nusabali

BWS Bali-Penida Kebut Embung Sanda

  • www.nusabali.com-bws-bali-penida-kebut-embung-sanda

DENPASAR, NusaBali
Pembangunan infrastruktur pada masa pandemi di Indonesia tidak semuanya ditunda.

Seperti halnya dengan proyek embung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Desa Sanda, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, menjadi prioritas yang harus diselesaikan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida. “Embung Sanda menjadi penampung air baku dan sangat bermanfaat untuk warga setempat,” kata Gede Bina Yudha,  PPK DSE (Danau Situ Embung) BWS Penida Bali di Denpasar, Selasa (22/9).

Diakui bahwa pembangunan embung yang nantinya bisa menampung 17.000 meter kubik air ini sempat tertunda selama 1,5 bulan. Namun penundaan itu disebut Bina Yudha karena adanya pergeseran titik lokasi awal. “Toh walaupun menjadi terlambat, pengerjaannya ternyata sudah memenuhi 36% dari hitungan awal 32%,” kata pria kelahiran Buleleng ini.

Proyek dengan sumber dana APBN sebesar Rp 7,697 miliar lebih ini dikerjakan oleh PT Jangkar Sejati Utama dengan waktu pelaksanaan 192 hari kalender. “Targetnya bulan Desember sudah kelar dan dimanfaatkan warga setempat,” kata alumnus Magister  Sistem dan Teknik Transportasi (MSTT) Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gajah Mada Yogyakarta ini.

Embung Sanda ini diharapkan segera tuntas karena saat ini sudah mulai masuk musim penghujan. Jika proyek ini sudah rampung, kebutuhan air akan bisa bermanfaat bagi warga setempat yang juga punya potensi pengembangan kebun kopi, coklat, cengkih, durian, kelapa dan lain-lain.

Sementara itu terkait protokol kesehatan (Prokes) meengantisipasi pandemi Covid-19 pada  proyek yang melibatkan 105 pekerja tersebut diakui sempat mengalami ‘kegagapan’ di awal pengerjaan. Bahkan beberapa warga dikabarkan sempat melakukan sidak Prokes hingga soal  Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

“Namun saat ini dipastikan sudah menjalankan protokol kesehatan mulai penyediaan tempat cuci tangan, handsanitizer dan penggunaan masker. Kami akan pantau terus," janji Bina Yudha.

Keberadaan embung di desa yang berlokasi di sebelah barat daya gunung Watukaru ini memang diperlukan, mengingat kondisi geografis memiliki lereng yang landai hingga bergelombang dan  berada pada ketinggian 600-1.000 meter di atas permukaan air laut. *mao

Komentar