nusabali

Genjot Program Infrastruktur hingga Bangun Pariwisata Berbasis Budaya

Dua Tahun Kepemimpinan Wayan Koster-Cok Ace sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Bali

  • www.nusabali.com-genjot-program-infrastruktur-hingga-bangun-pariwisata-berbasis-budaya

DENPASAR, NusaBali
Dua (2) tahun kepemimpinan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Bali 2018-2023, memang terasa singkat.

Namun, sejak dilantik oleh Presiden Jokowi pada 5 September 2018, pasangan Koster-Ace tidak leha-leha dengan euforia. Mereka langsung tancap gas siapkan dan laksanakan sejumlah program. Selain bidang adat dan budaya, Koster-Ace juga genjot program infrastruktur triliunan rupiah hingga membangun pariwisata berbasis budaya Bali.

Gubernur Wayan Koster mengatakan pihaknya fokus membangun Bali dengan menjaga keseimbangan alam, krama Bali, kebudayaan Bali, mengurangi risiko melalui penerapan manajemen risk (manajemen risiko), dengan mengantisipasi masalah, antisipasi pembangunan yang berdampak negatif, lokal, nasional, dan global. Hal ini ditegaskan Gubernur Koster saat pidato ‘Capaian 2 Tahun Kepemimpinan Koster-Ace’, di Gedung Ksiarnawa, Taman Budaya Denpasar, Sabtu (5/9) pagi.

"Bali era baru diwujudkan dengan menata secara fundamental, komprehensif, dan tantangan baru dalam tatanan kearifan lokal Sad Kertih, Atma Kertih, Segara Kertih, Danu Kertih, Wana Kertih, Jana Kertih, dan Jagad Kertih," jelas Gubernur Koster mengawali pidatonya di hadapan para Bupati/Walikota se-Bali dan tokoh masyarakat pagi itu.

Disebutkan, begitu Koster-Ace dilantik Presiden Jokowi sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Bali, sejumlah program infrastruktur langsung digarap. Apalagi, Gubernur Koster punya kemampuan lobi ke pusat yang sangat kuat, dengan pengalaman selama tiia periode sebagai anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali.

Yang terbaru di bidang infrastruktur adalah penyelesaian pembangunan Shortcut Titik 3-4 dan Titik 5-6 di Jalur Utama Denpasar-Singaraja via Bedugul. Setelah empat titik shortcut tersebut rampung per Desember 2019, dilanjut dengan pembangunan Shortcut Titik 7-8 dan Titik 9-10 di Jalur Utama Denpasar-Singaraja kawasan Kecamatan Sukasada, Buleleng.

Pembangunan infrastruktur jalan yang menjadi pemecah masalah kelak-kelok Jalur Denpasar-Singaraja hingga membuat pengendara tak nyaman dan rawan kecelakaan lalulintas ini diselesaikan dengan anggaran Rp 968 miliar, bersumber dari dana APBN. Sementara pembebasan lahan bersumber dari APBD Provinsi Bali sebesar Rp 193,5 miliar. Yang menggembirakan, pembebasan lahan shortcut bisa diselesaikan nyaris tanpa ada gejolak seperti di daerah lain. “Pemilik lahan merelakan karena semuanya berproses sesuai mekanisme,” terang Koster yang didampingi Wagub Cok Ace.

Menurut Koster, pembangunan infrastruktur tidak hanya dilakukan di Bali Utara dan Bali Selatan saja. Pembangunan infrastruktur juga diarahkan lagi ke Bali Barat dengan membangun Jalan Tol Gilimanuk (Jembrana)-Mengwitani (Badung) sepanjang 95 kilometer, yang prosesnya sedang berjalan melalui investasi swasta.

Selain itu, beberapa proses tahapan pembangunan infrastruktur juga sedang berjalan, seperti pembangunan Jalan Kusumba (Klungkung)-Padangbai (Karangasem), sebagai lanjutan ruas Jalan Bypas Prof Dr IB Mantra Tohpati (Denpasar)-Kusamba. Kemudian, juga proses pembangunan jalur kereta api dari Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban (Kuta)-Sanur (Denpasar Selatan)-Mengwitani (Mengwi, Badung).

Yang monumental, menurut Koster, adalah tahapan pembangunan Pelabuhan Segitiga Emas: Sanur (Denpasar Selatan)-Nusa Penida (Klungkung)-Nusa Ceningan (Klungkung). "Proyek ini menjadi kado buat Bupati Klungkung Pak Nyoman Suwirta," ujar Gubernur Koster disambut tepuk tangan hadirin.

"Proyek ini akan selesai pada 2021, pakai dana APBN Rp 450 miliar. Kita memfasilitasi juga pengembangan Pelabuhan Benoa (Denpasar Selatan) dengan anggaran Rp 6,1 triliun bersumber dari PT Pelindo III. Pelabuhan Benoa akan menjadi Bali Maritime Tourism Hub. Juga masih berlanjut dengan pengembangan fasilitas parkir Terminal Bandara Ngurah Rai," lanjut Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Sedangkan untuk bidang pembangunan energi, juga tidak ketinggalan digarap Koster-Ace. Dengan dukungan berbagai pihak dan penggalangan yang dilakukan melalui jurus lobi ala Koster, kini Bali menyiapkan energi listrik menuju Bali Mandiri Energi dan Energi Bersih. Saat ini, Bali memiliki ketersediaan energi sebesar 1.250 MW, yang bersumber dari tenaga listrik di Bali 850 MW dan luar Bali (Paiton, kabel bawah laut) 400 MW.

Koster menyebutkan, tingkat pertumbuhan listrik di Bali rata-rata 6,5 persen. "Kita menyiapkan pembangkit listrik berbahan bakar gas di Desa Pemaron (Kecamatan Buleleng), di Gilimanuk (Kecamatan Melaya, Jembrana), dan Pesanggaran (Denpasar Selatan). Ini dibangun tahun 2019 sampai 2021," katanya.

Sementara itu, untuk bidang pembangunan pariwisata, Koster-Ace juga bergerak bersama komponen terkait dengan orientasi keberpihakan kepada sumber daya lokal. Apalagi, Wagub Cok Ace adalah tokoh pariwisata yang sudah malang melintang dengan urusan pariwisata.

Strateginya, Pemprov Bali membangun standar penyelenggaraaan pariwisata Bali dengan regulasi berupa Perda, yang bertujuanuntuk memperbaiki tata kelola pariwisata Bali, dengan menyusun portal satu pintu pariwisata Bali. "Kita merancang destinasi wisata baru yang lebih menyeimbangkan perekonomian antar wilayah. Termasuk menyiapkan aplikasi kontribusi wisatawan mancanegara untuk perlindungan lingkungan alam dan budaya Bali," tegas Koster.

Untuk mendukung pariwisata yang lebih ramah lingkungan dengan berbasis budaya lokal dan alam Bali yang lestari, Koster-Ace isi menggenjot kebijakan yang mengarah kepada pelestarian alam dan lingkungan Bali. Misalnya, kebijakan pembatasan timbunan sampah plastik sekali pakai, hingga pengelolaan sampah berbasis sumber. Kebijakan ini melibatkan desa adat dan desa/kelurahan.

Koster juga melanjutkan pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Suwung, Denpasar Selatan. "Bidang pariwisata ini termasuk bidang priroritas dalam Pola Pembangun Semesta Berencana," kata Koster yang selama tiga periode duduk di DPR RI Dapil Bali, selalu masuk Komisi X (yang antara lain membidangi pendidikan, pemuda,m olahraga, adat, budaya, pariwisata, ekonomi kreatif). *nat

Komentar