nusabali

Pengusaha Dukung Pelonggaran Tamu Bisnis

  • www.nusabali.com-pengusaha-dukung-pelonggaran-tamu-bisnis

Imbau wisman tak ke Bali sampai Pemerintah pastikan aman dari Covid-19

DENPASAR,NusaBali

Kalangan pengusaha Bali mendukung usulan pelonggaran visa bagi tamu bisnis ke Indonesia, dalam hal ini ke Bali. Namun demikan tetap dengan catatan penerapan protokol kesehatan dilakukan secara ketat dan bersungguh-sungguh untuk memutus mata rantai pandemi Covid-19.

“Kami  Apindo mendukung penuh upaya pemerintah menanggulangi penularan Covid-19, namun sektor ekonomi juga tidak bisa diabaikan,” ujar Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bali I Nengah Nurlaba, Jumat (11/9).

Karenanya Nurlaba sepaham dengan usulan ada kelonggaran visa untuk tamu dengan tujuan berbisnis ke Indonesia, khususnya ke Bali.

Dikatakan Nurlaba, berbagai produk Bali, industri kerajinan, UMKM dan juga produk industri tentu memerlukan pasar atau buyer. Dalam hal ini pembeli atau buyer luar negeri.

“Makanya kami sepakat untuk tamu bisnis sebaiknya ada pelonggaran,” tandas Nurlaba, pengusaha asal Jembrana. Namun lanjutnya pelonggaran tersebut dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Sebaliknya untuk wisman kata Nurlaba, memang sebaiknya jangan dulu masuk ke Bali, sampai pemerintah memastikan Bali aman dari Covid-19.

Dihubungi terpisah Ketua DPW Asosiasi Logistik dan Forwader Indonesia (ALFI) Bali AA Bayu Joni Saputra menyampaikan hal senada. Tegasnya pelaku usaha dalam hal ini ALFI mendukung setiap upaya dan langkah pemerintah untuk menanggulangi pandemi Covid-19.

Namun di pihak lain  perekonomian tentu juga harus diupayakan ditata. Apalagi pertumbuhan ekonomi Bali sampai minus. Karena itu seandainya tamu bisnis masuk tentu akan berpengaruh terhadap geliat perekonomian.

Dia juga sepakat jika ada kelonggaran kunjungan untuk tamu bisnis pasti berimbas pada perekonomian. “Orangnya tidak banyak, mungkin 1 atau 2 namun dampaknya positif bagi perekonomian,” ujar pria yang juga Ketua Satgas Covid-19 Desa Adat Kerobokan, Kuta Utara Badung.

Setidaknya ada 3 dampaknya; penciptaan lapangan kerja, peningkatan nilai tambah dan pemasukan atau devisa bagi negara atau daerah.

Misalnya produk handicraft. Bila buyer meng-order tentu menyebabkan menggeliat sub sektor kerajinan, sehingga membuka lapangan kerja. Yang kedua memberi nilai tambah. Sepotong kayu albesia bernilai tak seberapa awalnya. Namun setelah diproses jadi barang kerajinan akan memberi nilai tambah. Dampak ketiga adalah devisa atau pemasukkan bagi daerah/negara.

“Devisa ini tentu penting untuk neraca perdagangan luar negeri,” lanjut Gung Joni. Jumlah yang tidak banyak- dibanding tamu holiday, menjadikan pengawasan akan lebih efektif, terutama terkait penerapan protocol kesehatan. Selain itu, tamu bisnis biasanya juga sudah punya partner bisnis di Bali. “Mereka (partner bisnis) yang menjadi sponsorship,” ujar Gung Joni.

ALFI sendiri lebih banyak mengirim produk handicraft dan furniture  ke luar negeri. Sebelumnya Ketua DPD Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Bali I Ketut Dharma Siadja, meminta pemerintah memberi kelonggaran tamu bisnis agar bisa datang berbisnis ke Bali. Tujuannya dengan kunjungan tamu bisnis, geliat perekonomian khususnya industri pariwisata agar bangkit. *K17

Komentar