nusabali

Generasi Muda Indonesia Optimistis terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan

  • www.nusabali.com-generasi-muda-indonesia-optimistis-terhadap-perkembangan-ilmu-pengetahuan-dan-kebudayaan

DENPASAR, NusaBali.com
Good News From Indonesia (GNFI) yang selama ini menyebarkan berita positif tentang Indonesia melalui portal dan media sosial kembali melakukan survei Indeks Optimisme Generasi Muda Indonesia 2020 yang dilaksanakan pada Juli-Agustus 2020.

Survei ini menunjukkan seberapa optimistis generasi muda terhadap masa depan Indonesia pada berbagai sektor kehidupan. 

Secara spesifik, survei ini mengukur bagaimana dampak pandemi Covid-19 yang telah mengubah perilaku, kebiasaan, dan dinamika kehidupan masyarakat. Adapun topik isu yang menjadi fokus yakni sektor Infrastruktur Dasar, Politik dan Hukum, Ekonomi dan Kesejahteraan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan, serta Kehidupan Sosial di Indonesia selama 10 tahun ke depan. Sebelumnya, GNFI pernah melakukan survei yang sama pada 2018.

“Masyarakat Indonesia memiliki beberapa DNA yang bisa membuat bangsa ini semakin dikenal dan maju untuk bersaing dengan bangsa lain di dunia. Apalagi 10 tahun ke depan, di tengah puncak Bonus Demografi, generasi muda inilah yang akan memimpin seluruh sektor pembangunan. Untuk itu kita perlu tahu bagaimana pandangan mereka dan seberapa besar optimisme mereka terhadap negerinya sendiri,” ujar Akhyari Hananto, pendiri dan Pemimpin Redaksi GNFI.


Hasilnya, pada lima sektor kehidupan yang diteliti, responden menyatakan optimisme pada empat sektor, yakni Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan, Infrastruktur Dasar, serta Ekonomi dan Kesejahteraan. Optimisme ini tampak dari perolehan angka net indeks optimisme ≥50 persen. Lalu sektor yang paling dipandang biasa saja oleh generasi muda adalah sektor Kehidupan Sosial. Sementara satu-satunya sektor yang mendapat angka net indeks optimisme di bawah 50 persen adalah Politik dan Hukum. 

Pada Sektor Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan, Generasi Muda Indonesia paling optimis terhadap sektor Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan dengan perolehan angka net indeks 68 persen. Salah satu aspek yang paling dipandang positif menurut adalah perkembangan pariwisata, terutama terkait informasi dan pengenalan tempat-tempat pariwisata yang kini semakin mudah diakses, dan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi. 

“Akses informasi melalui internet, mobile phone, dan media sosial membuat anak muda bisa belajar secara langsung tentang tren. Fenomena yang saya temukan adalah anak muda saat ini sedang bergeliat mencari dan memperkuat identitas kelokalan mereka. Mereka mencari currency, sesuatu yang berasal dari kekhasan kota dan etnis untuk diangkat menjadi sebuah tren global,” kata Muhammad Faisal, pendiri Youthlab Indonesia, yang selama satu dekade telah meneliti generasi muda Indonesia.

Di sisi lain, berkembangnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), industri kreatif, perusahaan rintisan (startup) dan iklim kewirausahaan dipandang positif oleh generasi. Salah satunya karena perkembangan ini juga membuat pilihan lapangan pekerjaan makin beragam. Yang dinilai sebagai pendorong kemajuan ini adalah perkembangan teknologi digital. 


Meski sektor ini mendapat angka Indeks 64 persen, responden masih meragukan kemampuan pemerintah menurunkan angka ketimpangan sosial antara kaya dan miskin di tengah masyarakat. Diketahui, generasi muda lebih mengkhawatirkan aspek ekonomi daripada aspek kesehatan dari pandemi Covid-19. 

Hal yang paling disoroti adalah kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang membuat roda perekonomian bergerak melambat yang dikhawatirkan akan memicu krisis ekonomi. “Wajar jika masyarakat khawatir akan kondisi ini karena pandemi merupakan situasi darurat yang tak pernah terprediksi. Namun, perlu diketahui bahwa hingga akhir 2019 lalu, indeks kepercayaan konsumen masyarakat masih tetap tinggi,” ujar Moekti Prasetiani Soejachmoen, Chief Economist Danareksa Research Institute.

Tingkat kepercayaan konsumen masyarakat yang masih tinggi hingga akhir tahun 2019 lalu dilandasi dengan kepercayaan dan optimisme masyarakat akan ketersediaan lapangan pekerjaan dan tingkat harga yang masih terjaga. “Sejak adanya pandemi, bantuan sosial yang disediakan oleh pemerintah mulai dirasakan oleh masyarakat terutama bagi kelompok masyarakat miskin,” lanjutnya.*cr74

Komentar