nusabali

Latihan Pejudo Bali Dibagi Dua

  • www.nusabali.com-latihan-pejudo-bali-dibagi-dua

Jadwal latihan bisa dipilih Selasa atau Sabtu. Sedangkan atlet dari zona merah dapat dispensasi latihan mandiri.

DENPASAR, NusaBali
Pengprov Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Bali memilih alternatif pola pertemuan latihan langsung agar tetap bisa berjalan di tengah pandemi Covid-19.  Sebanyak 21 atlet peraih tiket PON Papua XX/2021 itu, proses latihannya dipisah.

Jadwal seminggu dua kali antara hari Selasa dan Sabtu bisa dipilih salah satunya untuk menjalani proses latihan tatap muka. Hal itu dilakukan agar ada opsi pilihan bagi atlet yang berhalangan setiap hari Selasa begitu juga sebaliknya pada hari Sabtu. Langkah ini ditempuh sebagai upaya agar atlet tidak berjubel dan numplek dalam proses latihan. Sehingga keramaian bisa dihindari, dan proses latihan tetap bisa berlangsung. "Perkembangan Covid-19 yang semakin meningkat, kami harus punya strategi agar latihan terus berjalan. Makanya kami pisah jadi dua latihannya. Bisa dipilih Selasa dan Sabtu. Yang jelas setiap latihan itu, pesertanya hanya 10-11 orang. Karena 21 judoka dibagi jadi dua," ucap Waketum Pengprov PJSI Bali Nengah Sudiartha, Selasa (29/9).

Kata pria yang kesehariannya dinas sebagai anggota polisi itu, langkah ini diambil agar latihan juga bisa berjalan secara efektif. Dan, pemantauan kepada atletnya tetap bisa dilakukan setiap minggunya. Meskipun sudah menyetor program latihan tiap harinya. Tapi dilihat secara langsung adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan. Semua itu karena tuntutan target untuk cabor judo sangat tinggi di PON Papua. “Kami harus pastikan atlet latihan mandiri di rumah dan dicek setiap minggunya. Apalagi sudah ada dua opsi yang bisa dipilih untuk ikut latihan. Jadi ini latihan bersama bukan sekadar ngumpul yang dicari," tegas Sudiartha.

Pria yang juga pengurus KONI Bali itu menegaskan, selain itu juga ada opsi lainnya. Misalnya Gede Ganding Kalbu Soethama, dia hanya latihan mandiri di rumah saja. Itu atas permintaan orangtuanya. Tapi yang tanggungjawab adalah orangtuanya untuk memantau latihan mandiri di rumah. Sedangkan judoka asa Karangasem I Gede Agastya Dharma Wardana untuk sementara diberikan latihan mandiri di rumahnya, Karangasem. Semua itu karena Karangsem masih zona merah. Sebelumnya Agastya rajin latihan ke Denpasar menjalani latihan bersama. Sementara judoka asal Tabanan, meskipun zona merah, masih tetap diberikan gabung latihan bersama. Kebetulan Ni Kadek Anny Pandini tinggal di Denpasar. Upaya ini dilakukan sebagai upaya ikut memutus perkembangan virus Corona. Agar jangan sampai atlet juga ikut terpapar. "Untuk latihan di rumah itu kami terima karena permintaan orangtua belum mengizinkan anaknya latihan bersama karena situasi pandemi Covid-19. Jadi, peran orangtua, juga kami libatkan di sini," papar Sudiartha.

Sementara itu pelatih dan pengurus judo juga tidak memaksa bagi yang belum siap latihan bersama. Apalagi saat ini programnya masih berkutat soal fisik. Dan, belum masuk tahap program teknik. Untuk menghindari full body kontak yang belum diperkenankan selama proses latihan. "Meski kami pisah latihannya, ada juga yang ikut latihan dua kali dalam seminggu. Baik hari Selasa dan Sabtu. Tapi semua itu kembali ke atlet. Jika memungkinkan tergantung kondisi atlet. Dan jika yang masih kerja atau kuliah, juga tetap diberikan dispensasi. Yang jelas kami di PJSI Bali sudah memformat sedemikian rupa agar semuanya bisa berjalan dengan normal," papar Sudiartha. *dek

Komentar