nusabali

Jenazah Sukarada Terdampar di Air Kuning

  • www.nusabali.com-jenazah-sukarada-terdampar-di-air-kuning

Jenazah I Kadek Sukarada ditemukan oleh pencari rongsokan di tepi Pantai Air Kuning, Desa Air Kuning, Kecamatan Jembrana.

NEGARA, NusaBali

I Kadek Sukarada, 18, yang hilang tenggelam setelah jukungnya ditabrak perahu selerek di perairan Pantai Air Kuning, Desa Air Kuning, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, Selasa (15/9) subuh, akhirnya ditemukan tak bernyawa pada Rabu (23/9) pagi. Jenazah pelajar SMA dari Banjar/Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, ini ditemukan terdampar di tepi Pantai Air Kuning.

Berdasar informasi, jenazah korban ini ditemukan oleh I Wayan Wara, warga Banjar Lemodang, Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, pada Rabu (23/9) sekitar pukul 06.30 Wita. Saat itu, Wara yang sedang mencari rongsokan di Pantai Air Kuning, terkejut melihat sesosok jenazah di tepi pantai. Wara yang yakin jika jenazah tersebut adalah Sukarada yang juga warga Desa Perancak, langsung menghubungi salah satu rekannya, dan diteruskan ke keluarga korban. Kemudian temuan tersebut dilaporkan ke Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana dan Satpol Air Jembrana.

Koordinator Lapangan Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana I Made Suardika, Kamis (24/9), membenarkan penemuan jenazah Sukarada itu. Sebelumnya, dari tim SAR Gabungan Jembrana telah berusaha melakukan operasi pencarian selama 7 hari sejak korban hilang, Senin (21/9) lalu, namun tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban. “Ya, sudah ditemukan. Kemarin sudah langsung dievakuasi, diserahkan ke keluarga,” ujar Suardika.

Saat ditemukan itu, kondisi jenazah sudah dalam keadaan membengkak. Meski demikian, dari pihak keluarga dapat mengenali korban dari pakaiannya. “Sudah dipastikan memang itu korban yang sempat kami cari. Kemungkinan jenazah korban akhirnya terdampar karena terbawa arus,” ucap Suardika.

Pada berita sebelumnya, seorang siswa Kelas XII SMAN Mendoyo, I Kadek Sukarada, 18, hilang tenggelam di Perairan Air Kuning, Desa Air Kuning, Kecamatan Jembrana, Selasa (15/9) subuh, setelah jatuh ke laut karena jukungnya tertabrak perahu selerek.

Informasi yang dihimpun NusaBali, musibah yang dialami korban Kadek Sukarada terjadi saat Penampahan Galungan pada Anggara Wage Dunggulan, Selasa subuh sekitar pukul 05.00 Wita. Sukarada awalnya melaut bersama kakak misan (sepupu)-nya, I Made Ludra, 28, dengan naik jukung sendiri-sendiri dari pantai Desa Perancak, Senin (14/9) malam.

Mereka sama-sama memancing ikan di perairan Tabanan Barat, dekat perbatasan dengan Kabupaten Jembrana. Setelah beberapa jam memancing, korban dan kakak sepupunya memutuskan balik ke Desa Perancak, Selasa dinihari. Namun, sesampainya di perairan Desa Perancak sekitar pukul 04.30 Wita, jukung mereka tidak bisa bersandar, karena terhalang batu karang akibat air laut sedang surut.

Nah, sambil menunggu air pasang, korban Kadek Sukarada dan Made Ludra, memutuskan balik ke arah timur untuk istirahat sambil makan perbekalan di tengah Perairan Air Kuning, Desa Air Kuning, yang berjarak beberapa kilometer dari Desa Perancak. Ketika sedang istirahat sekitar pukul 05.00 Wita, tiba-tiba datang sebuah perahu selerek dari arah timur dan langsung menghantam jukung korban dan jukung kakak sepupunya.

Setelah tertabrak perahu selerek, korban Kadek Sukarada jatuh ke laut dan langsung hilang tenggelam. Sedangkan kakak sepupunya, Made Ludra, berhasil selamat dari maut. Made Ludra menyaksikan bagimana perahu selerek itu langsung kabur setelah menabrak dua jukung hingga adik sepupunya hilang tenggelam. *ode

Komentar