nusabali

Dihantam Pandemi, Driver Mobil Klasik Kini Jualan Sate Kakul

  • www.nusabali.com-dihantam-pandemi-driver-mobil-klasik-kini-jualan-sate-kakul

DENPASAR, NusaBali
Kehilangan pekerjaan sehingga tidak punya sumber penghasilan,  menyebabkan sejumlah driver alias pengemudi angkutan wisata banting setir.

I Made Rudita, salah seorang di antaranya. Pria asal Desa Sedang, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung ini kini berjualan kuliner Bali. Mulai dari jaja laklak, ketipat serombotan hingga sate kakul.  “Ya kita harus berusaha bagaimana cara untuk bertahan. Tour tidak mungkin sekarang,” ujar Rudita saat ditemui, Senin (26/10).

Dikatakan Rudita, dampak pandemi  Covid-19 benar-benar berdampak parah. Dulu sebelum pandemi pekerjaan sebagai driver rata-rata Rudite tour 4-5 kali setiap pekan. Umumnya kebanyakan tour grup dari agen (travel) untuk jurusan Bali tengah dengan tujuan Kintamani dan sekitarnya. Untuk jurusan Bali barat rute tour Bedugul-Jati Luwih. Sedangkan jika jurusan timur Goa Lawah, Tirta Gangga dan daya tarik wisata lainnya di Bali timur.

“Di sela-sela selesai tour harian, kadang ada juga orderan seperti penyewaan kendaraan untuk wedding,” ungkap ayah tiga anak ini. Pendek kata, cukup lah penghasilan Rudita sebagai driver untuk membiayai kebutuhan rumah tangganya.

Semua berubah parah ketika pandemi corona. Wisatawan ‘hilang’ , penyewaan mobil untuk tour tidak ada lagi. Kendaraannya pun terpaksa ‘ditidurkan’ namun tetap harus dirawat apik. Untuk diketahui, Rudita merupakan seorang driver sekaligus pemilik mobil kuna VW Safari. Mobil kuna ini sebagaimana diketahui, salah satu kendaraan klasik yang digemari wisatawan untuk berwisata petualang.

“Kebanyakan dengan tujuan adventure, melihat pemandangan alam pegunungan,” ungkap suami Ni Made Murniti. Otomatis lanjut Rudita, sekarang tidak ada penghasilan. Sedangkan keperluan sehari-hari butuh uang. Tentu saja memusingkan. “Bagaimana untuk survive (bertahan),” lanjutnya.

Karena keadaan itulah, Rudite mencoba berjualan kuliner tradisional. Mulai dari tipat serombotan, aneka jajanan Bali seperti laklak sampai dengan sate kakul atau keong. Jualannya itu lumayan mendapat respon. Cukup melegakan. Setidaknya punya pekerjaan sela dan memperoleh penghasilan.

Selain berjualan di rumahnya di Desa  Sedang, Abiansemal, Rudita juga ikut berjualan pada kegiatan atau event tertentu. Di antaranya kegiatan atau aktivitas komunitas penghobi, seperti penghobi motor klasik. “Event seperti itu sangat membantu penjualan,” katanya.

Namun demikian tetap saja, Rudita dan juga yang lainnya menginginkan agar industri pariwisata Bali kembali normal seperti sebelum Covid-19. “Harapan kami kepada pemerintah, bagaimanapun caranya mohon agar pariwisata bisa normal seperti dulu lagi,” kata Rudita. *k17

Komentar