nusabali

Warga Keluhkan Raskin Barak Kutuan

  • www.nusabali.com-warga-keluhkan-raskin-barak-kutuan

Jumat ini, pihak Bulog akan mengecek sekaligus mengganti raskin yang merah itu dengan beras bagus.

GIANYAR, NusaBali

Ribuan kilogram (kg) raskin (beras miskin) untuk 693 RTSPM (Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat) di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, terpaksa dipending penyalurannya oleh desa setempat. Karena, raskin kiriman Bulog itu barak (kemerah-merahan, Red) dan kutuan (ada banyak kutu, Red) hingga cenderung membusuk.

Informasi di Gianyar, Kamis (13/10), kondisi beras jatah raskin untuk Oktober 2016 itu, dilaporkan oleh Perbekel Pupuan I Wayan Sumatra ke Kepala Bagian Ekonomi Setda Gianyar I Gde Windia Berata. Saking kecewanya, Sumatra pun menyebar sejumlah foto beras barak itu di akun facebooknya, dengan makna status, kecewa.

Dihubungi NusaBali, Kamis kemarin, Sumatra mengakui, desanya telah dikirimi raskin barak oleh Bulog. Ia telah memeriksa raskin itu dan hampir semua dari 10.395 kg, barak dan bau pengap. Namun ia tak banyak berkomentar dengan alasan telah melaporkan kondisi beras itu ke Bagian Ekonomi Setda Gianyar.

Kepala Bagian Ekonomi Setda Gianyar I Gede Windia Berata mengatakan, pihaknya telah memerintahkan stafnya mengecek raskin itu ke Desa Pupuan. Dari  laporan stafnya, raskin dalam kaping itu barak. Ia juga telah mengontak via telepon pihak Bulog Bali yang gudangnya ada di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar. ‘’Besok (Jumat ini, Red) pihak Bulog akan mengecek sekaligus mengganti raskin yang merah itu dengan beras bagus kelas medium,’’ ujarnya.

Kata dia, agar masalah beras barak ini tak terulang, semestinya pihak penerima raskin di desa, mengecek kualitas beras yang diterimanya. Pihak Bulog juga mesti memeriksa raskin yang akan disalurka ke desa-desa agar tak bolak-balik karena ditolak pihak desa. Windia mengakui, penyebab munculnya beras raskin barak ini karena saking banyaknya beras yang disalurkan oleh Bulog hingga tak semua bisa diteliti. Namun demikian, beras barak seperti ini tetap tidak direkomendasi untuk disalurkan kepada KK miskin. Karena landasan penyaluran raskin ada 6 tepat yakni tepat sasaran, jumlah, harga, waktu, administrasi, dan tepat kualitas.

Koordinator Lapangan Satker Raskin Bulog Kabupaten  Gianyar Nengah Adi Arta mengakui, dirinya telah menerima protes dari Bagian Ekonomi Setda Gianyar terkait adanya raskin  barak itu. Menurutnya, beras itu barak karena penyimpanannya agak lama. Pihaknya mengaku hanya sebagai penyalur sehingga tidak tahu sejak kapan beras itu keluar dari penyosohan dan seberapa lama disimpan di gudang Bulog. ‘’Yang jelas, kami akan carikan pengganti beras yang merah ini. Besok (Jumat ini, Red) kami akan cek ke Desa Pupuan, dan mengganti beras yang merah itu,’’ jelasnya.

Adi Arta mengaku, pihaknya menyalurkan raskin di Gianyar 314.565 kg per bulan. Data di Bagian Ekonomi Setda Gianyar, bersumber dari TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan), di Gianyar tahun 2016 terdapat 21.454 RTSPM. Setelah pelaksanaan musdes (musyawarah desa) di masing-masing desa, jumlah itu menurun menjadi 20.971 RTSPM. Tiap RTSPM berhak mendapatkan 15 kg raskin dengan nilai tebus Rp 1.800 per kg atau Rp 24.000 per 15 kg, jenis beras medium. * lsa

Komentar