nusabali

Made Sunarta-Wayan Adnyana-Nengah Tamba Dijagokan Menjadi Ketua DPD Demokrat Bali

  • www.nusabali.com-made-sunarta-wayan-adnyana-nengah-tamba-dijagokan-menjadi-ketua-dpd-demokrat-bali

DENPASAR, NusaBali
Musyawarah Daerah (Musda) Demokrat Bali kemungkinan akan digelar Januari 2021 mendatang.

Tiga kader digadang-gadang sebagai kandidat kuat Ketua DPD Demokrat Bali 2021-2026, untuk menggantikan I Made Mudarta yang purna tugas, yakni I Made Sunarta, I Wayan Adnyana, dan I Nengah Tamba.

Sumber NusaBali di lingkaran Demokrat, Senin (28/9), menyebutkan sejauh ini nama trio Made Sunarta, Wayan Adnyana, dan Nengah Tamba yang kencang muncul dalam bursa calon Ketua DPD Demokrat Bali. “Yang diunggulkan itu Made Sunarta dan Wayan Adnyana, sementara Nengah Tamba masuk kuda hitam,” jelas sumber tersebut.

Made Sunarta adalah politisi-tokoh adat asal Kelurahan Abianbase, Kecamatan Mengwi, Badung kini menjabat Ketua DPC Demokrat Badung dan sekaligus Wakil Ketua DPRD Badung dari Fraksi Demokrat. Politisi yang juga Bendesa Adat Abianbase ini sudah dua periode menjabat Wakil Ketua DPRD Badung.

Sedangkan Wayan Adnyana adalah politisi asal Desa Luwus, Kecamatan Baturiti Tabanan yang kini menjabat sebagai Sekretaris DPD Demokrat Bali 2016-2021. Wayan Adnyana sempat dipercaya partainya menjadi Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali 2014-2019, namun gagal lolos lagi dalam Pileg 2019.

Sebaliknya, Nengah Tamba adalah politisi senior Demokrat asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana yang sempat menjadi Ketua Komisi III DPRD Bali 2014-2019. Saat ini, Nengah Tamba maju tarung sebagai Calon Bupati Jembrana yang diusung Golkar-Gerindra-Demokrat-PKB-PPP di Pilkada Jembrana 2020.

Menurut sumber tadi, selain trio Made Sunarta, Wayan Adnyana, dan Nengah Tamba, ada lagi dua Srikandi yang masuk bursa calon Ketua DPD Demokrat Bali 2021-2026. Mereka masing-masing Utami Dwi Suryadi dan Luh Gede Herryani. Utami Dwi Suryadi adalah Srikandi asal Denpasar yang kini menjabat Wakil Sekretaris DPD Demokrat Bali dan sudsah tida periode duduk di Fraksi Demokrat DPRD Bali Dapil Denpasar. Sedangkan Luh De Herryani adalah Srikandi asal Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang saat ini menjabat Ketua DPC Demokrat Buleleng.

"Hanya saja, Utami Dwi Suryadi dan Luh De Herryani tidak diunggulkan. Tapi, keduanya bisa saja muncul jelang Musda Demokrat Bali nanti. Semua tergantung dukungan DPC Demokrat Kabupaten/Kota," ujar kader senior Demokrat yang wanti-wanti namanya tidak dikorankan ini.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan DPD Demokrat Bali, I Ketut Ridet, mengatakan Musda untuk memilih nakhoda partai akan digelar tahun 2021. "Sesuai dengan hasil Kongres Demokrat, keputusannya untuk konsolidasi internal di seluruh Indonesia ditarget selesai sampai tahun 2023. Untuk Musda Demokrat Bali, rencananya akan kita laksanakan usai Pilkada 2020 (sekitar Januari 2021, Red)," ujar Ketut Ridet saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Senin kemarin.

Ridet menyebutkan, semua kader punya peluang maju tarung ke Musda Demokrat, sepanjang memenuhi syarat dan mendapatkan dukungan. "Kita kan sangat demokratis. Ada mekanisme nanti. Cuma, sekarang kader Demokrat diintruksikan untuk fokus dulu menangkan Pilkada 2020 di 6 kabupetan/kota di Bali. Nanti Januari 2021 baru akan disusun agenda konsolidasi," jelas politisi Demokrat asal Desa Adat Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli ini.

Di sisi lain, Made Sunarta justru terkekeh saat dikonfirmasi NusaBali soal namanya masuk bursa calon Ketua DPD Demokrat Bali untuk menggantikan Made Mudarta, Senin kemarin. "Adah, saya belum ada pikiran jadi Ketua DPD Demokrat Bali. Sekarang mengurus pemenangan Pilkada Badung 2020 dulu. Menangkan Pilkada dulu-lah, nanti tahun 2021 baru pikirkan Musda Demokrat," kilah Sunarta.

Sunarta menegaskan, banyak kader yang lain lebih pantas maju tarung berebut kursi Ketua DPD Demokrat Bali. "Coba tanya yang lain dulu. Kan masih lama Musda, tahun 2021. Kalau saya, fokus dulu untuk Pilkada Badung," tegas caleg Demokrat peraih suara terbanyak se-Bali untuk kursi DPRD Kabupaten/Kota dalam Pileg 2009 ini.

Sedangkan Wayan Adnyana sebelumnya mengatakan ingin fokus ke kegiatan usaha,setelah gagal dalam Pileg 2019."Kalau berebut Ketua DPD Demokrat Bali, mungkin belum kepikiran saya. Karena saya bukan orang yang ambisiius. Sekarang lagi urusan usaha saja dulu," elak Adnyana, beberapa waktu lalu.

Menurut Adnyana, dirinya akan tetap di Demokrat, walaupun nanti tidak menjadi ketua partai. "Ya kalau, saya pasti tetap di Partai Demokrat-lah," tegas Adnyana, yang sempat dua kali periode duduk di Fraksi Demokrat DPRD Bali Dapil Tabanan. *nat

Komentar