nusabali

Film The Deep Dinner Raih Penghargaan Penata Artistik Terbaik Dalam NHFF 2020

  • www.nusabali.com-film-the-deep-dinner-raih-penghargaan-penata-artistik-terbaik-dalam-nhff-2020

Mewujudkan karakter dari tokoh tak hanya ditentukan oleh akting dari para aktor. Mewujudkan kesan mistis juga membutuhkan penataan artistik secara apik. Dengan begitu, penonton dapat terhipnotis pada suasana dalam film.

DENPASAR, NusaBali
Mewujudkan karakter dari tokoh tak hanya ditentukan oleh akting dari para aktor. Mewujudkan kesan mistis juga membutuhkan penataan artistik secara apik. Dengan begitu, penonton dapat terhipnotis pada suasana dalam film.

Berdurasi 14 menit 53 detik, film pendek The Deep Dinner ini merupakan produksi dari Dread Team. Film pendek ini sendiri diproduksi pada tahun 2018.

Menjadi peserta NHFF adalah keikut-sertaan The Deep Dinner yang pertama dalam ajang perlombaan. Meskipun demikian, The Deep Dinner bisa masuk dalam empat nominasi sekaligus. Keempat nominasi tersebut diantaranya ada Sinematografi & Editing Terbaik, Pemain Terbaik, Film Terbaik, hingga meraih penghargaan sebagai Penata Artistik Terbaik dalam ajang NusaBali Horror Film Festival 2020.

The Deep Dinner sendiri merupakan film yang bergenre horror-thriller. Film ini mengisahkan tentang makan malam sepasang kekasih yang sangat berkesan dan memiliki cinta yang begitu kuat serta penuh ‘pengorbanan’.

AA Ngurah Bagus Kesuma Yudha SS Msi selaku produser, script writer sekaligus sutradara dalam film ini mengatakan proses persiapan shooting ini hanya membutuhkan waktu seminggu dan proses shooting memakan waktu hanya tiga hari saja. “Sebenarnya ini kita take tahun 2016, lalu proses post-produksi seperti editing dan jadi tahun 2018,” jelasnya saat ditemui secara langsung.

Pria yang lebih akrab disapa Gung Yudha ini mengaku sangat tidak menyangka filmnya akan meraih penghargaan Penata Artistik Terbaik. “Awalnya coba daftar saja, tidak ada ekspektasi apapun. Ternyata bisa lolos lima belas besar,” terangnya lagi. Ia bahkan tidak menyadari bahwa film The Deep Dinner masuk dalam nominasi. “Waktu malam pengumuman saya sakit jadi tidak bisa ikut, ternyata dapat penghargaan. Wah, senang sekali,” ucapnya dengan sangat sumringah.

Film The Deep Dinner juga sempat diputar dalam ajang Minikino Monthly Screening & Discussion pada tahun 2019 lalu. Dalam ajang NHFF 2020 kali ini pun Gung Yudha mengirimkan dua film produksinya dari rumah produksi Dread Team yaitu Dreamcatcher dan The Deep Dinner.

Penobatan The Deep Dinner meraih penghargaan Penata Artistik Terbaik sudah melalui penilaian dewan juri yang ketat. Dilihat dari adegan-adegan dalam film, The Deep Dinner memang menyuguhkan tampilan-tampilan nyata yang memukau nan ngeri terutama pada bagian visual effect.

“Saat adegan mutilasi itu, ‘tubuh’ berasal dari adonan tepung yang diberi cat serta cahaya lampu neon merah, jadi terlihat nyata. Lalu saat adegan menusuk leher, ada darah yang muncrat, nah itu sebenarnya ada selang yang di’dempul’ dengan make-up lalu saya sendiri yang pompa agar ‘darah’ terus mengalir dan bercucuran,” kenang Gung Yudha pada behind the scene film ini. Ia juga menjelaskan ‘darah’ terbuat dari susu kental manis coklat yang dicampur dengan pewarna makanan berwarna merah.

The Deep Dinner memang cukup memberikan plot twist yang tidak terduga bagi para penonton. Adegan terakhir yang menunjukkan tiga kepala sahabat Mirah, si kekasih wanita dalam film ini, juga berasal dari ide kreatif tim. Dread Team menggunakan gambar cembung wajah yang ditempel dalam toples kemudian diisi dengan air yang membuat gambar kepala terlihat begitu nyata dan ngeri.

Produksi film ini sendiri tidak melebihi Rp500ribu. Gung Yudha juga terlibat langsung dalam proses pemilihan pemain hingga pembangunan cerita. “Cukup susah mengajak pemain utama pria, karena dia sebenarnya tipe orang di balik layar, tapi karena waktu itu kebetulan Rizky juga adalah mahasiswa saya, akhirnya dia mau,” ujarnya lagi.

Set tempat dalam film ini juga menggunakan kediaman para pemain dan tim yang terlibat di dalamnya. Adegan taman juga diambil di lapangan Lumintang dan SMAN 3 Denpasar pada malam hari.

Gung Yudha mengaku mengetahui ajang NHFF dari Instagram dan ia juga berharap aka nada banyak festival film horror lainnya. “Festival film yang mengangkat tema horror itu jarang jadi ini hal yang sangat bagus menurut saya,” ungkap Gung Yudha dengan antusias. Terkait penghargaan Penata Artistik terbaik Gung Yudha menyatakan bahwa film itu seperti kata-kata yang dijadikan visual, “Jadi harus berani untuk terus berkarya,” pungksnya.

Komentar