nusabali

140 Desa Wisata Masih Blank

Sosialisasi Protokol CHSE

  • www.nusabali.com-140-desa-wisata-masih-blank

AMLAPURA, NusaBali
Desa Wisata terus mengintensifkan sosialisasi penerapan protokol kesehatan atau Cleanliness, Health,  Safety and Environmental Sustainability (CHSE).

Tujuannya memastikan desa wisata benar- benar siap dengan protokol CHSE, mengantisipasi normalisasi pariwisata Bali pasca pandemi Covid-19. Hingga saat ini sosialisasi telah dilakukan di 32 desa wisata dari 172 desa wisata yang tersebar di seluruh Bali. Sehingga masih 140 desa wisata yang blank.

Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi) Provinsi Bali I Made Mendra Atmaja, menyampaikan Minggu (18/10).

Dijelaskan Mendra Atmaja, sampai saat ini Forkom Dewi sudah menyasar 38 desa  dari 172 desa wisata untuk sosialisasi penerapan CHSE. “Masih banyak yang belum memang,” ujar Mendra usai penyerahan bantuan handsanitizer, faceshield dan banner edukasi protokol CHSE kepada  Desa Wisata Tenganan Pageringsingan dan Desa Wisata Dukuh Penaban. Keduanya desa wisata di Kabupatan Karangasem.  

Sosialisasi CHSE yang dilakukan Forkom Dewi Bali meliputi penyuluhan kepada pengelola desa wisata, bagaimana protokol CHSE diterapkan. Sekalian juga memberikan rupa handsanitizer dan faceshield serta banner.  “Sebagai contoh juga ada video seperti di Desa Wisata Bakas (Banjarangkan, Klungkung),”   jelas Mendra ditemani pengurus Forkom Dewi lainnya I Komang Artana dan Korwil Forkom Dewi Klungkung I Wayan Malendra.

Forkom Dewi  Bali  terus terang mengaku kesulitan logistik sarana seperti handsanitizer agar untuk bisa dibagikan kepada desa wisata yang ada. Alasan itu pula mengapa masih banyak desa wisata yang belum terjangkau. “Kami kehabisan amunisi,” ujarnya.Karena itulah Mendra berharap ada pihak-pihak atau stakeholder terkait bersama-sama membantu desa wisata. “Ini  bentuk kepedulian kepada desa wisata dan memastikan penerapan protokol CHSE,” ujarnya.

Sementara pihak  pengelola desa wisata mengaku mendapat tambahan pemahaman dan pengalaman menyusul sosialisasi penerapan CHSE yang dilakukan Forkom Dewi. “Walau lewat obrolan santai tetapi sangat bermanfaat,” ujar Putu Wiadnyana, dari pengelola Desa Wisata Tenganan Pageringsingan. Wiadnyana juga menghargai bantuan yang diberikan Forkom Dewi untuk mendukung penerapan protokol CHSE.

Hal senada disampaikan Ketua Pokdarwis Desa Wisata Dukuh Penaban I Nengah Sudana Wiryawan. “Dalam situasi pandemi Covid-19, sekarang support dan bantuan dari Forkom Dewi tentu sangat bermanfaat,” ujarnya. Dikatakan Sudana Wiryawan, penerapan protokol kesehatan saat ini memang sudah dilakoni masyarakat. Namun demikian, edukasi tetap diperlukan sebagaimana yang dilakukan Forkom Dewi. “Karena jika tidak masyarakat bisa saja abai,” kata Sudana Wiryawan.

Untuk diketahui Dukuh Penaban, merupakan desa wisata dengan ikon museum lontar. Sedang Tenganan Pegeringsingan merupakan salah satu desa tua dengan tata letak pemukiman yang khas dan terkenal dengan kain gringsingnya. *k17

Komentar