nusabali

Mesin PCR di RSUD Buleleng Operasi Akhir Oktober

  • www.nusabali.com-mesin-pcr-di-rsud-buleleng-operasi-akhir-oktober

Meski sebulan sudah berada di RSUD Buleleng, mesin PCR belum dioperasikan karena menunggu kesiapan piranti hingga izin pengoperasiannya.

SINGARAJA, NusaBali
Satu unit mesin Polymerase Chain Reaction (PCR) bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng yang sudah dikirim ke RSUD Buleleng pada 8 September lalu, ditarget dapat beroperasi pada akhir Oktober ini. RSUD Buleleng yang didapuk sebagai pengelola sedang dalam tahap pemenuhan alat pendukung lainnya.

Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha Sp PD, Selasa (6/10), mengatakan waktu persiapan pengoperasian menelan waktu cukup panjang. Hal itu disebabkan pemenuhan alat pendukung lainnya yang memerlukan birokrasi tertentu dalam pengadaan barang. “Sarana pendamping itu ada banyak sirkuit dan mesin pendamping yang mendukung pemeriksan PCR nanti. Dan beberapa alat itu tidak familiar ada, ada birokrasi pengadaan barangnya,” jelas  dokter spesialis penyakit dalam ini.

Selain itu persiapan lainnya adalah ruangan khusus dengan spek yang sangat krusial dan perlu ketelitian. RSUD, menurut dokter Arya, membangun bilik bersekat untuk penerimaan bahan, verifikasi bahan, pemeriksaan hasil dan pencatatan yang memang harus dipisahkan. Sehingga risiko penularan dari droplet yang diambil analis lab dapat ditekan sekecil mungkin.

Hal lain yang sedang disiapkan adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yakni seorang analis. RSUD Buleleng yang baru pertama kali menyiapkan alat uji PCR masih harus melatih analisnya untuk dapat mengoperasikan mesin PCR. Sejauh ini dari 5-10 analis yang dibutuhkan untuk direkrut baru, baru terpenuhi satu orang.

“Ini juga masih kami cari, sudah buka pengumuman rekrutmen analis tetapi baru satu yang masuk, kami masih menunggu pelamar lain. Sementara boleh menggunakan analis lama yang selama ini kerja di lab patologi, tetapi ke depan harus ada penggantinya,” jelas dia.

Dirut asal Desa Kayuputih Kecamatan Banjar ini juga menjelaskan RSUD Buleleng juga tengah mengupayakan izin pengoperasian mesin PCR dari Kemenkes yang difasilitasi Pemprov Bali. Izin pengoperasian mesin PCR mandiri di RSUD Buleleng disebutnya merupakan hal terpenting. Tanpa izin pengoperasian itu bantuan mesin tidak bisa digunakan sembarangan. Kemungkinan lain memang terbuka dengan mendompleng di RS yang melayani tes PCR hanya saja izin pengoperasian mandiri lebih diutamakan untuk penanganan kasus Covid-19 di Buleleng dapat maksimal.

“Kami berusaha dapatkan izin pengoperasian mandiri, sehingga ke depannya lebih mudah segala sesuatunya kalau izinnya sendiri. Pelayanan tes PCR tak hanya di Buleleng saja tapi juga bisa dari Jembrana dan Karangasem,” kata dokter Arya.

Sementara itu untuk kesiapan ruangan dan alat pendukung lainnya di-backup penuh oleh Pemkab Buleleng melaui dana Belanja Tak Terduga (BTT) sebesar Rp 1,5 miliar. Satu unit mesin PCR bantuan BNPB kepada Buleleng itu disebut berkapasitas 90 sampel dalam satu kali gelombang pengujian.*k23

Komentar