Berebut Kursi Dosen di Undiksha, Puluhan Pelamar CPNS Ikuti SKB
Terdapat 78 peserta seleksi yang akan memperebutkan 32 formasi yang seluruhnya untuk dosen.
SINGARAJA, NusaBali
Puluhan peserta seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun anggaran 2019 yang telah lolos Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) mengikuti Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) yang dimulai pada Senin (21/9). Seleksi yang berlangsung selama tiga hari hingga Rabu (23/9) ini dilakukan secara daring.
Pada seleksi kali ini, peserta mengikuti tes wawancara dan tes micro
teaching, dengan masing-masing dua penguji yang berasal dari Undiksha, sesuai dengan bidang keilmuannya. Meski di tengah pandemi Covid-19, pelaksanaan tes dilangsungkan dengan memperhatikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Ketua Panitia, I Made Karunia, mengungkapkan, ada 78 peserta seleksi yang akan memperebutkan 32 formasi yang seluruhnya untuk dosen. Formasi tersebut mencakup berbagai bidang keilmuan dan akan ditempatkan di sejumlah program studi tertentu di beberapa fakultas. "Kualifikasi pendidikan peserta ini juga ada yang S-3," kata pria yang juga menjabat sebagai Kepala Bagian Kepegawaian Undiksha ini.
Rinciannya, pada Fakultas Ekonomi bidang keilmuan yang dicari adalah pendidikan ekonomi, akuntasi, dan manajemen. Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial terdiri dari pendidikan sosiologi, sosiologi (murni), pendidikan IPS, perpustakaan, dan sistem informasi. Fakultas Bahasa dan Seni, formasinya bahasa Mandarin dan bahasa Jepang. Pada Fakultas MIPA, formasinya diperuntukkan bagi pelamar dengan bidang matematika, pendidikan biologi, kimia pangan, fisika, budidaya kelautan, dan akuakultur.
Sedangkan pada Fakultas Teknik dan Kejuruan, formasinya terdiri dari sistem informasi, ilmu komputer, bidang penelitian dan evaluasi pendidikan, dan bidang pariwisata. Fakultas Olahraga dan Kesehatan, formasinya untuk bidang keperawatan dan kebidanan. Terakhir, untuk Fakultas Kedokteran, dengan formasi dokter spesialis.
Karunia menambahkan, para peserta nantinya juga akan mengikuti Computer Based Test (CBT) pada 29 September 2020 mendatang. "Dalam SKB, sebagaimana ketentuan dari pusat, teknis pelaksanaan ada tiga sub tahapan, yaitu tes wawancara, micro teaching, dan CBT," imbuhnya.
Sementara itu, Rektor Undiksha, Prof I Nyoman Jampel menegaskan, pelaksanaan SKB sepenuhnya mengikuti kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Undiksha hanya sebagai pelaksana dan mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam seleksi. "Untuk tes wawancara dan micro teaching, sesuai hasil rapat, ditetapkan melibatkan unsur pimpinan dan yang memiliki kompetensi bidang ilmu psikologi maupun yang sudah memiliki kapabilitas sesuai bidang," katanya.
Disampaikan pula, seleksi ini sepenuhnya berlangsung secara daring, termasuk dalam pengiriman hasil penilaian ke pusat. "Untuk hal yang ditanyakan, penguji juga baru tahu saat baru masuk aplikasi. Kami tidak tahu sebelumnya. Kami saklek pada regulasi yang ditentukan oleh pusat,” tegas Prof Jampel.
Pelaksanaan SKB juga mendapat pemantauan dari Ombudsman dan kepolisian. Hal tersebut untuk menghindari adanya pelanggaran kebijakan. "Dengan dipantau, kalau ada apa, kami bisa diberitahu dan diingatkan," ujarnya.
