nusabali

Buleleng Turun ke Zona Kuning, Disdikpora Minta Pembelajaran Tatap Muka

  • www.nusabali.com-buleleng-turun-ke-zona-kuning-disdikpora-minta-pembelajaran-tatap-muka

SINGARAJA, NusaBali
Kabupaten Buleleng turun status dari zona oranye ke zona kuning Covid-19. Dengan status ini, Buleleng menjadi satu-satunya kabupaten/kota di Bali yang rendah risiko penularan Covid-19.

Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Buleleng pun bersiap ajukan izin sistem pembelajaran tatap muka. Turun status dari zona oranye (risiko sedang) dan zona kuning (risiko rendah) Covid-19 untuk Kabupaten Buleleng ini diumumkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, Rabu (28/10). Status zona kuning ini diperoleh Buleleng setelah sempat selama sebulan lebih bertahan di zona oranye.

Sebelum turun ke zona oranye, Buleleng sempat berada di zona merah (risiko tinggi) penularan Covid-19 selama dua pekan, 10-25 September 2020. Berkat penanganan yang intens, penularan Covid-19 di Buleleng berhasil ditekan, sehingga Gumi Panji Sakti turun ke zona oranye, 25 September 2020. Sebulan kemudian, Buleleng kembali turun status ke zona kuning.

Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, mengatakan penurunan status dari zona oranye ke zona kuning kali ini tidak terlepas dari upaya yang dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng dalam edukasi pemahaman protokol kesehatan. Selain itu, penularan Covid-19 bisa ditekan berkat disiplin dan ketaatan masyarakat Buleleng dalam menjalankan protokol kesehatan.

“Kami juga disupport betul oleh Muspida dari TNI/Polri dan juga desa adat, sehingga hal-hal yang menyangkut kerumunan di masyarakat seperti tejen (judi sabung ayam) dan kegiatan persembahyangan, semuanya diatur dengan baik. Sekarang kita bisa lihat hasil penerapan protokol kesehatan yang disiplin itu, dengan status zona kuning ini,” jelas Bupati Agus Suradnyana saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Kamis (29/10).

Meski demikian, Agus Suradnyana mengingatkan agar capaian zona kuning jangan lantas membuat masyarakat Buleleng berbesar hati dan bangga berlebihan. Pasalnya, ancaman penualaran Covid-19 belum berakhir dan masih terjadi hingga saat ini. Bahkan, sejumlah negara maju di dunia, seperti Spanyol dan Jerman, justru kembali melakukan pembatasan aktivitas masyarakatnya, karena kasus Covid-19 meningkat lagi belakangan.

“Ini kan tergantung dengan konsistensi kita melaksanakan aturannya,” tegas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini.

Sementara, pasca daerahnya dapat status zona kuning, Disdikpora Buleleng mengambil ancang-ancang untuk memberlakukan sistem pembelajaran tatap muka. Menurut Kadisdikpora Buleleng, I Made Astika, dalam waktu dekat pihaknya akan meminta izin kepada Bupati Agus Suradnyana untuk proses pembelajaran tatap muka.

Made Astika menyebutkan, zona kuning merupakan syarat utama diizinkannya penyelenggaraan pembelajaran tatap muka di suatu daerah. Hanya saja, tetap harus tetap dengan penerapan protokol keswehatan cegah Covid-19 dan kajian lainnya yang harus dipenuhi.

“Zona kuning kan baru memenuhi syarat pertama. Syarat lainnya harus dikejar juga, seperti adanya izin bupati, kemudian kesiapan protokol kesehatan, pola tatap muka di masing-masing sekolah, dan yang paling penting adalah izin orangtua siswa,” jelas Astika secara terpisah di Singaraja, Kamis kemarin.

Sejauh ini, kata Astika, Disdikpora Buleleng sudah menyebarkan pengisian google form kepada orangtua siswa, terkait setuju atau tidaknya dilakukan pembelajaran tatap muka. Jika proses pembelajaran tatap muka dapat izin dari Bupati, maka nanti yang akan melangsungkan pemberlajaran di sekolah adalah para siswa yang orangtunya menyatakan setuju. Sedangkan bagi siswa yang orangtuanya tidak setuju, tetap akan melangsungkan pembelajaran dari rumah secara online.

“Kalaupun nanti disetujui dan diberikan izin dari Pak Bupati, tidak semua siswa akan dihadirkan di sekolah. Tapi, sesuai Prokes tetap maksimal hanya 25 persen dari keseluruhan siswa. Mereka yang orangtuanya setuju, secara bergantian ikuti sistem pembelajaran tatap muka di sekolah. Nah, polanya sedang kami rancang juga, termasuk bagi siswa yang orangtuanya tidak setuju,” tegas Astika.

Kabupaten Buleleng kini menempati posisi keempat di Bali sebagai daerah dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak, yakni mencapai 1.035 kasus. Buleleng berada di bawah Kota Denpasar (3.109 kasus Covid-19), Badung (1.870 kasus Covid-19), dan Gianyar (1.414 kasus Covid-19).


Berdasarkan data yang dirilis GTPP Covid-19 Provinsi Bali, dari 1.035 kasus positif Covid-19 di Buleleng, sebanyak 930 orang di antaranya sudah berhasil sembuh. Artinya, tingkat kesembuhan di Buleleng mencapai 89,86 persen. Sedangkan 54 pasien Covid-19 dari Buleleng kini masih dalam perawatan. Sementara julah pasien di Buleleng yang meninggal mencapai 51 orang.

Meski jumlah kumulatif positif Covid-19 di Buleleng terbilang banyak, namun dalam sebulan terakhir angka kasus baru dapat ditekan secara signifikan. Per Kamis kemarin, misalnya, di Buleleng hanya muncul 1 kasus baru Covid-19. Pada saat bersaman, terdapat 6 pasien yang berhasil sembuh. *k23,Ind

Komentar