nusabali

184 Orang Jalani Rapid Test di PN Denpasar, Hasilnya 10 Orang Reaktif

  • www.nusabali.com-184-orang-jalani-rapid-test-di-pn-denpasar-hasilnya-10-orang-reaktif

Jika sebelumnya sempat lockdown, maka kali ini PN Denpasar tidak berencana lockdown babak kedua, melainkan hanya isolasi mandiri dan penerapan protokol kesehatan.

DENPASAR, NusaBali.com
Meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Denpasar, menggerakkan Pengadilan Negeri (PN) Denpasar untuk mengadakan rapid test bagi seluruh pegawainya. Sebanyak total 184 orang mengikuti rapid test yang diadakan pada Jumat (11/9) mulai pukul 08.00 hingga sekitar pukul 12.00 Wita.

Tidak hanya pegawai, awak media yang bertugas di areal PN Denpasar juga diperkenankan mengikuti rapid test ini. Rapid test sendiri tidak dikenakan biaya. PN Denpasar bekerja sama dengan pihak Lanud I Gusti Ngurah Rai menyiapkan tes ini setidaknya untuk 200 orang.

Ketua Pengadilan Negeri Denpasar, Dr Sobandi SH MH menyatakan bahwa rapid test ini adalah yang kedua kalinya diadakan di PN Denpasar. Sebelumnya PN Denpasar sendiri pernah melakukan lockdown karena delapan orang pegawainya sempat positif Covid-19 setelah di-rapid dari lima belas orang pegawai yang reaktif.

“Pilihannya OTG (Orang Tanpa Gejala) atau ada gejala. Kalau yang ada gejala rencananya kita langsung swab. Sedangkan yang OTG akan isolasi mandiri,” tutur Sobandi. Ia juga menyatakan tidak akan ada lagi lockdown karena sudah ada protokol kesehatan.


PN Denpasar sendiri beroperasi kembali pada Rabu (2/9) setelah sempat lockdown selama dua minggu. Lockdown itu menyusul 3 hakim dan 2 panitera pengganti dinyatakan positif Covid-19.

Sementara itu Mayor Sus Erwin Dwianto, perwakilan dari Lanud I Gusti Ngurah Rai menambahkan dengan adanya rapid test ini sebagai kepedulian untuk menekan tingkat pertumbuhan Covid-19 untuk aparatur penegak hukum. “Apalagi kemarin sempat kami dengar ada yang reaktif dan positif sampai lockdown. Sehingga jika diperlukan maka nanti akan kami buat rujukan ke Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah,” tambahnya.

Dalam rapid test kali ini terdapat sepuluh orang yang reaktif. “Semua akan kami berikan WFH (Work From Home) atau cuti sakit nantinya,” ujar Sobandi. Meskipun demikian ia menjamin hal itu tidak akan mengganggu pelayanan kepada masyarakat.*cla

Komentar