nusabali

Momentum Promosi Pariwisata Aman Bencana

Bali Tuan Rumah Perhelatan Global Platform for Disaster Risk Reduction 2022

  • www.nusabali.com-momentum-promosi-pariwisata-aman-bencana

BPBD Bali akan gelar simulasi siaga bencana sebulan sekali setiap tanggal 26, untuk melatih masyarakat hadapi bencana alam

DENPASAR, NusaBali
Bali dipercaya menjadi tempat kegiatan akbar tingkat internasional ‘Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR)’ atau Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana tahun 2022 mendatang. Event yang rencananya dihadiri delegasi dari 182 negara tersebut, menjadi momentum bagi Bali untuk promosikan pariwisata aman bencana di mata internasional.

Sesuai namanya, kegiatan internasional GPDRR merupakan forum multi-pemangku kepentingan yang digelar UNDRR di bawah komando PBB setiap 2 tahun sekali, untuk meninjau kemajuan, berbagi pengetahuan, serta mendiskusikan perkembangan dan trend terbaru dalam pengurangan risiko bencana. Terakhir, acara ini digelar di Jenewa, Swiss, 13-17 Mei 2019 lalu.

Untuk tahun 2020, event GPDRR digelar di Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kini tengah mempersiapkan diri sebagai tuan rumah GPDRR 2022 tersebut. Bali dipercaya menjadi lokasi perhelatan internasional tersebut.

Penunjukan Bali sebagai tuan rumah penyelenggaraan GPDRR tahun 2020 ini diungkapkan Deputi Bidang Sisban Strategi BNPB, Wisnu Widjaja, saat bertemu Gubernur Bali Wayan Koster di Rmah Jabatan Komplek Jaya Sabha Denpasar, Kamis (1/10). Pertemuan Wisnu Widjaja dan Gubernur Koster khusus untuk membahas event GPDRR tahun 2022 di Bali tersebut.

Wisnu Widjaja menyebutkan, terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan GPDRR 2022 sekaligus menjadi ruang bagi pemerintah pusat, khususnya Pemprov Bali, untuk lebih mempromosikan pariwisata berbasis pengurangan risiko bencana di kancah internasional. “Menjadi suatu kehormatan bagi Indonesia, terutama Bali, sebagai tuan rumah kegiatan GPDRR tahun 2022 mendatang. Kegiatan ini dapat menjadi ajang promosi pariwisata Bali di kancah internasional,” jelas Wisnu Widjaja

Kegiatan GPDRR di Bali tahun 2022 mendatang diperkirakan akan dihadiri delegasi 182 negara, yang terdiri dari pejabat tinggi pemerintah, lembaga non pemerintah, akademisi, sektor wisata, dan media. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia tengah menunggu keputusan dan kesepakatan dari hasil pengkajian yang menyeluruh. Pasalnya, banyak aspek yang harus ditinjau terkait kelayakan penyelenggaraan event besar ini.

Sementara, Gubernur Koster menjelaskan bahwa Bali terus berupaya menerapkan apa yang menjadi rekomendasi dari pemerintah pusat, terkait pariwisata aman bencana, termasuk dalam menghadapi kondisi terkini di tengah pandemi Covid-19. “Saat ini Bali masih berada dalam kawasan zona merah. Namun, kami terus memperketat peraturan penerapan protokol kesehatan kepada masyarakat,” jelas Gubernur Koster.

Gubernur Koster pun berharap dengan bentuk sinergi dari pemerintah daerah dan kedisiplinan masyarakat, Provinsi Bali dapat terus menekan potensi penularan Covid-19. “Sehingga nantinya Bali dapat siap dan aman dalam menyelenggarakan kegiatan GPDRR tahun 2022 mendatang,” jelas Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali dan sempat tiga periode duduk di Komisi X DPR RI ini.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali akan melakukan edukasi dan melatih masyarakat dalam tanggap bencana alam. Simulasi siaga bencana ini menindaklanjuti adanya isu bencana tsunami 20 meter di selatan Pulau Jawa dan Bali, yang belakangan memicu kekhawatiran masyarakat.

Kepala Pelaksana BPBD Bali, I Made Rentin, mengatakan ingin meniru Jepang yang sangat rentan dan rawan bencana alam, namun rakyatnya siap ketika terjadi gempa besar dan tsunami. "Kayak di Jepang itu, dengan dilatih kepekaannya, mereka selalu siaga dan siap, sehingga ketika bencana benar-benar terjadi, rakyat di sana tidak kelabahan. Kita juga sosialisasi dan melatih masyarakat,” jelas Made Rentin di Denpasar, Kamis kemarin.

Menurut Rentin, sejak pemerintahan Gubernur Koster, selalu digelorakan simulasi siaga bencana. Nantinya, sebulan sekali setiap tanggal 26 akan dilakukan simulasi siaga bencana. "Kita berlatih bersama-sama, melatih diri hadapi gempa, berlatih hadapi tsunami, berlatih menghadapi gunung meletus. Ini rutin nanti dilakukan setiap tanggal 26," tegas Rentin.

Menurut Rentin, ancaman bencana di Bali yang sewaktu-waktu bisa terjadi, minimal bisa diatasi dengan sikap dan ketenangan warga. "Rasa ketakutan masyarakat yang berlebih, bisa dikurangi kalau sudah dilatih. Kami di jajaran BPBD pun bisa shock ketika dihantam bencana. Maka, pelatihan ini penting untuk melatih mental, termasuk petugas kami," ujar birokrat asal Desa Werdhi Buana, Kecamatan Mengwi, Badung ini.

Karena situasi pandemi Covid-19, kata Rentin, simulasi siaga bencana ini disiasati dengan protokol kesehatan yang ketat. Peserta simulasi maksimal 10-15 orang. Selanjutnya, peserta simulasi itulah yang akan menjadi juru kampanye dan sosialiasi ke masyarakat dengan menyebarluaskan informasi.

Untuk tahun 2021, kata Rentin, anggaran kegiatan BPBD Bali termasuk di dalamnya simulasi bencana rutin sebulan sekali, dipatok Rp 26 miliar, sama seperti tahun 2020. Menurut Rentin, Bali dicanangkan pemerintah pusat menjadi percontohan daerah pariwisata aman bencana. "Dengan didorongnya Bali sebagai percontohan daerah pariwisata aman bencana, diharapkan sejalan dengan bantuan dalam bentuk dana alokasi khusus (DAK) bidang kebencanaan," katanya. *nat

Komentar