nusabali

Lonjakan Kasus Didominasi Klaster Upacara

Setelah 19 Hari, Kembali Terjadi Jumlah Pasien Sembuh Lampaui Kasus Baru Corona

  • www.nusabali.com-lonjakan-kasus-didominasi-klaster-upacara

Dalam kurun hampir tiga pekan sejak 23 Agustus 2020, muncul 2.388 kasus baru Covid-19 di Bali, sementara jumlah pasien sembuh mencapai 1.546 orang

DENPASAR, NusaBali

Setelah menunggu 19 hari, jumlah pasien Covid-19 di Bali yang sembuh akhirnya kembali lampaui kasus baru. Per Kamis (10/9), tercatat 115 pasien berhasil sembuh, bersamaan dengan munculnya 111 kasus baru dan 9 orang lagi diumumkan meninggal. Sementara, lonjakan kasus Covid-19 di Bali belakangan ini didominasi klaster upacara dan keluarga.

Berdasarkan data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Bali, Kamis kemarin, 111 kasus baru tersebut semuanya merupakan transmisi lokal (penularan di daerah). Berdasarkan sebarannya, tambahan kasus terbanyak terjadi di Kabupaten Badung mencapai 28 kasus. Disusul kemudian di Kota Denpasar (19 kasus baru), Gianyar (19 kasus baru), Karangasem (15 kasus baru), Tabanan (13 kasus baru), Buleleng (5 kasus baru), Bangli (5 kasus baru), Jembrana (5 kasus baru), dan Klungkung (2 kasus baru).

Ini merpakan hari ke-11 secara beruntun di Bali diterjang ledakan lebih dari 100 kasus baru Corona. Diawali 31 Agustus 2020 saat muncul 129 kasus baru Corona bersamaan dengan 79 pasien sembuh. Pada 1 September 2020, terjadi 160 kasus baru bersamaan dengan sembuhnya 100 pasien sembuh. Selanjutnya, 2 September 2020, muncul 169 kasus baru bersamaan dengan 101 pasien dinyatakan sembuh. Berikutnya, 3 September 2020, kembali muncul 174 kasus baru bersamaan sembuhnya 117 pasien. 


Rekor tertinggi terjadi 4 September 2020, saat muncuil 196 kasus baru bersamaan dengan 81 pasien sembuh. Per 5 September 2020, muncul 165 kasus baru bersamaan dengan 94 pasien sembuh. Kemudian, 6 September 2020 muncul 141 kasus baru Corona, bersamaan dengan 80 pasien sembuh. Sedangkan per 7 September 2020, muncul 173 kasus baru bersamaan dengan 94 pasien sembuh. Selanjutnya, 8 September 2020, muncul 164 kasus baru bersamaan dengan 114 pasien sembuh. Terakhir, 9 September 2020, muncul 174 kasus baru bersamaan dengan 97 paisen sembuh.

Dengan tambahan 111 pasien baru per Kamis kemarin, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali saat ini tembus 6.834 kasus. Berdasarkan klasifikasi penyebarannya, terbanyak merupakan kasus transmisi lokal yakni 6.444 orang atau 94,29 persen dari total 6.834 kasus positif. Sisanya, 297 orang imported case dari PMI yang punya riwayat perjalanan ke luar negeri (4,35 persen), 85 orang imported case dari riwayat perjalanan ke luar daerah Bali (1,24 persen), dan 8 orang WNA (0,12 persen).

Daerah di Bali yang paling parah terpapar Covid-19 masih tetap Denpasar, yakni mencapai 1.928 kasus, yang mana 1.863 orang di antaranya merupakan transmisi lokal. Disusul kemudian Badung dengan 986 kasus positif Corona, Gianyar (766 kasus), Buleleng (714 kasus), Karangasem (641 kasus), Bangli (636 kasus), Klungkung (558 kasus), Tabanan (366 kasus), dan Jembrana pa-ling ‘steril’ (dengan 182 kasus).

Yang menggembirakan, pada hari yang sama, Kamis kemarin, ada 115 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Dari 115 pasien Corona yang sembuh kemarin, 43 orang di antaranya berada di Denpasar. Disusul kemudian di Bangli dengan 16 pasien sembuh, Jembrana (16 pasien sembuh), Badung (13pasien sembuh), Karangasem (12 pasien sembuh), Tabanan (8 pasien sembuh), Gianyar (5 pasien sembuh), dan Klungkung (2 pasien sembuh).

