nusabali

Ketuk Hati Masyarakat Bantu Anak 'Istimewa'

Celengan Koin Cinta Ala Yayasan De Legong

  • www.nusabali.com-ketuk-hati-masyarakat-bantu-anak-istimewa

GIANYAR, NusaBali
Yayasan De Legong Anak Bangsa (DLAB) di Banjar Samu, Desa Singapadu Kaler, Kecamatan Sukawati, Gianyar, punya model jitu untuk merangsang masyarakat berdonasi kepada anak anak yang membutuhkan.

Model dimaksud, Celengan Koin Cinta. Seperti namanya, celengan berisi uang receh berupa koin mulai pecahan Rp 50, Rp 100, Rp 200, Rp 500, dan Rp 1.000.

Uang donasi yang terkumpul akan dimanfaatkan untuk memfasilitasi anak-anak ‘istimewa’ yang mengalami cerebral palsy (gangguan koordinasi tubuh). Pendiri Yayasan DLAB I Wayan Karcana,53, menjelaskan konsep koin cinta ini dicetuskan sejak tiga bulan terakhir, dan akan digelar berkelanjutan. Semangatnya, untuk membiasakan masyarakat bahwa donasi bisa dimulai dari hal kecil, bahkan uang receh sekalipun. Celengan disediakan oleh yayasan. Biasanya, masyarakat yang menabung koin adalah mereka yang pernah berkunjung ke yayasan. "Selama tiga bulan, ada sekitar 91 celengan koin cinta yang terkumpul. Setelah kami tuangkan, pilah dan hitung. Kurang lebih terkumpul dana Rp 12 jutaan," ungkap Wayan Karcana,  saat dihubungi, Selasa (13/10).

Uang donasi tersebut dimanfaatkan, antara lain, untuk pembelian basclab (alat pelurus kaki dan tangan), donasi sepatu AFO (Ankle Foot Orthosis) atau alat bantu ortopedi, pembuatan ruangan kedap suara untuk terapi okupasi, dan dukungan pelayanan anak-anak di Rumah Cinta De Legong Anak Bangsa. "Jika terkumpul banyak. Akan dipakai untuk melengkapi kekurangan prasarana. Salah satu basclab, alat untuk menguatkan meluruskan kembali biar tidak mudah bengkok tangan atau kaki," jelasnya.

Selain uang receh, ada juga celengan berisi uang lembaran. "Kalau ditotal, donasi sementara yang terhimpun sekitar Rp 17 jutaan," ujarnya.

Dijelaskan, kegiatan penuangan ribuan koin cinta ini digelar saat memperingati World Day Cerebral Palsy, Minggu (11/10). Kegiatan juga dirangkai dengan aksi sosial donor darah. "Dalam suasana pandemi, kami tetap patuh dan ketat menerapkan protokol kesehatan," tegas Karcana.

Jelas Karcana, orang yang menabung koin, sejauh ini adalah mereka yang mengenal Yayasan DLAB. Namun tidak menutup kemungkinan koin cinta ini akan menyebar kemana-mana. "Karena siapa saja boleh nabung koin. Kita tidak batasi. Siapa pun yang punya empati sosial boleh menabung koin cinta," jelasnya.

Anak-anak ‘istimewa’ yang sering terapi di yayasan  ini mencapai 568 orang. "Kami memang fokusnya pada anak yang mengalami celebral palsy. Tapi banyak yang datang dengan kondisi down syndrom, gizi buruk, lambat bicara, lambat jalan. Kami tetap layani semampu kami," jelasnya.

Dijelaskan pula, sejak berdiri tahun 2011, yayasan ini berkegiatan dari dukungan orang orang peduli kemanusiaan. "Murni dari mereka yang peduli. Kami di yayasan memang dari dulu tidak memungut biaya terhadap anak yang kami terapi," ungkapnya.

Terlebih, anak ‘istimewa’ yang perlu perlakuan istimewa berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah. "Karena tidak bisa dipungkiri, dikaruniai anak ‘istimewa’, orangtua harus merawat dengan istimewa. Mereka harus intens mengasuh anak, sehingga hanya salah satu yang bisa bekerja, suami atau istri," ujar Karcana. *nvi

Komentar