nusabali

Galungan Geliatkan Ekonomi di Tengah Pandemi

  • www.nusabali.com-galungan-geliatkan-ekonomi-di-tengah-pandemi

GIANYAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 menjadikan perekonomian masyarakat di Gianyar khususnya, kian lumpuh.

Lebih-lebih, masyarakat di bumi seni ini amat bersandar dari pariwisata, sektor andalan yang sedang dikolapskan pandemi. Meski demikian, di tengah pandemi, perekonomian masyarakat di Gianyar agak bisa berputar seiring dengan persiapan Hari Raya Gakungan, Buda Kliwon Dungulan, Rabu (16/9), dan Kuningan pada Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (26/9). Terutama perlengkapan penjor dan alat upakara lainnya amat diburu masyarakat. Hal ini menandakan, mayadnya tetap berdampak menjadi putaran roda perekonomian masyarakat, sekalipun sedang pandemi.

Salah satu pemilik toko Yadnya Dewi, di Jalan Raya/Desa Belega, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, mengaku pembelian saran penjor dan perlengkapan yadnya tersebut di luar prediksinya. Sebab dia sempat sedikit cemas berjualan di tengah pandemi. “Sebelum, saya sedikit cemas  akan tak ada pembeli, mengingat situasi Covid-19. Tapi, astungkara, perlengkapan penjor laris, meski tidak seperti Galungan setahun lalu,” jelasnya, Senin (14/9).

Dikatakan, Galungan kali ini harga barang mengalami penurunan dibandingkan Galungan enam bulan lalu. Harga turun sampai 25 persen dari harga normal. “Dibandingkan Galungan enam bulan lalu, stok barang juga menurun. Kalau dulu stoknya bisa 2.000 - 3000 pcs, saat ini hanya berani sampai 1.000 pcs. Karena perajin juga tidak berani membuat banyak,” sambungnya.

Melihat fenomena ini, Ketua PHDI Gianyar Nyoman Patra mengatakan bahwa memang dari dulu yadnya konsepnya swastika, yakni perputaran. “Kita patut bersyukur melihat ini. Artinya masih ada gerak ekonomi, masih ada gairah hidup di masyarakat,” paparnya.

Disampaikan, untuk itu proses yadnya harus diberikan sebuah pemaknaan yakni imun masyarakat tetap terjaga. Begitu besarnya dampak pandemi, hingga akomodasi pariwisata banyak yang tutup dan hunian hotel merosot hingga 90 persen lebih. Namun gairah beryadnya masih berdenyut, inilah yang akan memutar perekonomian. Meski demikian diharapkan tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan. “Ekonomi, kesehatan dan kebahagian adalah satu kesatuan saling berkait untuk menuju kesejahteraan,” ungkapnya.

Dia berpesan, karena banyak masyarakat yang di-PHK, agar tidak menjalankan yadnya secara jor-joran. Cukup lakukan yang sederhana. Karena dalam sastra disebutkan dalam situasi gering agung mantra atau yadnya yang besar tidak akan berguna. “Sehingga yadnya akan menimbulkan sebuah kehidupan, kedamaian dan kebahagiaan. Kalau tidak punya, ya kecilkan. Dalam sastra sudah disebutkan, sekuntum bunga pun kau persebahkan kepada ku, aku akan terima,” ucapnya. *nvi

Komentar