nusabali

Lesu, Penjualan Bulung di Serangan

  • www.nusabali.com-lesu-penjualan-bulung-di-serangan

DENPASAR, NusaBali
Penjualan rumput laut (bulung) oleh nelayan di Serangan, Denpasar Selatan itu terpengaruh akibat kelesuan ekonomi karena pandemi Covid-19.

Pembelian baik oleh warga maupun konsumen mengalami penurunan. Bahkan kadang tidak ada pernjualan sama sekali. Ni Luh Riska,48, seorang warga di Serangan menuturkan kelesuan penjualan bulung yang dikumpulkan nelayan di Serangan. “Sejak ada Corona ini,” ungkapnya, Rabu (9/9).

Beruntung bulung terbilang cukup lama bisa bertahan. Jika sudah diisi pamor (kapur) bisa tahan sampai 14 hari.

Rumput laut boleh dibilang merupakan salah satu mata pencaharian pokok warga Serangan. Nelayan mencari di pagi hari mulai 06.00 sampai  08.00 Wita. Pencarian dilakukan di perairan Pantai Serangan hingga Pantai Sanur. “Suami tiyang (saya) yang mencarinya,” ungkap ibu dua anak ini.

Pemasaran selain jual di tempat juga menjualnya  di Pasar Badung. Bulung juga disebut bulung jukut termasuk jenis kuliner khas. Bulung yang diolah  dicampur dengan  bumbu pedas yang disebut basa kuah pindang, sehingga menjadi olahan spesial.

Menurut Luh Riska, karena  ekonomi lesu akibat pandemi (Corona) itulah berimbas pada menurunnya penjualan bulung. “Kadang  1 kilo pun bisa tak laku,” keluhnya. Karena cukup tahan lama itulah yang dirasakan membantu nelayan. Artinya walau belum laku, namun masih disimpan untuk beberapa waktu, asalkan dengan penanganan yang telaten.

Namun karena cari pekerjaan lain juga sulit, sebagian besar warga pageh (tetap) melakoni pekerjaannya. Bahkan jumlah semakin banyak. Bukan hanya memburu ikan, tetapi mengumpulkan bulung. “Ya agar dapat tukar beras,” ucap Riska. *k17

Komentar