nusabali

Sekolah di Buleleng Terima Bantuan DAK Fisik

  • www.nusabali.com-sekolah-di-buleleng-terima-bantuan-dak-fisik

Sejumlah sekolah di Buleleng yang diajukan mendapat bantuan DAK Fisik tahun lalu pun tetap disetujui dan direalisasi tahun ini.

SINGARAJA, NusaBali

Puluhan sekolah dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD dan SMP digelontor bantuan fisik dari pemerintah pusat. Total anggaran yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Pemerintah Pusat Rp 34 miliar lebih diperuntukkan pembangunan baru maupun rehab fasilitas pendidikan.

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng Ida Bagus Gde Surya Bharata dihubungi Selasa (6/10) menjelaskan bantuan fisik dari pemerintah pusat pada masa pandemi Covid-19 merupakan pengecualian. Sektor pendidikan, kesehatan dan sosial tak kena refocusing. Sejumlah sekolah di Buleleng yang diajukan mendapat bantuan DAK Fisik tahun lalu pun tetap disetujui dan direalisasi tahun ini.
“Bantuan ini merupakan bantuan rutin tiap tahun melalui usulan kami di Dinas. Kemudian pemerintah pusat akan mencocokkan dengan data di Dapodik, yang memang dinilai cocok akan direalisasikan,” jelas Surya Bharata.

Bantuan DAK Fisik itu dialokasikan untuk pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB), pembangunan ruang laboratorium, rehab ruang kelas, rehab perkantoran hingga ruang guru, pembangunan maupun rehab toilet hingga pengadaan sarana penunjang proses pembelajaran lainnya.

Jenis bantuan yang diberikan adalah rehab ruang kelas yang jika ditotal pada tiga jenjang pendidikan berjumlah 134 ruang kelas, baik rehab kategori ringan, sedang hingga berat. Hal itu pun tak dipungkiri karena kondisi sejumlah sekolah di Buleleng memang sudah berumur dan memerlukan peremajaan dari segi bangunan.

Selain juga ada pembangunan RKB di beberapa sekolah yang jumlahnya tidak terlalu banyak. Surya Bharata mengatakan secara umum ketersediaan ruang kelas sekolah di Buleleng sudah mencukupi. Kekroditan atau kekurangan ruang kelas hanya terjadi di sejumlah sekolah yang masih menerapkan sistem double shift yang jumlah rombongan belajar (rombel) tak relevan dengan ketersediaan ruang kelas.

Sebaran siswa yang tidak merata di suatu daerah juga menjadi penyebab. “Seperti contoh SMPN 2 Gerokgak itu penuh sekali karena sebaran siswa di daerahnya tidak merata. Tetapi setelah zonasi sudah mulai terdistribusi. Selain itu kendala lain terkadang saat memerlukan tambahan ruangan lahannya yang tidak ada,” jelas dia.

Kendala lahan untuk pengembangan gedung sekolah pun juga berlaku pada pembangunan gedung perpustakaan, laboratorium. Seluruh proses pembangunan maupun rehab fisik sekolah sudah dilaksanakan sejak bulan Mei-Juni lalu dengan sistem swakelola. Dana bantuan dari pusat langsung masuk ke rekening sekolah dan dikelola langsung oleh Panitia Pembanguann Sekolah (PPS) dengan melibatkan fasilitator dari dinas sebagai pendamping teknis. Seluruh pekerjaan ditargetkan sudah tuntas pada akhir tahun mendatang.*k23

Komentar