nusabali

Film Janggal Produksi Cokams Entertainment

Sarat akan Pesan Kehidupan, Masuki Nominasi NHFF 2020

  • www.nusabali.com-film-janggal-produksi-cokams-entertainment

Film ini tidak mengikuti pakem dalam film seperti pada umumnya, namun menggunakan sistem pembabakan alur dalam tari.

DENPASAR, NusaBali.com
Dari semua kategori nominasi NusaBali Horror Film Festival 2020 yang masing-masing menominasikan lima film,  terdapat satu film yang berhasil memasuki semua kategori NHFF, baik dari kategori Sutradara Terbaik, Penata Artistik Terbaik, Penata Suara Terbaik, Sinematografi Terbaik, Pemain Terbaik, hingga Skenario terbaik. Meski pada akhirnya tidak memenangi kategori-kategori tersebut, namun keberhasilannya menembus 15 film pilihan NHFF 2020 merupakan sesuatu yang menjadikan film ini layak mendapatkan apresiasi. 

Dialah film Janggal produksi Cokams Entertainment yang disutradarai oleh Ida Bagus Yodhie Haris Chandra. Masuknya film Janggal ke jajaran film-film pilihan NHFF, bahkan memasuki jajaran nominasi merupakan sebuah kejutan bagi tim produksi Cokams Entertainment, karena pada awalnya film yang diproduksi sekitar bulan Agustus 2020 ini memang tidak ditujukan untuk mengikuti ajang kompetisi. 

Diungkapkan oleh sang sutradara, Yodhie Haris, bahwa proses produksi film ini tak lebih dengan tujuan sebagai arsip bagi Cokams Entertainment yang beranggotakan mahasiswa Jurusan Seni Tari di ISI Denpasar. Fokus yang ingin ditampilkan, yaitu ekspresi para penari yang dikemas sebagai film horror. Dengan demikian, film ini tidak mengikuti pakem dalam film seperti pada umumnya, namun menggunakan sistem pembabakan alur dalam tari. Dialog yang ditambahkan juga hanya terdapat di bagian awal dan akhir dari film tersebut. 

Syuting video yang berlatar di Buleleng ini pun, diambil saat para anggota Cokams Entertainment berlibur selama tiga hari di daerah Buleleng. “Akhirnya dari pijakan-pijakan dari unsur tari, bisalah menjadi film Janggal itu. Karena sebelumnya itu film Janggal sudah divisualkan sebagai karya tari, setelah itu cuma diperbaiki alur dan ditambah dialog. Akhirnya kita shoot di Buleleng selama tiga hari. Balik dari Buleleng, editing, sekarang mau up, tiba-tiba ada pamflet dari NusaBali. Langsung tahan publikasinya, langsung kita benerin isi subtitle,” ungkap Yodhie Haris saat ditemui NusaBali di Kampus ISI Denpasar, Minggu (25/10).

Meski diiringi dengan rasa tak percaya bahwa film ini memasuki jajaran nominasi NHFF, film Janggal sendiri justru memiliki kualitas artistik dan visual yang tak kalah dari film-film nominasi lainnya. Juga, film ini memuat beragam pesan yang relevan dengan situasi saat ini. Dimulai dari tradisi permainan gangsing yang penuh makna, hingga pesan bagaimana membawa diri di tanah orang. 

“Saya lebih memfokuskan kepada adegan gangsing yang di awal, mungkin itu tidak begitu terjawab di film. Padahal dari kami di Cokams menginginkan bahwa kita sebagai manusia melihat dari putaran gangsing tersebut, apalagi di era pandemi ini, bagaimana cara kita bertahan hidup. Seperti perputaran ekonomi kita, bertahan bagaimana mengolah uang yang ada, sedikit agar mencukupi makan kita, kebutuhan sehari-hari, dan bagaimana kekuatan gangsing itu ketika gangsing itu diadu, dan bagaimana kita sebagai manusia di era pandemi ini berbenturan dengan virus itu,” beber mahasiswa semester 3 Jurusan Seni Tari ISI Denpasar ini. 

Cokams Entertainment sendiri merupakan perkumpulan yang beranggotakan 14 mahasiswa semester 3 Jurusan Seni Tari ISI Denpasar. Nama Cokams merupakan singkatan dari Cowok Kampus, merujuk pada keanggotaan kelompok yang menyatukan para mahasiswa lelaki di angkatan tersebut. Yodhie Haris juga mengungkapkan, saat ini Cokams Entertainment tengah mempersiapkan project arsip berikutnya, yakni sebuah film yang bakal memadukan unsur tari dalam genre action.*cr74

TONTON JUGA:
NusaBali Horror Film Festival (NHFF) 2020: JANGGAL

Komentar