libur dan cuti bersama pekan lalu, yang mengalami peningkatan. Dari rata-rata antara 2.500- 3.000 wisatawan setiap hari pada waktu sebelumnya, menjadi rata-rata 9.000-10.000 orang per hari pada libur dan cuti bersama akhir Oktober. Namun industri hotel mengaku masih merugi.

Ketua BPC PHRI Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan Minggu (1/11). “Melihat kecenderungan wisatawan pada libur dan cuti bersama, kita optimis liburan Natal dan Tahun baru akan lebih baik,” ujarnya.

Dijelaskan Rai Suryawijaya, peningkatan kunjungan berimbas pada peningkatan tingkat hunian hotel. Dari satu digit, menjadi dua digit. Namun demikian masih belum berimbas siginifikan, karena masih belum mampu memenuhi biaya operasional. “Istilahnya masih running lose,”  Rai Suryawijaya, tokoh pariwisata asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara.

Dikatakan rata-rata tingkat hunian antara 11-15 persen. Sedang untuk bisa  break event point (BEP) tingkat hunian minimal 40 persen. Itu masih keuntungan kotor, belum terhitung untuk bayar hutang. Tetapi apapun itu peningkatan kunjungan wisatawan pada libur dan cuti bersama mengisyaratkan gambaran mulai pulih rasa percaya diri masyarakat pariwisata, bahwa Bali aman dikunjungi.

Lanjutnya  itu karena perkembangan kasus pandemi Covid-19 yang mengalami kemajuan, tingkat kesembuhan yang terus meningkat. “Kondisi ini harus tetap dipertahankan, bahkan terus melandai,” harapnya. Caranya dengan tetap secara ketat menerapkan protokol kesehatan atau CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability).

Pemberlakuan protokol CHSE harus konsisten diterapkan. Jangan sampai peningkatan kunjungan memicu klaster baru peningkatan kasus Covid-19. “Hotel, DTW, objek lainnya harus  tak pandang bulu menerapkan protokol CHSE,” tegasnya.

Pelaku pariwisata lainnya menyatakan hal senada. “Kalau dilihat kondisi di lapangan memang lebih ramai. Bahkan di Kuta sudah ada macet,” ujar I Putu Winastra, Sekretaris DPD Asita Bali.

Hanya saja lanjut Winastra, peningkatan kunjungan itu dirasa belum signifikan. Biro Perjalanan Wisata (travel) sebagian besar belum merasakan dampak peningkatan kunjungan. “Karena sebagian besar wisatawan datang dengan kendaraan sendiri,” tambahnya.

Itulah lanjut Winastra, khusus untuk biro perjalanan wisata kenaikan kunjungan turis belum berpengaruh banyak. “ Demikian juga hotel, kebanyakan sudah booking sendiri,” kata Winastra.

Meski demikian peningkatan kunjungan membawa harapan kondisi pariwisata Bali ke depan akan pulih secara perlahan-lahan. *k17

Komentar