nusabali

SMA PGRI Amlapura Kumpulkan Siswa Berprestasi

  • www.nusabali.com-sma-pgri-amlapura-kumpulkan-siswa-berprestasi

AMLAPURA, NusaBali
SMA PGRI Amlapura tetap menghadirkan sejumlah siswa berprestasi ke sekolah, Senin (5/10).

Siswa yang diundang adalah pemenang lomba untuk diberikan hadiah berupa trofi dan piagam. Mereka diberikan motivasi agar tidak berhenti mengukir prestasi. Siswa yang hadir wajib mengedepankan protokol kesehatan yakni menggunakan masker, jaga jarak, dan cuci tangan.

Kasek SMA PGRI I Ketut Jelantik didampingi Wakasek Humas I Gede Aries Pidrawan memberikan motivasi dan arahan kepada belasan siswa yang hadir mengambil hadiah di halaman sekolah. Siswa yang berprestasi itu dari beragam jenis lomba. Mereka itu peraih Juara l Lomba Video Fasilitator materi PMR yang diselenggarakan UKM KSR PMI Unit STIKES Bina Usada Bali. Siswa itu I Made Raun Abiyoga kelas X IPA1 dan Ni Luh Putu Watiasih kelas XI IPS. Ada juara baca puisi virtual diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, lomba layang-layang virtual, dan lainnya.

Para siswa berprestasi itu dihadirkan ke sekolah karena mereka rindu suasana sekolah. Selama ini belajar di rumah menimbulkan kejenuhan dan jarang bertemu langsung guru pengajar. “Kami mengundang siswa berpretasi sekitar 15 orang. Mereka meraih gelar juara di berbagai jenis lomba,” kata Ketut Jelantik.

Tujuannya untuk memotivasi siswa yang berprestasi agar terus berkarya. Juga memotivasi siswa lainnya yang belum mencatat prestasi akademis dan non akademis. Selama tahun ajaran 2020/2021, baru enam kali bertatap muka dengan siswa kelas X. Mereka dihadirikan untuk mendengarkan materi pembelajaran, kurikulum, dan ketentuan lainnya. Sedangkan siswa yang berbakat di bidang-bidang tertentu sering ke sekolah. Misalnya membuat video untuk bahan lomba dan membuat puisi agar dapat bimbingan langsung dari guru pengajarnya. “Ternyata lomba secara virtual itu juga menambah wawasan siswa, bukan hanya dituntut menguasai materi juga teknologi membuat video,” katanya.

Sedangkan untuk pembelajaran akademis diakui belum optimal bisa berjalan secara virtual. Kurikulum sebagai standar menjalankan pendidikan juga tidak bisa optimal, dampaknya delapan standar pendidikan kurang optimal pencapaiannya. “Kami berusaha mengoptimalkan kemampuan siswa persiapan AKM (assessment kompetensi minimum) sebagai pengganti UN (ujian nasional). Kami sudah lakukan simulasi,” ungkap Ketut Jelantik. *k16

Komentar