nusabali

Kunjungan di Taman Nasional Bali Barat Masih Anjlok

  • www.nusabali.com-kunjungan-di-taman-nasional-bali-barat-masih-anjlok

Potensi penerimaan sebesar Rp 500 juta yang bisa diraih pada musim liburan menguap.

SINGARAJA, NusaBali
Setelah sebelumnya ditutup sementara akibat pandemi Covid-19, kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) kembali dibuka untuk kunjungan pariwisata di tatanan kehidupan era baru terhitung sejak 29 Juli lalu. Pembukaan kembali TNBB tahap pertama yang sudah berjalan selama satu bulan tersebut dilakukan evaluasi bersama, Kamis (3/9) di Ruang Rapat Nithi Sabha Kantor Camat Gerokgak, Buleleng.

Dalam evaluasi yang turut dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng serta perwakilan Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Forkopimcam Gerokgak, dan Kapolsek Gerokgak tersebut terungkap, kunjungan wisatawan yang datang ke TNBB selama pembukaan tahap pertama masih anjlok. Bahkan angka kunjungan pun tidak sampai memenuhi pembatasan kuota kunjungan sebesar 30 persen dari sebelumnya.

"Taman Nasional Bali Barat dibuka kembali tanggal 29 Juli lalu untuk kunjungan warga lokal Bali dengan kuota 30 persen. Sejak dibuka kembali jumlah kunjungan, hanya di kisaran 10-20 persen. Setiap hari, rata-rata pengunjung hanya sekitar 60 orang," ungkap Kepala Sub Bagian Tata Usaha TNBB, Gebyar Andyono saat ditemui usai rapat evaluasi.

Seperti yang diketahui, pihak pengelola TNBB melakukan pembatasan kuota hanya 335 pengunjung setiap harinya selama pembukaan tahap pertama. Pembatasan tersebut dilakukan di masing-masing empat pintu masuk. Rinciannya, di pintu masuk Labuan Lalang kuota pengunjung dibatasi hanya 140 orang setiap hari, pintu masuk Tegal Bunder 20 orang setiap hari, pintu masuk Banyumandi sebanyak 120 orang setiap hari, dan pintu masuk Karangsewu dengan kuota 55 orang setiap hari.

Dengan anjloknya kunjungan tersebut diperkirakan ada sekitar Rp 500 juta potensi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bersumber dari taman nasional yang melayang. Pasalnya pada Juli hingga September biasanya menjadi puncak kunjungan wisatawan asing ke taman nasional yang menjadi habitat asli hewan endemik Jalak Bali ini. "Saat puncak libur musim panas selama tiga bulan, pendapatan bisa mencapai Rp 500 juta. Sejak ditutup otomatis menjadi nol," sebutnya.

Sedangkan sejak dibuka kembali hingga saat ini tak banyak pengunjung yang datang berwisata ke TNBB. Pihak pengelola mencatat hanya ada sekitar seribu pengunjung yang datang selama sebulan terakhir. Pengunjung yang datang masih didominasi warga lokal yang berwisata religi. Selain hanya menerima pengunjung warga lokal Bali, pihak pengelola juga hanya menerima pengunjung ekspatriat yang sudah tiga bulan tinggal di Bali. "Saat dibuka kembali hingga saat ini pendapatan hanya di sekitar Rp 20-an juta," ujar Andyono.

Ia menambahkan, selama pembukaan tahap pertama berlangsung satu bulan tersebut tidak ditemukan kendala. Hanya saja pada evaluasi hari ini terkait pendisiplinan protokol harus lebih ditingkatkan. Terlebih angka kasus Covid-19 di Buleleng masih terus mengalami peningkatan akhir-akhir ini. "Terkait pembukaan tahap kedua untuk meningkatkan kuota kunjungan sampai 50 persen masih akan dibahas lebih lanjut sembari melihat perkembangan kasus Covid-19," tandasnya. *cr75

Komentar