Dengan tambahan 115 pasien sembuh kemarin, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali yang sudah berhasil sembuh kini mencapai 5.437 orang. Ang-ka kesembuhan di Bali kini menjadi 79,56 persen dari total 6.834 kasus positif atau naik 0,40 persen dibanding sehari sebelumnya. Namun, ini masih jauh dari rekor kesembuhan tertinggi di Bali yang mencapai 88,17 persen per 17 Agustus 2020 lalu.

Meski demikian, jumlah pasien Covid-19 yang sembuh kembali bisa melam-paui kasus baru. Ini untuk pertama kali terjadi dalam 19 hari terakhir. Sebelumnya, jumlah pasien sembuh melampaui kasus baru terakhir kali terjadi 23 Agustus 2020 lalu, ketika ada 72 pasien sembuh bersamaan dengan munculnya 67 kasus baru. Setelah itu, selama 18 hari secara beruntun jumlah kasus baru jauh lebih tinggi dibanding pasien sembuh. Dalam kurun hampir tiga pekan terakhir sejak 23 Agustus 2020, muncul 2.388 kasus baru Covid-19 di Bali, sementara jumlah pasien sembuh mencapai 1.546 orang

Sementara, per Kamis kemarin kembali diumumkan ada 9 pasien Covid-19 di Bali meninggal dunia. Mereka tersebar di Bangli (3 orang), Badung (2 orang), Gianyar (2 orang), Karangasem (1 orang), dan Klungkung (1 orang).

Dengan tambahan 9 pasien yang diumumkan meninggal per Kamis kemarin, maka secara keseluruhan kini ada 151 pasien Covid-19 di Bali yang gagal diselamatkan nyawanya. Angka kematian pun bertambah menjadi 2,21 persen dari total 6.837 kasus positif. Mereka terdiri dari 149 orang WNI dan 2 orang WNA. Dari jumlah itu, korban meninggal terbanyak berada di Kota Denpasar mencapai 30 orang, disusul Badung (27 orang), Gianyar (23 orang), Bangli (23 orang), Buleleng (13 orang), Karangasem (13 orang), Tabanan (9 orang), Klungkung (7 orang), dan Jembrana (4 orang).

Sementara itu, Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengatakan lonjakan kasus positif Covid-19 di Bali dalam dua pekan terakhir, sebagian besar dipicu transmisi lokal dari klaster keluarga (rumah tangga) dan klaster upacara adat.

"Kita lihat secara rinci dan cermat apa yang menyebabkan beberapa hari terakhir timbul lonjakan kasus di Bali, kalau kita dengar laporan teman-teman di kabupaten/kota, lebih banyak diakibatkan oleh transmisi lokal rumah tangga dan upacara-upacara adat," papar Cok Ace dilansir Antara di sela menghadiri kegiatan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Bali, di Denpasar, Kamis kemarin.

Menurut Cok Ace, dengan dibukanya kembali tempat-tempat wisata, maka tak sedikit generasi muda yang sebelumnya selama sekian bulan harus berdiam di rumah, kemudian meluapkan kegembiraannya dengan berwisata. "Ini akhirnya timbul penderita yang tanpa gejala. Karena mereka muda-muda, sehat-sehat dan pulang, ini yang menjadi sumber orang tuanya kena, neneknya kena. Karena daya tahan tubuh para orang tua yang sudah lemah, sehingga waktu penyembuhannya relatif lama, risiko kematiannya pun tinggi," tegas Cok Ace.

Cok Ace berencana membicarakan lagi dengan Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, untuk meminimalkan pertemuan-pertemuan di lingkungan desa adat. "Dulu masyarakat kita taat saat ada Maklumat Kapolri (terkait larangan berkerumun, Red). Kapolda, Kapolres dulu semua turun. Sekarang agak longgar, apakah peran desa adat dikembalikan seperti dulu lagi? Kalaupun tidak taat seperti dulu lagi, tetapi mesti disadari bahwa Covid-19 masih ada," papar tokoh pariwisata asal Puri Agung Ubud, Desa/Kecamatan Ubud, Gianyar ini.

Terkait sorotan bahwa Bali prosentase penggunaan ruang perawatan di rumah sakit adalah tertinggi, menurut Cok Ace, hal itu karena antara ruangan yang tersedia dan jumlah pasien yang relatif seimbang. Pemprov Bali juga menjajaki RS swasta agar bisa digunakan sebagai rumah sakit rujukan Covid-19. "Andaikata disiapkan ruang lebih banyak, akan turun nanti prosentasenya," Cok Ace yang juuga mantan Bupati Gianyar 2008-2013. *ind

Komentar