nusabali

Vaksinasi Rabies Massal Terkendala Pandemi

  • www.nusabali.com-vaksinasi-rabies-massal-terkendala-pandemi

Strategi penanganan dilakukan dengan mendahulukan zona merah rabies.

SINGARAJA, NusaBali

Program vaksinasi rabies massal untuk anjing liar yang dilaksanakan rutin setiap tahunnya tak berjalan lancar tahun ini. Pandemi Covid-19 yang menyebar sejak Maret lalu juga berdampak pada capaian vaksinasi massal rabies di Buleleng yang saat ini baru 7,75 persen. Dinas Pertanian Buleleng terpaksa memasang strategi untuk memprioritaskan vaksinasi di daerah zona merah rabies.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta, yang ditemui di kantornya Kamis (22/10) kemarin tak menampik jika capaian vaksinasi massal rabies tahun ini sangat rendah. Data terakhir yang dimiliki Bidang Peternakannya baru mencatat 8.613 ekor anjing liar dari populasi anjing liar di Buleleng sebanyak 111.076 ekor. Jumlah tersebut tersebar di sembilan kecamatan di Buleleng.

“Secara umum memang masih sedikit sekali karena terbentur protokol kesehatan Covid-19 sehingga petugas kami di lapangan tidak bisa bebas melakukan vaksinasi. Vaksinasi yang biasanya mobile bergerak melakukan penyisiran sekarang dipusatkan di banjar,” jelas Kadis Sumiarta.

Selain itu program vaksinasi massal rabies baru berjalan dari Juli lalu, mundur tiga bulan dari program di tahun-tahun sebelumnya yang sudah dimulai sejak April.

Situasi pandemi yang berdampak pada seluruh sektor diakali Dinas Pertanian Buleleng. Vaksinasi massal pun akhirnya memprioritaskan daerah yang masuk dalam zona merah rabies seperti Desa Banyupoh di Kecamatan Gerokgak, Desa Joanyar Kecamatan Seririt, Desa Gitgit di Kecamatan Sukasada dan Desa Sangsit di Kecamatan Sawan. “Kalau capaian vaksinasi di zona merah sudah mencapai 92 persen lebih sudah memvaksin 4.266 ekor anjing liar. Ini yang masih bergerak untuk dikejar penuntasannya hingga Desember mendatang,” imbuh Sumiarta.

Dia pun mengklaim jumlah kasus gigitan tahun ini tak banyak. Hal itu merupakan dampak positif dari pandemi Covid-19 dengan pembatasan aktivitas keluar rumah yang dilakukan masyarakat. Kabupaten Buleleng disebut Sumiarta yang tahun sebelumnya berada di posisi kedua di Bali kasus gigitan rabies tertinggi kini turun ke posisi keenam.

Sementara itu upaya menekan populasi anjing liar yang setiap tahunnya terus saja bertambah akan diprogramkan tindakan kastrasi pada anjing pejantan. Hanya saja program menekan jumlah populasi ini belum dapat dilakukan tahun ini karena memerlukan anggaran yang tidak sedikit. Selain itu masyarakat yang memelihara anjing tetap diharapkan pemerintah bertanggungjawab. Jika tak mampu memelihara lebih dari satu ekor agar tidak melepasliarkan anjingnya untuk menghindari perkembangbiakan. “Yang masih saja terjadi pembuangan anak anjing sembarangan ini yang memicu populasinya cepat naik. Peran desa adat juga masih kami harapkan untuk membuat pararem seperti Desa Bengkala di Kecamatan Kubutambahan,” ungkap dia.*k23

Komentar