nusabali

Job Manggung Berkurang, Sengap Medagang Kopi

  • www.nusabali.com-job-manggung-berkurang-sengap-medagang-kopi

TABANAN, NusaBali
Dampak pandemi Covid-19 di Bali sejak Maret 2020, membuat job atau pesanan manggung pelaku seni terganggu, bahkan terus menurun.

Untuk bisa memenuhui kebutuhan ekonomi pelawak kondang asal Tabanan, I Nyoman Ardika alias Sengap kini membuat kegiatan baru yakini medagang kopi Jro Sengap di Denpasar.

Dalam usaha kreatif rintisan di tengah pandemi ini, Sengap menggandeng tujuh anak muda yang dirumahkan dari perusahaan akibat pandemi Covid-19. Dia mengaku kopi yang dijual berbahan biji kopi khas Tabanan dari petani kopi di Desa Munduktemu, Kecamatan Pupuan. Dia mengaku menjual sejumlah varian kopi yang disajikan untuk menarik minat pembeli.

Sengap menuturkan usaha kopinya mulai dibuka bertepatan saat Purnama Kapat, Kamis (1/10) lalu. “Kopi yang kami jual sajianya ada kopi Bali dan kopi modern,” ujarnya, Jumat (9/10).

Kata dia, konsep membuka warung kopi ini memang agak berbeda dari yang lain. Karena dibuat di sebuah garase, konsepnya buka warung adalah ‘Ngopi Sambil Ngorta’ dengan topik tertentu. “Konsepnya buka warung ngopi sambil ngorta saja, sekaligus bantu anak-anak yang banyak dirumahkan karena Covid-19,” terangnya.

Kendati demikian usaha ini akan terus digeluti meskipun nanti kondisi ekonomi sudah mulai normal. Untuk bisa berkunjung ke warungnya, Sengap baru bisa buka lapak dari pukul 17.00 – 22.00 Wita. Pada November baru akan dibuka mulai pukul 11.00 – 22.00 Wita.

Sengap menerangkan, sebagai pelaku seni saat kondisi Covid-19 sangat berdampak. Dimana jadwal manggung untuk menghibur masyarakat berkurang karena memang seluruh kegiatan dibatasi sebagai upaya pencegahan penyebaran virus.

Biasanya jika kondisi normal, kata Sengap, tiap harinya pasti ada undangan untuk manggung menghibur masyarakat. Beruntung Sengap juga terlatih menjadi presenter, sehingga ditawarkan untuk mengisi acara rutin di salah satu dealer swasta di Bali. “Kalau untuk ngayah menghibur masyarakat ke pura tidak ada, namun ada beberapa dari mengisi acara mesesangi (bayar kaul),” aku seniman asal Banjar Jakatebel, Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur ini. *des

Komentar