nusabali

Seniman Kolok Desa Bengkala Pentas Virtual

  • www.nusabali.com-seniman-kolok-desa-bengkala-pentas-virtual

SINGARAJA, NusaBali
Geliat roda perekonomian Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, meredup sejak masa pandemi Covid-19 menyeruak.

Betapa tidak, desa inklusi yang tergabung dalam Kawasan Ekonomi masyarakat (KEM) ini sebelumya kerap menerima kunjungan wisatawan.  Roda perekonomian yang biasanya didorong dari penjualan produksi produk-produk yang mereka hasilkan, seperti tenun, dupa, jamu dan inka (piring khas Bali) kini terhambat karena turunnya serapan produk hasil karya mereka.

Sebelumya produk Desa Bengkala ini juga banyak dititip di toko-toko souvenir, namun merosotnya wisatawan juga diikuti mandegnya penjualan. "Jika hari biasa produk buatan warga Desa Bengkala dititip ke toko-toko souvenir atau ke wisatawan yang berkunjung ke desa ini,” ujar Ketua Paguyuban Kolok, Ketut Kanta.

Untuk menggerakkan semangat dan roda perekonomian di Bengkala, krama yang didominasi warga kolok atau tuli ini menggelar pentas tari secara online pada Minggu (1/11).

Panggung virtual dengan nama Abirama Bengkala Ini menampilkan ragam tari khas Kolok Bengkala yaitu Tari Jalak Anguci dan Tari Bebila serta pertunjukan seni tradisional Bali, Sekaa Genjek Bondres Bengkala.

Pentas yang diinisiasi Pertamina Region Jatimbalinus ini pun disiarkan secara live di berbagai platform sosial media.

Tidak mempersoalkan keterbatasan fisik yang dimiliki, kelompok Binaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina (Persero) Depot Pengisian Pesawat Udara Bandara Ngurah Rai ini terus berupaya bertahan di tengah pandemi.

Selain menampilkan pentas tari secara online, Panggung Virtual Abirama Bengkala ini juga menggalang donasi dukungan dari audiens yang akan  dimanfaatkan untuk masyarakat yang tergabung dalam KEM Bengkala. “Kami menggelar virtual performance  seni tari KEM Bengkala agar para seniman  Desa Bengkala bisa mendapatkan lagi panggungnya yang hilang sejak pandemi melanda, agar dapat terus berkarya dan melestarikan budaya,” kata Operation Head Pertamina DPPU Ngurah Rai, Abraham Sapulete.

Sementara itu Kanta mengaku bahwa Desa Bengkala paling kena dampak karena pandemi ini. Terlebih lagi, dampak yang dirasakan oleh para seniman penari di KEM Bengkala yang kehilangan panggung pementasan semenjak pandemi melanda. Warga Desa Bengkala yang juga aktif berkesenian, biasanya, kolok melakukan pertunjukan tari dalam berbagai acara di tingkat lokal bahkan nasional. “Hal ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke KEM Bengkala,” kata Kanta. *mao

Komentar