nusabali

Personel Brimob pun Ikut Menyiapkan Makanan

Program ‘SOS Rescue Kitchen’ di Tengah Pandemi

  • www.nusabali.com-personel-brimob-pun-ikut-menyiapkan-makanan

DENPASAR, NusaBali
Scholar of Sustenance (SOS), atau yang juga dikenal dengan nama Yayasan Derma Atas Pangan turut bergerak untuk membantu masyarakat yang membutuhkan pangan di masa pandemi Covid-19.

Sebelumnya, sejak berdirinya di tahun 2017, yayasan ini secara rutin mengumpulkan kelebihan makanan di restoran-restoran bintang lima di Bali untuk disalurkan kepada mereka yang membutuhkan.

Namun dengan situasi Covid-19 yang membuat matinya pariwisata dan tutupnya restoran-restoran ini, maka hilang pulalah donasi makanan ini. Kendati demikian, SOS membuat sejumlah program alternatif untuk tetap melanjutkan misinya. Tiga di antara program-program ini yakni ‘Cook for SOS’ yakni sebuah program bagi para restoran yang memasak secara terpisah untuk kemudian diikutkan dalam donasi SOS, ‘SOS Community Fridge’, yakni penempatan lemari pendingin makanan di 11 titik yang nantinya diisi oleh masyarakat umum yang mendonasikan makanan. 11 titik ini, yakni di Papaya Kuta, Papaya Plaza Renon, Canggu Station, Paule Deluxe, Alive, Home Deli , Cafe Smorgas, Rumah Sanur, Clique, dan Locavore To Go.

“Ini agar masyarakat dapat berbelanja di supermarket dengan sedikit tambahan, dan menaruhnya di lemari pendingin kami. Alasan kenapa kami tidak mengutamakan makanan kaleng dan memberinya ke orang lain, karena kami fokus ke nutrisi. Nutrisi yang bagus, seperti pada susu, telur, tempe, dan bahan lainnya,” jelas Bo H Holmgreen selaku founder dari SOS.

Program yang teranyar, yaitu ‘SOS Rescue Kitchen’ di mana sebanyak 30-40 relawan, mulai dari personel Brimob Polda Bali, anggota restoran dan hotel ternama, serta masyarakat umum, memasak untuk kemudian dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Setiap pagi pada pukul 08.00 Wita, kurang lebih sebanyak tiga anggota Brimob bersama dengan sejumlah relawan lainnya datang ke Rumah Sanur dan membantu program dapur darurat ini, mulai dari memotong sayuran hingga mengemas nasi dan dilanjutkan dengan pembagian nasi, seperti yang terpantau NusaBali pada Kamis (3/9).

Satu hal yang ditegaskan Bo Holmgreen, bahwa program dapur darurat ini secara spesifik ditujukan untuk memasak makanan yang bernutrisi, bahkan menghadirkan menu Wagyu Beef dalam beberapa kesempatan. “Rescue Kitchen adalah tempat kami memasak sekitar 2.500 makanan setiap harinya. Makanan yang bernutrisi, untuk membantu sistem imun tubuh. Dengan virus yang bertebaran, kami fokus pada nutrisi,” ujarnya.

Chef Nicholaas Kimman, salah satu chef yang tergabung di SOS untuk program Rescue Kitchen ini, mengungkapkan bahwa dalam menghadirkan menu-menunya, dirinya selalu memikirkan kandungan gizi dalam masakannya. Seperti masakan tumis kol dan buncis buatannya pada Kamis (3/8). “Biasa pakai kol dan buncis, kol untuk vitamin C, buncis untuk A dan fiber. Telur dan tempe untuk protein,” paparnya dengan Bahasa Indonesia yang fasih.

Adapun distribusi donasi pangan oleh SOS disebarkan di wilayah-wilayah yang membutuhkan. Khusus untuk hari Selasa dan Kamis, selain membagikan makanan, SOS juga membagikan paket-paket kebutuhan seperti sembako. “Di hari Selasa dan Kamis kami membagikan 400 paket makanan, dan 200 paket sembako. Kami sudah mendatangi banyak tempat, seperti Karangasem, Kintamani, dan banyak lagi,” terang Bo Holmgreen. *cr74

Komentar