nusabali

Mata Menyala Saat Gelap, Hati-hati Gejala Kanker Mata pada Anak

  • www.nusabali.com-mata-menyala-saat-gelap-hati-hati-gejala-kanker-mata-pada-anak

DENPASAR, NusaBali
Para orangtua harus jeli melihat gejala-gejala yang terjadi pada tubuh anak.

Misalnya mata anak terlihat menyala saat di ruangan gelap (cat eyes). Menurut konsultan anak yang juga menjabat sebagai Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP Sanglah, dr Ketut Ariawati SpA (K), bisa jadi itu gejala awal kanker mata. Kanker ini adalah kanker terbanyak kedua yang diderita anak-anak setelah leukemia. Para orangtua wajib mengetahui gejala-gejala awalnya. Karena semakin dini gejala yang ditemukan, kemudian diperiksakan, maka tingkat kesembuhan anak tinggi.

Menurut dr Ariawati, ada beberapa gejala umum yang bisa diamati oleh para orangtua. Misalnya pada kanker mata, gejala yang dialami anak adalah pada malam hari dan saat lampu dimatikan, mata anak mengeluarkan cahaya seperti kucing (cat eyes). Itu berarti sang anak mengalami fase awal. Sedangkan gejala kanker ginjal pada anak ditandai dengan adanya benjolan, gangguan kencing, kencing darah, dan sebagainya.

Sementara gejala anak mengalami kanker tulang, pada anak gampang mengalami tulang patah, padahal hanya terbentur sesuatu sedikit saja. Kemudian, gejala anak mengalami kanker darah cirinya anak mengalami panas yang tidak sembuh-sembuh, kemudian tiba-tiba terjadi pendarahan.

“Kadang-kadang anak dirujuk karena demam berdarah, tapi ternyata setelah kami periksa ternyata itu kanker. Maka dari itu penanganan di fase awal sangat penting. Semakin dini dideteksi, angka kesembuhan anak akan semakin tinggi,” ujarnya.

Menurut dr Ariawati, leukemia atau kanker darah menjadi jenis kanker yang paling banyak dialami oleh anak-anak. Kemudian diikuti kanker mata, kanker tulang, serta beberapa jenis kanker lainnya. Kanker bisa dialami oleh bayi yang baru lahir sekalipun. Dr Ariawati mengungkapkan, rata-rata pasien kanker anak yang ditangani di RSUP Sanglah terbanyak berusia antara 2-5 tahun. Bahkan pihaknya juga merawat pasien kanker remaja berusia 18 tahun. Khusus penderita leukemia, pengobatan yang dijalani selama dua tahun.

Selama belasan tahun bergelut melayani pasien anak dengan penyakit kanker, dr Ariawati mengaku belakangan ini jumlah anak dengan penyakit kanker yang berobat ke RSUP Sanglah meningkat. Jika dulunya dalam tiga bulan hanya ada satu pasien baru, namun saat ini dalam waktu sebulan bisa ada 4 sampai 5 pasien kanker anak baru yang berobat di RSUP Sanglah.

“Pertama mungkin karena sekarang ada pembiayaan BPJS yang akhirnya membantu para orangtua dalam pembiayaan. Biaya untuk pengobatan kanker saja biayanya Rp 150 juta. Itu pun baru biaya obat saja. Sedangkan biaya kamar, makan, terus jika saat pengobatan si anak mengalami infeksi dan keluhan lainnya, itu biayanya lain lagi. Yang kedua, mungkin juga kesadaran masyarakat meningkat. Media sosial dan informasi sekarang kan cepat. Jadi misalnya anak punya keluhan apa, langsung diperiksakan,” katanya.

Penyebab penyakit kanker pada anak hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Tapi secara garis besar dikatakan ada kelainan gen. Kelainan gen bukan berarti itu penyakit keturunan. Melainkan ada kelainan gen yang memang terjadi di tubuh anak itu sendiri. “Dari kelainan gen itu kemudian ada beberapa pengaruh faktor lain seperti lingkungan, makanan, radiasi, obat-obat kimia, dan lain-lain,” jelasnya.

Terkait makanan untuk penderita kanker anak, kata dr Ariawati, beberapa makanan memang harus diperhatikan. Misalnya, saat memasak makanan untuk anak, jangan menggunakan minyak yang jenuh. Jika bisa, gunakan minyak zaitun. Masakan juga jangan terlalu matang dan jangan gosong. Saat pengobatan kemoterapi, anak seringkali mengalami sariawan. Usahakan memberikan makanan yang lembut, jangan terlalu panas, agar makanan bisa masuk ke dalam tubuh. *ind

Komentar