nusabali

Jamuan Makan Malam di Jero Pengaji Payangan Masuk Trip 'We Love Bali'

  • www.nusabali.com-jamuan-makan-malam-di-jero-pengaji-payangan-masuk-trip-we-love-bali

GIANYAR, NusaBali
Jamuan makan malam (dinner) di Yayasan Kesenian dan Kebudayaan Bali Yasa Putra Sedana di Banjar Pengaji, Desa Melinggih, Kecamatan Payangan jadi salah satu trip program 'We Love Bali.

Rombongan peserta terdiri dari 30 orang disuguhi pertunjukan seni tari dan barong sebelum makan malam. Selama kunjungan, diterapkan implementasi protokol CHSE (cleanliness, health, safety, environment sustainability). Mulai dari penyediaan wastafel cuci tangan, hand sanitizer, penggunaan masker, jaga jarak. Tampak penabuh gamelan juga taat memakai masker

Pemilik yayasan, Dewa Ngakan Rai Budiasa saat ditemui di Jero Pengaji, Rabu (14/10) mengaku bersyukur bisa dilibatkan dalam agenda pemulihan pariwisata Bali yang didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini. "Kami menyiapkan dinner show, dengan EO dari Bintang Nusantara. Kami siapkan lima  kali pertunjukkan selama bulan Oktober, setiap Kamis sore," jelas Dewa Rai Budiasa.

Dinner show ini menjadi salah satu rangkaian trip atau perjalanan peserta We Love Bali yang full diikuti selama 3 hari 2 malam. "Kami masuk dalam program 11, dengan rute perjalanan Denpasar, Carang Sari, Pelaga, Kintamani, Payangan, Ubud, Denpasar. Jadi di Payangan peserta kunjungan ke Desa Kerta, lalu menikmati pertunjukan seni, sebelum menginap di Ubud," jelasnya.

Program We Love Bali ini disambut antusias oleh para seniman yang terlibat. Betapa tidak, sejak berbulan-bulan para penari sudah rindu berhias. Begitu pula para penabuh. Dewa Rai pun berharap, program ini bisa digelar berkelanjutan agar denyut pariwisata Bali kembali terasa. "Kami lihat peserta adalah kaum milenial yang aktif di media sosial. Mudah-mudahan pariwisata bisa segera kembali pulih," ujarnya.

Pertunjukan yang disuguhkan mentaati protokol kesehatan. Durasi pun hanya 30 menit. "Kami tampilkan tari lepas dan barong. Penari penabuh sesuai aturan hanya total 15 sampai 20 orang. Kursi tamu juga kami atur berjarak," jelasnya. Penerapan protokol kesehatan juga ketat pada saat jamuan makan malam. "Dalam satu meja hanya ada 4 sampai 5 tamu atau peserta. Makanan ada yang dibawakan. Kalau pun antre di bufe, waitres yang mengambilkan sesuai menu pilihan," jelasnya. Menurutnya, kebiasaan baru menjaga pola hidup bersih sehat ini bagua diterapkan setiap saat. "Bagi seniman, mereka terharu akhirnya bisa kembali mapayas," imbuhnya.

Para peserta, kata Dewa Budiasa merupakan wisatawan lokal Bali dari kalangan dosen, guru, mahasiswa, ASN, karyawan swasta, karyawan usaha pariwisata, karyawan biro perjalanan pariwisata, pokdarwis, komunitas hobi, fotografer dan media massa. "Kebanyakan bloger, netizen dan pegawai swasta yang saat ini dirumahkan," ujarnya.

Sesuai ketentuan, program We Love Bali ini berlangsung selama bulan Oktober dan November 2020. Ada 12 program yang bisa diikuti dengan rute perjalanan berbeda keliling Bali. "Peserta mendapatkan akomodasi selama 2 malam, konsumsi dan fasilitas lain. Jadi benar-benar seperti turis sedang berwisata," jelasnya.

Tugas peserta, cukup mudah yakni membuat foto, video atau postingan positif tentang program We Love Bali sebagai salah satu cara memulihkan pariwisata. *nvi

Komentar