nusabali

Ratusan Rumah di Pengambengan Terendam Banjir

  • www.nusabali.com-ratusan-rumah-di-pengambengan-terendam-banjir

Dari 5 banjar di Desa Pengambengan, ada 4 banjar yang terendam banjir. Yang terparah adalah di Banjar Kelapa Balian, dimana seluruh rumah warga di banjar tersebut terendam banjir.

NEGARA, NusaBali

Hujan deras yang terjadi selama dua hari pada Sabtu (10/10) dan Minggu (11/10) mengakibatkan bencana banjir dan longsor di sejumlah titik di Kabupaten Jembrana. Banjir yang terparah adalah di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara. Ratusan rumah warga di daerah langganan banjir ini, terendam hingga Senin (12/10), dan air baru surut memasuki sore kemarin.

Berdasar informasi, banjir yang merendam hampir seluruh rumah warga sedesa di Pengambengan ini terjadi sejak Minggu (11/10). Bahkan saat puncak banjir pada Minggu malam, air sempat naik hingga ke dalam rumah, dan membuat warga sibuk menyelamatkan sejumlah perabotan.

“Kemarin (Minggu malam) tidak bisa tidur. Tetap jaga-jaga karena takut air makin tinggi. Kemarin itu air naik ke dalam sampai setinggi paha,” ujar salah seorang warga, Aminah, 46, Senin pagi kemarin.

Sejumlah warga setempat menambahkan, setiap hujan deras, hampir selalu terjadi banjir di Desa Pengambengan. Selain tingginya curah hujan, penyebab langganan banjir di perkampungan nelayan ini, juga dipicu buruknya sistem drainase. Di mana, saluran drainase di desa setempat tidak kuat menampung air dari saluran drainase dari wilayah utara desa. Begitu juga saluran drainase yang menuju pembuangan langsung ke luat terlalu kecil. “Karena di sini daerah rendah, semestinya drainase dibuat lebih lebar. Karena air yang dari utara, juga masuk ke drainase sini,” ucap warga lainnya.

Sementara Perbekel Pengambengan Kamaruzzaman, mengatakan dari 5 banjar di Desa Pengambengan, ada 4 banjar yang terendam banjir. Yang terparah adalah di Banjar Kelapa Balian. Seluruh rumah warga di satu banjar tersebut terendam banjir. “Kalau untuk korban jiwa, tidak ada. Tetapi aktivitas warga terganggu. Apalagi nunggu air surut cukup lama,” ucapnya.

Menurut Kamaruzzaman, banjir di Desa Pengembangan ini memang karena lokasi di dataran rendah. Banjir menggenang di desa setempat, karena air kiriman dari wilayah yang lebih tinggi dari utara. Air kiriman itu tidak tertampung drainase yang tersedia di desa setempat, sehingga meluap ke jalan ataupun pemukiman warga. “Memang karena hujan terlalu deras, dan kiriman air dari hulu. Sebenarnya kalau tidak ada kiriman air yang terlalu deras, drainase yang ada di sini masih aman,” ujarnya.

Terkait genangan banjir yang masih bertahan hingga Senin kemarin, kata Kamaruzzaman, akan segera dikoordinasikan ke pihak terkait. Pihaknya di desa, rencana memohon bantuan alat berat untuk membuat saluran pembuangan air sementara ke laut, dengan harapan air lebih cepat surut. “Akan kami koordinasikan ke kabupaten untuk bantuan alat berat. Rencananya dibuatkan pembuangan air sementara air ke laut,” ucapnya.

Sementara itu, Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana I Gusti Ngurah Darma Putra, mengatakan ada puluhan laporan bencana yang diterima BPBD Jembrana selama dua hari berlangsung hujan deras pada Sabtu (10/10) dan Minggu (11/10). Selain banjir, juga ada laporan sejumlah bencana tanah longsor. Pada Senin kemarin, jajarannya turun melakukan penanganan tanah longsor yang sempat menutup jalan di dua lokasi, dengan mengerahkan dua alat berat. Yakni, di Banjar Bading Kayu, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, dan di Banjar Sekar Kejula, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo.

“Kami sewa alat berat. Tadi (kemarin) kami turun menangani yang di Badingkayu dan Sekar Kejula. Sedangkan tanah longsor yang kemarin (Minggu) menutup jalan kawasan perumahan di Baler Bale Agung, kami koordinasikan dengan pengembang. Karena kejadian longsor itu masih ada di areal tanggungjawab pengembang, dan kami perlu menangani longsor yang lebih urgen di tempat lain,” ucap Darma Putra yang memimpin pembersihan longsor yang menutup jalan di Banjar Badingkayu, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan.

Sementara terkait permohonan bantuan alat berat untuk membuatkan saluran pembuangan air sementara ke laut di Pengambengan, kata Darma Putra, masih dipertimbangkan. Dari pengecekan Senin sore kemarin, genangan banjir di Pengambengan telah surut. Kemudian terkait banjir di Pengambengan, dari BPBD Jembrana sempat menurunkan bantuan air bersih, karena ada laporan kebutuhan air bersih lantaran sejumlah sumur warga yang tercemar.

“Kalau untuk alat berat untuk membuat saluran pembuangan air di Pengambengan, sementara belum dapat kami berikan, karena kami harus tangani longsor. Tadi (kemarin) sempat dicek ke Pengambengan, airnya sudah surut, dan kebetulan tidak ada hujan lagi. Kami masih pertimbangan untuk bantuan alat berat. Karena kita juga perlu antisipasi apabila ada bencana lain. Terutama longsor yang menutup jalan, yang menyangkut kepentingan umum,” ujar Darma Putra yang secara definitif menjabat Staf Ahli Bupati Jembrana.

Menurut Darma Putra, menangani bencana yang kerap terjadi dalam waktu hampir bersamaan diperlukan sinergi. Di sejumlah desa juga ada anggaran kebencanaan. Anggaran kebencanaan itu bisa dimanfaatkan untuk menyewa alat berat ataupun keperluan gotong-royong menyangkut kebencanaan. “Kalau memang tidak dianggarkan di desa, kami tetap berusaha tangani. Apa yang bisa ditangani di desa, agar lebih cepat, sebaiknya ditangani desa. Diperlukan sinergi untuk penanganan bencana,” tandasnya. *ode

Komentar