nusabali

Pengembangan Desa Wisata 'Tersandera' Pandemi Covid-19

  • www.nusabali.com-pengembangan-desa-wisata-tersandera-pandemi-covid-19

MANGUPURA, NusaBali
Rencana pengembangan desa wisata di Kabupaten Badung belum direalisasikan lantaran pandemi Covid-19.

Pemkab Badung pun kini tak bisa memastikan kapan merealisasikan rencana pengembangan desa wisata tersebut. “Kita melihat perkembangan dulu, karena dengan kondisi saat ini, di tengah pandemi Covid-19, anggaran terbatas. Makanya kita tunda dulu pengembangan desa wisata, walaupun sebetulnya kajiannya sudah ada,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Pariwisata Kabupaten Badung Cok Raka Darmawan, Kamis (1/10).

Seperti diketahui, berdasarkan Perbup Nomor 47 Tahun 2010, ada 11 desa wisata di Badung, meliputi Desa Kerta, Desa Petang, Desa Pangsan, Desa Belok Sidan, Desa Carangsari (Kecamatan Petang), Desa Sangeh, Desa Bongkasa Pertiwi (Kecamatan Abiansemal), Desa Baha, Desa Munggu, Desa Mengwi dan Desa Kapal (Kecamatan Mengwi). Penetapan ini dilakukan Bupati Badung AA Gde Agung pada 15 September 2010. Kendati begitu, sesuai arahan Bupati, Dispar Badung akan fokus dulu menata lima desa wisata. Selebihnya menyusul secara bertahap.

Lima desa wisata yang akan dikembangkan pada tahap pertama meliputi Desa Pangsan, Bongkasa Pertiwi, Sangeh, Carangsari, dan Mengwi. Pemerintah bahkan sudah sempat mengalokasikan anggaran anggaran Rp 51,1 miliar untuk penataan. Anggaran bersumber dari APBD Badung tahun 2020. Namun, kemudian karena refocusing anggaran sehingga diarahkan untuk percepatan penanganan Covid-19. Rencananya tidak hanya membangun infrastruktur penunjang dewa wisata, pendampingan menyangkut manajemen dan sumber daya manusia (SDM) juga akan dilakukan. Dengan demikian, desa wisata tersebut menjadi magnet wisata baru di Badung Utara.

Disinggung kondisi desa wisata saat ini di tengah pandemi Covid-19, Cok Darmawan mengatakan kondisi tak ubahnya dengan sejumlah daya tarik wisata (DTW) di Badung. “Tetap jalan, salah satunya seperti di Bongkasa Pertiwi. Di sana ada arung jeram, naik ATV, swing. Namun memang tergantung tamu yang datang,” tegas birokrat yang jabatan aslinya adalah Asisten III Bidang Administrasi Umum.

“Kami tidak pungkiri memang tidak seperti dulu. Sekarang lebih banyak wisatawan domestik yang datang. Makanya, kalau tidak ada tamu ya tidak beroperasi,” imbuhnya. *asa

Komentar