nusabali

Galungan, Usaha Hortikultura Tetap Terkapar

  • www.nusabali.com-galungan-usaha-hortikultura-tetap-terkapar

DENPASAR,NusaBali
Sulit ekonomi akibat pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap usaha hortikultura jelang Galungan, Rabu (16/9).

Jika Galungan sebelumnya, 6 bulan lalu usaha hortikultura lancar, kali ini seret. Hal itu diyakini karena pendapatan masyarakat yang menurun imbas pandemi Covid-19.


Ketua Asosiasi Pelaku Usaha Hortikultura Bali I Wayan Sugiartha, mengatakan karena pandemi Covid-19, bisnis horti masih sepi. Galungan juga tidak banyak memberi pengaruh. “Memang masih ada beberapa jenis buah yang dicari warga untuk upacara. Namun jumlah tidak banyak,” ujar Sugiartha, Jumat (4/9). Buah-buahan tersebut di antaranya jeruk, salak dan beberapa buah lokal lainnya. “ Kalau manggis, sudah lewat masa panennya,” lanjut Sugiartha.

Dia memperkirakan paling banyak serapan produk hortikultura sekitar 25 persen dari kondisi normal. Sugiartha mencontohkan dirinya sendiri sebagai pelaku langsung. Biasanya dia mengirimkan 2 ton buah setiap hari ke hotel, supermarket dan konsumen lainnya. Namun sejak pandemi Covid-19 merebak, permintaan langsung drop. Malah sampai tidak ada sama sekali.

Karena itulah walau jelang Hari Raya Galungan, bisnis horti tetap lesu. Kata Sugiartha, pelaku bisnis horti sempat bergembira, ketika pariwisata Bali untuk wisman pada 11 September. Namun harus bersedih lagi, setelah ada kepastian pembukaan Bali  untuk wisman ditunda sampai situasi memungkinkan. “Intinya masih belum ada perubahan untuk bisnis horti,” ujarnya.

Sementara BPS Provinsi Bali mencatat indikasi penurunan bisnis hortikultura terindikasi dari indeks nilai tukar petani subsector hortikultura pada Agustus turun sedalam -2,21 persen. Dari awalnya 92,54 persen pada bulan sebelumnya menjadi  90,50 persen. Penurunan tersebut disebabkan turunnya harga kelompok sayur-sayuran, buah-buahan, kelompok tanaman obat-obatan.  *k17

Komentar