nusabali

Mau Bisnis Kuliner di Masa Pandemi? Ini Peluangnya

  • www.nusabali.com-mau-bisnis-kuliner-di-masa-pandemi-ini-peluangnya

MANGUPURA, NusaBali
Bagi yang coba-coba berwirausaha di bisnis kuliner layak waspada pada masa pandemi Covid-19.

Bahkan bagi mereka yang ingin menambah gerai, disarankan tidak menjadikan sebagai pilihan utama. Demikian saran yang dilontarkan oleh Wednes Aria Yuda, Ultra Research Officer, saat menjadi pembicara dalam ajang konferensi Food Startup Indonesia (FSI) di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, Kamis (15/10).

Wednes Yuda mengatakan bahwa pada masa pandemi banyak perubahan perilaku konsumen di Indonesia. Hal ini berdasarkan rangkuman survei yang dilakukan di lima kota besar Indonesia. Hasil survei ini dinilai sudah mencerminkan perubahan konsumen. “Jadi apa yang terjadi saat ini jadi forecast untuk bidang kuliner pada tahun 2021,” kata Wednes di depan milenial bidang food  startup yang datang dari seluruh Indonesia tersebut.

Untuk sektor food and beverage, dia memberi contoh perubahan perilaku di ibukota Jakarta. “Walau pandemi,  permintaan akan jumlah dan jenis makanan justru meningkat,” kata Wednes.

Tapi diuraikannya bahwa peningkatan terjadi signifikan pada jenis tertentu, yakni, pengaruh kemasan produk, faktor hieginitas hingga sustainable product. “Yang melesat di antaranya frozen foods, masakan rumahan, kopi literan, minuman herbal, hingga cemilan/cake,” jelasnya.

Namun disebutkan bahwa untuk kue juga tak bisa berpola seperti masa lalu. Hal-hal yang berkait dengan kesehatan juga menjadi gaya hidup sehingga mempengaruhi pilihan konsumen. “Kesehatan dan imunitas menjadi focus konsumen. Jadi yang dicari adalah produk alternatif sehat,” lanjut dia.

Tak heran juga, kata Wednes Yuda, permintaan jamu yang dimaksudkan untuk imunitas juga tinggi. “Angka kenaikannya mencapai 76 persen,” kata Wednes.

Maraknya jamu ataupun empon-empon juga tidak sembarangan, karena produk yang laku disebutnya juga terpengaruh pada cara penyajian. “Jadi peluangnya bagus di 2021 . Asalkan ada penyajian lebih modern ataupun inovasi-inovasi lainnya.”

Sementara itu soal pengusaha yang tergoda menambah gerai, dimintanya agar lebih hati-hati pada masa pandemic ini. Sebab, bukan ekspansi yang menjadi pilihan saat ini, melainkan harus lebih menguatkan bidang usaha yang digeluti.

Event Food Startup Indonesia yang digelar Kemenparekraf/Baparekraf sendiri bertujuan mengembangkan industri kreatif khususnya bidang kuliner, dengan tujuan memaksimalkan potensi sub sektor kuliner, membentuk ekosistem Food Startup Indonesia secara komprehensif.

Event yang digelar 13-15 Oktober ini diikuti wakil 17 provinsi.  Penyebaran demografi ini dimaksudkan agar terjadinya pemerataan pemanfaatan program kepada pelaku UMKM sektor kuliner di seluruh Indonesia. Peserta juga mengikuti sesi Demoday seperti direct mentoring, business coaching, akses permodalan dan pemasaran. *mao

Komentar