nusabali

Tak Bisa Lepas dari Kempo

Pelatih PON Bali Ketut Sada

  • www.nusabali.com-tak-bisa-lepas-dari-kempo

GIANYAR, NusaBali
Pelatih kepala kempo Gianyar I Ketut Sada adalah sosok sarat prestasi. Dia memiliki sejumlah catatan bagus sebelum jadi pelatih.

Yakni, atlet kempo PON Bali dan andalan Gianyar pada masa jayanya.  "Bagi saya kempo bisa dikatakan jalur napas hidup. Saya direkrut sebagai Pegawai Negeri Sipil atau sekarang berubah menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) atas kebijakan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Daud pada tahun 2009,”kata pria kelahiran 25 Desember 1969 itu.

“Ya, saya  diterima jadi ASN di Disdikpora Provinsi Bali. Syaratnya waktu itu, atlet atau pelatih minimal peraih medali emas di ajang PON. Itu tahun 2009, saya memenuhi syarat untuk itu," ungkap Ketut Sada, Senin (28/9).

Pria asal Banjar Kebalian Sukawati Gianyar itu mengisahkan perjalanan hidup yang separuhnya digeluti untuk kempo. Pertama meraih medali perak kategori embu beregu putra PON 1993 di Jakarta. Lalu medali perak kedua di embu beregu campuran 1996 di Jakarta. Menurutnya, prestasi itu yang terbaik saat jadi atlet.

"PON di Surabaya saya lolos sebagai atlet, tapi karena baru pertama kali PON di luar Jakarta, ada pengurangan jumlah atlet yang bertanding, karena keterbatasan akomodasi, saya akhirnya dicoret karena hanya tampil di nomor beregu," kata Ketut Sada.

Hal itu, kata Ketut Sada, sama persis pada PON Papua. Semua peserta PON dibatasi. Saat itu atlet kategori beregu tidak dikirim dan mengalami pencoretan. Hanya nomor individu yang berangkat, karena juga merangkap untuk beregu.

"Kalau PON Palembang saya sudah absen jadi atlet," kata Ketut Sada. Dalam perjalanan waktu, usianya semakin berumur. Ketut Sada pun beralih dari atlet jadi pelatih. Pertama kali melatih untuk level nasional, yakni pada PON Kaltim 2008. Saat itu tim kempo Bali meraih satu emas, satu perak dan dua perunggu.

Usai PON Kaltim, Ketut Sada diangkat menjadi ASN di Disdikpora Provinsi Bali pada 2009. Hal itu berkat jadi pelatih PON Kaltim 2008 yang meraih satu emas dan dua perunggu.

Meski belum dapat medali emas saat jadi atler, Ketut Sada selalu bersyukur binaanya meraih medali emas. Makanya, hidupnya tidak dapat dilepaskan kempo. *dek

Komentar