nusabali

5 Karya Mahasiswa Undiksha Tembus Pameran 'Luar'

  • www.nusabali.com-5-karya-mahasiswa-undiksha-tembus-pameran-luar

Butuh waktu 3 minggu untuk persiapkan masing-masing pameran

SINGARAJA, NusaBali
Karya seni rupa mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) silih berganti berhasil menembus pameran seni rupa internasional. Kali ini, lima karya seni lukis garapan Yohanes Soubirius De Santo berhasil melenggang di pameran bergengsi di Prancis dan Jerman.

Untuk di Prancis ia berhasil menembus pameran 'CoArt' yang digelar oleh Provence Academy, di Galeri Doramaar, Ménerbes, Prancis. Pameran tersebut berlangsung pada September 2020 lalu. Terdapat dua karya Yohanes yang dipamerkan pada pameran tersebut, yakni lukisan dengan judul 'I’m Starting To Be Spotted' dan 'Negotiable Crowd'.

Mahasiswa asal Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini menjelaskan, karya yang dipamerkan dalam pameran itu merupakan karya para pemenang kompetisi yang dilangsungkan bulan Agustus. "Ini bukan pameran seperti pada umumnya. Tetapi yang ditampilkan adalah karya yang menang sebelumnya," jelasnya, Minggu (25/10).

Sementara itu, untuk di Jerman, karya Yohanss berhasil menembus pameran '(OBSCURE) Desire' yang diselenggarakan oleh Automat Art Space, di Saarbrűcken, Germany pada 6 November 2020 mendatang. Ada tiga karyanya yang lolos, yakni 'I’m Starting To Be Spotted', 'Behind The Rules', dan 'Gradually Getting Better'.

Yohanes memerlukan waktu sekitar tiga minggu untuk persiapan mengikuti masing-masing pameran. "Persiapan itu menyangkut beberapa urusan kelengkapan data karya dan data diri yang diperlukan oleh pihak penyelenggara pameran," jelas mahasiswa kelahiran 24 Juni 1998 ini.

Sementara itu, kelima karya yang dipamerkan merupakan garapannya selama satu tahun terakhir.

Yohanes mengatakan, penciptaan karya-karya itu merupakan cara pandang dirinya terhadap lingkungan sekitar. Baginya, kesenian dapat menjadi terapi kesehatan jiwa dan raga.

"Inilah sudut pandang saya tentang dunia kesenian. Kesenian memang tidak bisa menjadi obat dari suatu penyakit, namun dapat menjadi suatu terapi kesehatan yang dapat memulihkan ketidaknyamanan yang ada dalam jiwa dan raga," tuturnya.

Keikutsertaan Yohanes dalam ajang pameran bukan pengalaman baru baginya. Sebelumnya ia pernah mengikuti pameran drawing internasional tahun 2017 yang diselenggarakan jurusannya. Semenjak itu pameran lainnya terus dijajal. Ia juga sempat terpilih masuk dalam katalog Covid Affects Art 2020 sebagai 150 Perupa Kontemporer Indonesia yang terus berkarya di tengah pandemi. Ajang ini diselenggarakan oleh Dicti Art Laboratory.

Ia juga terpilih masuk dalam pameran bersama Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia bersama 74 seniman Indonesia. "Dari ini terus berlanjut hingga sekarang di tahun 2020, saya mulai mengikuti beberapa kegiatan internasional, seperti ikut dalam pembuatan buku sebagai peringatan hari guru di India, masuk dalam majalah internasional di inggris, mengikuti beberapa festival seni rupa internasional, dan lain lain," bebernya.

Di sisi lain, kabar Yohanes yang mengikuti dua pameran internasional ini menuai apresiasi dari Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Hubungan Masyarakat Undiksha, Prof I Wayan Suastra. Capaian ini merupakan hal yang membanggakan. Pandemi Covid-19 tak menghentikan mahasiswanya untuk terus berkarya.

Disampaikannya, capaian ini akan memberikan kontribusi pada Sistem Pemeringkatan Kemahasiswaan (Simkatmawa). Dalam hal ini, Undiksha pada tahun 2020 berada pada peringkat 23 nasional. "Karena itu kami sangat mendukung mahasiswa yang ikut berkompetisi, termasuk pendanaan. Pada akhir tahun kami juga memberikan penghargaan," pungkasnya. *cr75

Komentar