nusabali

Pandemi, Permintaan Dodol Penglatan Menurun

  • www.nusabali.com-pandemi-permintaan-dodol-penglatan-menurun

SINGARAJA, NusaBali
Industri rumahan dodol di Desa Penglatan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, ikut terdampak pandemi Covid-19.

Permintaan pasar salah satu camilan khas Buleleng ini mengalami penurunan. Hal itu diungkapkan salah seorang perajin Dodol Penglatan asal Banjar Dinas Kelodan, Desa Penglatan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Wayan Artawan.

Dia mengatakan, biasanya permintaan Dodol Penglatan selalu mengalami peningkatan terutama saat menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan. Namun kali ini berbeda. Diakuinya, menjelang hari raya tahun ini di tengah pandemi, permintaan Dodol Penglatan tak sebanyak tahun lalu. "Pandemi sangat berpengaruh. Permintaan dodol ke kami tak sebanyak menjelang hari raya tahun lalu," akunya, Selasa (8/9) saat ditemui NusaBali.

Lantaran permintaan tak banyak, dia pun mengurangi jumlah produksi. Pengalaman saat hari raya tahun lalu, untuk memenuhi permintaan yang membludak pihaknya bisa menyetok dodol hingga 2 ton lebih. Sedangkan menjelang hari raya tahun ini ia hanya membatasi stok tak lebih dari separuhnya karena takut tidak terjual. "Jelang hari raya kemarin bisa nyetok dodol lebih dari 2 ton. Satu rumah ini penuh dengan dodol. Sekarang hanya berani nyetok 1 ton," ungkap pria berusia 35 tahun ini.

Meski demikian, pria yang sudah menggeluti usaha dodol selama 10 tahun ini mengakui permintaan dodol menjelang hari raya tetap meningkat jika dibandingkan hari biasanya selama pandemi. Untuk itu semenjak tiga minggu lalu pihaknya menaikkan produksi. "Satu bulan menjelang hari raya tetap produksi lebih banyak. Kalau hari biasanya produksi paling seminggu dua kali. Sekarang hampir setiap hari," tutur Artawan.

Saat ini harga dodol yang dijual pun cenderung mengalami kenaikan, yakni Rp 28 ribu setiap kilogramnya. Sedangkan biasanya ia bisa menjual dengan harga Rp 24 ribu. Dia mengutarakan, kenaikan harga ini lantaran menyesuaikan dengan harga bahan pokok yang juga mengalami kenaikan. "Beberapa bahan bakunya naik. Harga kelapa saat ini Rp 8.000/ butir dari biasanya di kisaran Rp 6.000 - Rp 7.000. Ketan pun harganya hampir setiap bulan naik Rp 1.000," beber dia.

Dalam sehari usaha dodol yang diwariskan turun-temurun dari keluarganya ini mampu memproduksi hingga 168 kg dodol. Dodol tersebut dipasarkan hampir ke seluruh wilayah di Bali. Di antaranya, Gianyar, Denpasar, Jembrana, Bangli, Klungkung, dan Badung. Daya tahan Dodol Penglatan bisa mencapai tiga bulan. *cr75

Komentar