nusabali

Masyarakat Takut Berobat ke RSUD

Dampak Penanganan Pasien Covid-19

  • www.nusabali.com-masyarakat-takut-berobat-ke-rsud

Jangan khawatir, kalau ke RSUD Klungkung tak akan tertular Covid-19. Apalagi akses RSUD Klungkung banyak.

SEMARAPURA, NusaBali

Pandemi Covid-19 mengakibatkan masyarakat makin takut untuk berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung. Dampaknya, jumlah pasien baik rawat inap dan rawat jalan di RS milik Pemkab ini, menurun hingga 50 persen.

Menyikapi itu, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta ambil langkah sigap dengan berkunjung ke RSUD itu, Senin (14/9). Kepada NusaBali, Dirut RSUD Klungkung dr Nyoman Kesuma mengakui, adanya masyarakat takut ke berobat ke RSUD karena RS ini masih intens merawat pasien kasus Covid-19. ‘’Sampai pada puncak kasus (Covid-19,Red) seperti ini, sehingga masyarakat wajar takut dengan ketularan di RS. Sesungguhnya keadaannya tidak benar demikian,’’ tegasnya.

dr Kesuma menjelaskan, rata-rata jumlah pasien rawat  jalan tahun 2020 turun 150 orang (50 persen) per hari, jika dibandingkan tahun 2019 mencapai 300 orang per hari. Kunjungan di UGD per shif pada tahun 2019 juga turun yakni rata-rata 30 pasien atau sekitar 100 orang per hari. Tapi, kini hanya 50 persennya per hari. Dia tak yakin penurunan jumlah pasien ke RSUD ini karena makin banyak pasien berobat ke RS swasta. ‘’Tidak juga. Terbukti, RS swasta yang tak merawat pasien Covid-19, kenaikan jumlah pasiennya tak signifikan. Intinya, secara umum masyarakat memang takut berobat ke rumah sakit. Selain takut tertular, masyarakat juga takut akibat informasi layanan RS yang dihoaks,’’ jelasnya.

Mengatasi itu, dr Kesuma berjanji untuk meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat, bahwa layanan kesehatan untuk non Covid-19 di RSUD berjalan normal. Selain itu, belum terbukti ada penularan penyakit pasien Covid-19 ke pasien non Covid-19. Karena pemisah ruang atau zonasi perawatan dua jenis pasien ini sangat jelas. ‘’Jangan khawatir, kalau ke RSUD Klungkung tak akan tertular Covid-19. Apalagi akses RSUD Klungkung banyak. Beda dengan akses masuk RS swasta yang biasanya hanya satu pintu, sehingga tak bisa memisahkan pasien Covid-19 dan non Covid-19,’’ jelasnya. Dia menyambut baik kunjungan Bupati Klungkung untuk mempertegas layanan pasien Covid-19 dan non Covid-19.

Kepada Bupati Suwirta, Kepala Bagian Pelayanan Keperawatan RSUD Klungkung Desak Sriyoni menyampaikan, saat ini RSUD Klungkung memiliki ruang isolasi pasien Covid-19 dengan 66 bed (tempat tidur).  

Dari jumlah itu telah terisi pasien 46 bed, dan sisa 20 bed.  Di tengah situasi pandemi Covid-19 ini, Bupati Suwirta meminta manajemen rumah sakit untuk menciptakan suasana nyaman dan aman bagi masyarakat. Dirinya mengaku sering mendapat laporan dari masyarakat yang takut berobat ke rumah sakit karena ada pasien Covid-19. "Untuk mengantisipasi hal ini, agar dibuatkan iklan layanan masyarakat yang menggambarkan suasana RS ini aman dan nyaman. Sehingga masyarakat tidak takut berobat ke RSUD Klungkung," ujar Bupati Suwirta.

Bupati Suwirta meminta supaya keselamatan petugas medis dan manajemen RS harus diutamakan. Penerapan protokol kesehatan dan penggunaan APD wajib dilakukan serta selalu menjaga kebersihan area RSUD. "Jangan sampai RSUD menjadi klaster penyebaran Covid19," katanya.

Selain memantau ketersediaan ruang isolasi, Bupati Suwirta juga memeriksa sistem informasi basis data pasien Covid-19 dan sejumlah aplikasi yang digunakan manajemen rumah sakit. *lsa,wan

Komentar