Melalui seleksi ini, Undiksha diharapkan benar-benar mendapatkan dosen sesuai kebutuhan, baik dari aspek kompetensi maupun wawasannya. "Saya berkeyakinan dengan tes ini, bahwa input dosen betul-betul sesuai kebutuhan," tandasnya. *cr75
Puluhan peserta seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun anggaran 2019 yang telah lolos Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) mengikuti Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) yang dimulai pada Senin (21/9). Seleksi yang berlangsung selama tiga hari hingga Rabu (23/9) ini dilakukan secara daring.
Pada seleksi kali ini, peserta mengikuti tes wawancara dan tes micro
teaching, dengan masing-masing dua penguji yang berasal dari Undiksha, sesuai dengan bidang keilmuannya. Meski di tengah pandemi Covid-19, pelaksanaan tes dilangsungkan dengan memperhatikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Ketua Panitia, I Made Karunia, mengungkapkan, ada 78 peserta seleksi yang akan memperebutkan 32 formasi yang seluruhnya untuk dosen. Formasi tersebut mencakup berbagai bidang keilmuan dan akan ditempatkan di sejumlah program studi tertentu di beberapa fakultas. "Kualifikasi pendidikan peserta ini juga ada yang S-3," kata pria yang juga menjabat sebagai Kepala Bagian Kepegawaian Undiksha ini.
Rinciannya, pada Fakultas Ekonomi bidang keilmuan yang dicari adalah pendidikan ekonomi, akuntasi, dan manajemen. Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial terdiri dari pendidikan sosiologi, sosiologi (murni), pendidikan IPS, perpustakaan, dan sistem informasi. Fakultas Bahasa dan Seni, formasinya bahasa Mandarin dan bahasa Jepang. Pada Fakultas MIPA, formasinya diperuntukkan bagi pelamar dengan bidang matematika, pendidikan biologi, kimia pangan, fisika, budidaya kelautan, dan akuakultur.
Sedangkan pada Fakultas Teknik dan Kejuruan, formasinya terdiri dari sistem informasi, ilmu komputer, bidang penelitian dan evaluasi pendidikan, dan bidang pariwisata. Fakultas Olahraga dan Kesehatan, formasinya untuk bidang keperawatan dan kebidanan. Terakhir, untuk Fakultas Kedokteran, dengan formasi dokter spesialis.
Karunia menambahkan, para peserta nantinya juga akan mengikuti Computer Based Test (CBT) pada 29 September 2020 mendatang. "Dalam SKB, sebagaimana ketentuan dari pusat, teknis pelaksanaan ada tiga sub tahapan, yaitu tes wawancara, micro teaching, dan CBT," imbuhnya.
Sementara itu, Rektor Undiksha, Prof I Nyoman Jampel menegaskan, pelaksanaan SKB sepenuhnya mengikuti kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Undiksha hanya sebagai pelaksana dan mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam seleksi. "Untuk tes wawancara dan micro teaching, sesuai hasil rapat, ditetapkan melibatkan unsur pimpinan dan yang memiliki kompetensi bidang ilmu psikologi maupun yang sudah memiliki kapabilitas sesuai bidang," katanya.
Disampaikan pula, seleksi ini sepenuhnya berlangsung secara daring, termasuk dalam pengiriman hasil penilaian ke pusat. "Untuk hal yang ditanyakan, penguji juga baru tahu saat baru masuk aplikasi. Kami tidak tahu sebelumnya. Kami saklek pada regulasi yang ditentukan oleh pusat,” tegas Prof Jampel.
Pelaksanaan SKB juga mendapat pemantauan dari Ombudsman dan kepolisian. Hal tersebut untuk menghindari adanya pelanggaran kebijakan. "Dengan dipantau, kalau ada apa, kami bisa diberitahu dan diingatkan," ujarnya.
Melalui seleksi ini, Undiksha diharapkan benar-benar mendapatkan dosen sesuai kebutuhan, baik dari aspek kompetensi maupun wawasannya. "Saya berkeyakinan dengan tes ini, bahwa input dosen betul-betul sesuai kebutuhan," tandasnya. *cr75
Komentar